‘Universitas Super’ Bakal Hadir Ke Inggris, Hasil Merger Kent-Greenwich



Jakarta

Dunia Pembelajaran tinggi Ke Inggris bersiap Untuk menyambut kelahiran universitas raksasa pertama yang disebut sebagai “super-university”. Wacana ini Akansegera terwujud Melewati penggabungan dua kampus Ke Kota London yang berusia puluhan tahun yaitu University of Kent dan University of Greenwich.

Dikutip Untuk BBC, institusi gabungan tersebut Akansegera mulai beroperasi Di musim gugur 2026 Di nama London and South East University Group. Merger Kent-Greenwich Akansegera menjadi yang terbesar Untuk sejarah Pembelajaran tinggi Inggris, Di total mahasiswa hampir 50 ribu orang. University of Greenwich Di ini Memperoleh Disekitar 30 ribu mahasiswa Di jumlah mahasiswa Asing sebanyak 51 %. Sambil jumlah mahasiswa internasional Ke University of Kent Disekitar 28 %.

Kampus gabungan ini tetap Akansegera beroperasi Ke lokasi yang sudah ada, termasuk Medway, Ke mana kedua universitas telah berbagi fasilitas, seperti perpustakaan. University of Kent Memperoleh kampus utama Ke Canterbury, Sambil Greenwich mengelola dua lokasi lain, yakni Ke Greenwich, tepi Sungai Thames, dan Avery Hill Ke London Tenggara.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak universitas menegaskan penggabungan ini Akansegera menciptakan fondasi keuangan yang lebih kokoh. Dua pimpinan universitas, Prof Georgina Randsley de Moura (Kent) dan Prof Jane Harrington (Greenwich), menolak anggapan merger ini dipicu krisis keuangan akut.

Mereka menekankan “super university” tersebut Akansegera lebih tangguh dan berkelanjutan. Sesudah merger, Prof Harrington Akansegera menjabat sebagai wakil rektor, Sambil Randsley de Moura tetap memimpin Kent secara interim hingga proses rampung.

“Intinya, kami ingin menggabungkan yang terbaik Untuk dua universitas ini dan melihat apa yang bisa kami berikan Untuk Komunitas,” kata Harrington.

Pihak universitas memastikan mahasiswa tidak Akansegera terdampak secara langsung. Proses pendaftaran tetap berjalan normal Ke masing-masing institusi, dan gelar akademik tetap menggunakan nama Kent atau Greenwich. Prof Harrington Justru menjamin seluruh mahasiswa, termasuk angkatan Mutakhir tahun ini, dapat menuntaskan studi tanpa perubahan.

Meski demikian, Permasalahan efisiensi tetap mengemuka. Kedua universitas telah melakukan penghematan belakangan ini, termasuk pengurangan staf Ke Greenwich setara 15 posisi dan penutupan sejumlah Langkah Ke Kent. Beberapa staf mengaku khawatir Di ketidakpastian, terutama mengenai masa Di pekerjaan.

Peneliti muda Jack Davis menilai masih terlalu dini Untuk memahami dampak restrukturisasi. Tetapi, ia melihat Kemungkinan kolaborasi Kajian yang lebih luas. “Jika ada fasilitas tambahan Untuk kampus lain, kolaborasi bisa lebih mudah dilakukan,” katanya.

Lembaga regulator Pembelajaran tinggi, Office for Students (OfS), menyambut positif langkah ini. Mereka menilai model merger dapat menjadi solusi atas tantangan ekonomi yang Di menghantam Pembelajaran tinggi, mengingat Disekitar 40 persen universitas Ke Inggris kini Merasakan defisit keuangan.

Regulator OfS menegaskan Akansegera mengawasi proses ini ketat agar perkuliahan tetap berjalan lancar. “Komunikasi yang efektif Di mahasiswa Akansegera sangat krusial,” kata pernyataan resmi OfS.

Tetapi, serikat pekerja akademik University and College Union (UCU) mengingatkan Akansegera adanya risiko pemangkasan tenaga kerja. Sekretaris Jenderal UCU, Jo Grady, menyebut Wacana ini bukan sekadar penggabungan, melainkan “pengambilalihan” Di Greenwich, mengingat posisi Kent yang disebut berada Ke ambang kebangkrutan.

Ia menilai krisis ini seharusnya bisa dicegah jika pemerintah turun tangan lebih awal. “Alih-alih memberi stabilitas Untuk mahasiswa maupun staf, yang kita lihat justru penanganan krisis Di cara menambal sulam,” ujar Grady.

Gaya Merger Kampus Lebihterus Menguat

Trend Populer merger bukan hal Mutakhir, meski Sebelumnya Itu hanya melibatkan institusi kecil atau spesialis. Tahun lalu, misalnya, lahir City St George’s Untuk penggabungan dua Pada University of London. Tetapi, skala Kent-Greenwich Dikatakan berbeda Sebab keduanya menawarkan beragam Langkah akademik.

Menurut data UCU, Disekitar 5.000 posisi pekerjaan Ke universitas Inggris telah hilang Untuk dua tahun terakhir akibat tekanan keuangan. Alex Stanley Untuk National Union of Students menilai mahasiswa justru menjadi pihak yang paling dirugikan. “Di biaya kuliah yang naik, mahasiswa diminta membayar lebih mahal Untuk layanan yang justru makin berkurang,” ujarnya.

Biaya kuliah mahasiswa lokal Di ini mencapai £9.535 (Rp 210 juta) per tahun. Tetapi, nilai riil yang diterima universitas menurun Sebab Ketidakstabilan Ekonomi. Ke sisi lain, jumlah pendaftar mahasiswa internasional yang membayar lebih tinggi justru turun 16 persen Untuk target. Penyebabnya aturan visa Mutakhir yang melarang membawa anggota keluarga.

Vivienne Stern Untuk asosiasi Universities UK menyebut merger ini sebagai sinyal bahwa kampus-kampus Inggris Di mencari jalan Mutakhir Berusaha Mengatasi krisis. Ia mendesak pemerintah segera hadir Di solusi jangka panjang agar “pengikisan perlahan” keuangan universitas tidak berlanjut.

Pemerintah Inggris sendiri Di menyiapkan skema pendanaan Mutakhir, termasuk kemungkinan Retribusi Negara 6 persen atas pemasukan Untuk mahasiswa internasional. Juru bicara Kementerian Pembelajaran menilai merger Kent-Greenwich membuktikan kolaborasi dapat menjaga mutu Pembelajaran dan Kajian tanpa mengorbankan kepentingan mahasiswa.

(pal/pal)

Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: ‘Universitas Super’ Bakal Hadir Ke Inggris, Hasil Merger Kent-Greenwich