Jakarta –
Microsoft merilis laporan Work Trend Index 2025 yang menyoroti perubahan Gaya Ke dunia kerja. Laporan ini Membeberkan bagaimana kecerdasan buatan atau Ai (AI) telah memaksa perusahaan Bagi Menyesuaikan.
Menurut Microsoft, perubahan Di ini bukan hanya soal Gaya Keahlian, melainkan cara kerja yang berbeda. Mau tidak mau, perusahaan Berencana merespons Gaya agar tetap bisa membuka potensi ekonomi yang lebih luas.
Keahlian seperti AI bukan hanya diadopsi saja, melainkan membutuhkan cara pandang efektivitas kerja yang berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Diperlukan mindset Terbaru yang memadukan kepemimpinan manusia dan Dukungan intelligence on tap, Ke mana wawasan dan kapabilitas manusia didukung sepenuhnya Dari AI,” tulis laporan Microsoft, dikutip Senin (23/6/2025).
Model Perusahaan Terbaru: Manusia Berkolaborasi Didalam AI
Mulanya keberadaan AI bisa membantu sistem Untuk pekerjaan manusia. Kini, perusahaan Didalam berbagai sektor Ke Indonesia Ditengah bergerak cepat menciptakan kolaborasi Antara manusia dan AI.
Work Trend Index 2025 menyebut kolaborasi tersebut mampu membuka jalan Bagi terbentuknya struktur Terbaru Ke perusahaan Didalam alur kerja yang lebih cerdas. Untuk Kontek Sini, seorang pemimpin bisa Memiliki Skuat kerja agen AI.
Model perusahaan semacam itu, disebut Didalam Frontier Firm, yang Berencana menjadi Gaya masa Didepan.
“Frontier Firm bukan hanya perihal model Usaha Terbaru, melainkan Kemungkinan besar Bagi Indonesia Bagi melangkah lebih jauh lagi. Didalam mindset dan Penanaman Modal Asing yang tepat, perusahaan Ke Indonesia dapat memanfaatkan kolaborasi Antara manusia dan AI Bagi menciptakan alur kerja yang benar-benar berbeda, yang lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih berdampak,” ucap Dharma Simorangkir, President Director of Microsoft Indonesia.
“Inilah cara kita membangun Usaha yang berdaya saing Internasional, sekaligus mencerminkan kecerdasan serta ambisi luhur kita, tambahnya.
Banyak Perusahaan Ke Indonesia Setuju Didalam Skuat AI
Untuk laporan yang berjudul “2025: The Year the Frontier Firm is Born”, pakar telah melakukan survei Pada 31.000 orang Ke 31 Bangsa, termasuk Indonesia. Mereka juga menyurvei Gaya ketenagakerjaan dan perekrutan Ke LinkedIn, serta analisis triliunan sinyal produktivitas Microsoft 365.
Hasil laporan mengungkapkan, banyak perusahaan Ditengah berevolusi Didalam struktur hierarki yang tradisional menjadi ekosistem yang lebih leluasa Didalam Dukungan AI. Kolaborasi manusia dan AI Ke Untuk Skuat diprediksi Berencana membuat perusahaan bisa bergerak cepat serta Membahas keputusan Didalam lebih baik.
Menurut survei, 63 persen pemimpin Usaha Ke Indonesia Mengungkapkan mereka perlu Memperbaiki produktivitas. Tetapi 88 persen tenaga kerja, baik karyawan maupun para pemimpin Usaha mengaku kekurangan waktu atau energi Bagi menyelesaikan pekerjaan mereka.
“Bagi mengatasi hal ini, 95 persen pemimpin Usaha Ke Indonesia Mengungkapkan mereka yakin Berencana penggunaan agen AI sebagai anggota Skuat digital pendukung, guna memperluas kapasitas kerja Untuk satu hingga dua tahun Ke Didepan,” tulis laporan survei tersebut.
Hingga Di Ini, Ke Indonesia, sebanyak 59 persen pemimpin Mengungkapkan bahwa perusahaan mereka sudah menggunakan agen AI Bagi mengotomatisasi pekerjaan. Ini artinya, Lebihterus banyak karyawan Ke Indonesia memanfaatkan AI.
Justru, hampir setengahnya (48 persen), Mengungkapkan lebih memilih mengandalkan AI dibandingkan rekan kerja Lantaran AI siap sedia Pada 24 jam penuh. Di Itu, 28 persen karyawan mengaku lebih memilih AI Lantaran Kecepatanakses, Sambil 38 persen lainnya mengarah Ke kemampuan berpikir kreatif AI.
“66% pekerja menganggap AI sebagai teman diskusi, Sambil 33% lainnya menganggapnya lebih Didalam sekedar tools yang suka diperintah,” lanjut laporan Work Trend Index 2025 tersebut.
Prediksi Lima Tahun Ke Didepan: Skuat Ke Perusahaan Berencana Punya Pola Kerja Terbaru
Jika AI sudah berkolaborasi Didalam manusia Untuk Skuat kerja, maka tugas Terbaru Berencana muncul. Untuk lima tahun Ke Didepan, para pemimpin Usaha Ke Indonesia Meramalkan Skuat mereka Berencana mulai menjalankan tugas Terbaru.
Di 48 persen karyawan berharap, AI bisa dimanfaatkan Bagi merancang ulang proses kerja, 63 persen berencana membangun multi-agent systems, Sambil 69 persen Berencana fokus Ke pelatihan, dan 58 persen lainnya Berencana mengelola agen AI secara langsung.
Lantaran Situasi ini, karyawan dan pemimpin perusahaan perlu melakukan pelatihan dan upskilling AI. Tujuannya, agar bisa menjadi Pada penting Untuk Gaya perusahaan masa Didepan Didalam AI.
“Tahun 2025 Berencana dikenang sebagai tahun lahirnya Frontier Firm, ketika para perusahaan bersiap menjalani transformasi digital Ke mana agen AI menjadi Pada penting Untuk Skuat kerja,” tutur Dharma.
“Kita tidak hanya sekadar Menerapkan Keahlian, tetapi juga membuka seluruh potensi yang dimiliki tenaga kerja kita, serta membangun masa Didepan kerja yang lebih inklusif dan inovatif,” pungkasnya.
(faz/nah)
Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Manusia Mulai Berkolaborasi Didalam AI