Jakarta –
“Pembelajaran adalah Ham”, menjadi sebuah ungkapan pembuka menyentuh yang disampaikan Dari ‘FA’, alumnus SMP 1 Purbalingga, Jawa Ditengah (Jateng). FA merupakan ‘anak spesial’.
Ia penyandang Penyandang Disabilitas gangguan mental skizofrenia yang juga menjadi pasien tetap Di Puskesmas Umum Area (RSUD) dr R Goeteng Taroenadibrata, Purbalingga, Jateng. Julukan anak spesial yang disematkan padanya, bukan semata-mata Sebab ia Memperoleh Penyandang Disabilitas.
Tetapi, lantaran FA benar-benar anak spesial. Bagaimana tidak, Mutakhir lulus jenjang SMP, ia sangat mencintai bidang ilmu pengetahuan alam (IPA) tingkat tinggi, yakni mikrobiologi dan virologi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guru pembimbingnya, Yohana Kristianti Justru sampai terheran-heran. Mengingat ia Merasakan materi tersebut ketika menjadi mahasiswa S1 biologi.
“Itu bukunya bu guru dulu kuliah S1 biologi, dasar-dasar mikrobiologi itu dipakai mahasiswa S1, kenapa kamu baca-baca yang kaya gitu? suka?,” tanya Yohana Di FA kala dikunjungi detikEdu Melewati Kegiatan Press Tour Kemendikdasmen, Di SMPN 1 Purbalingga Jateng, Jumat (13/6/2025) ditulis Selasa (17/6/2025).
FA menjawab Yohana Didalam senang sembari mengangguk. Menurutnya, berbagai materi Di mikrobiologi dan virologi membuatnya Menyambut ilmu Mutakhir setiap waktu.
“Walaupun ingatanku nggak sebagus yang lain, daya ingat dan daya ilmu memproses (terus diasah),” kata FA.
Ingin Karena Itu Ilmuwan
Berangkat Di latar Dibelakang dan kecintaannya Di bidang mikrobiologi dan virologi, FA mengaku ingin menjadi ilmuwan ataupun psikiater. Ia mengatakannya Didalam lantang dan spesifik bila dirinya ingin bekerja Di PT Pindad.
Di masa Didepan, FA menjelaskan ingin membuat senjata biologi kimia. Kepada peserta Press Tour Kemendikdasmen, ia menjelaskan sangat suka bidang mikrobiologi Sebab hubungannya Didalam virologi.
Yohana menjelaskan, virologi adalah cabang biologi yang khusus belajar tentang Patogen. Lantaran sudah mempelajari sangat Di, FA Justru mengetahui bila Patogen bisa digunakan sebagai senjata Di masa Didepan.
Didalam jelas dan lugas, FA menjelaskan perbedaan senjata biologi dan senjata kimia. Penjelasan itu Justru membuat detikEdu sangat terkesan.
“Senjata kimia rata-rata menggunakan gas dan senjata biologi menggunakan patogen. Kalau senjata kimia itu rata-rata penyebarannya lewat udara, kalau senjata biologi Sebab terlibatnya patogen Akansegera membuat wabah,” beber FA.
Ketika ditanya bagaimana cara penyebaran yang Akansegera dipilihnya, FA memilih menggunakan hewan seperti hamster. Ia tidak memilih rudal,lantaran menurutnya pembuat alat tersebut bisa ditemukan secara forensik.
Jawaban tersebut membuat setiap sosok yang ada Di ruangan Perpustakaan SMPN 1 Purbalingga itu terdiam.
Akses Terbatas
Mengenai kemampuan ini Yohana mengaku dirinya bersama rekan-rekan guru, terutama pendamping FA Sebelum kelas 7 SD yakni Subur terus Melakukanupaya yang terbaik. Termasuk menambah ilmu pengetahuan, Supaya bisa Menyediakan jawaban yang sesuai dan tidak menyesatkan.
Terkadang Yohana merasa sedih, Sebab pertanyaan tingkat tinggi yang disampaikan FA terkadang tak bisa ia jawab. Menurutnya, FA perlu bertemu atau Menyambut perhatian lebih Sebagai menyalurkan bakatnya.
“Sebab memang Sebagai bidang yang sangat dia sukai, pertanyaanya itu high level. Sebenarnya kami itu justru sedihnya enggak bisa ngapa-ngapain,” ungkap guru IPA sekaligus Wakil Kepala Sekolah SMPN 1 Purbalingga itu.
“Dia minatnya ada Di situ, tapi kami tidak bisa support supaya benar-benar. Dia itu brilliant interest memang Di situ,” sambungnya.
Di bersekolah, FA belum pernah bertemu Didalam ahli Sebab keterbatasan akses Sebagai berkunjung Hingga PT Pindad atau ahli mikrobiologi. Ia berharap Hingga Didepan akses terbuka, Sebab ia yakin Didalam kemampuan FA Di masa Didepan.
Bersekolah Di Lingkungan yang Mendukung
Yohana tidak bisa memungkiri, Memperoleh murid Penyandang Disabilitas Di sekolah reguler mendatangkan tantangan tersendiri. Kendati demikian, ia tidak menolak kehadiran FA.
Sebelum awal kehadiran FA, ia menerapkan dua prinsip. Kedua prinsip tersebut adalah selalu belajar hal Mutakhir dan melihat murid seperti anaknya sendiri.
“Apa pun keadaannya, dia itu selalu ingin diterima. Di lingkungan manapun pasti kebutuhan utamanya adalah diterima. Ini yang kita upayakan Di sekolah Sebagai bisa diterima,” tegasnya.
Lantaran kondisinya, FA diharuskan meminum Terapi setiap hari, yang membuatnya kerap tak bisa tidur atau Justru tidur terlalu lama. Keadaan ini juga dimaklumi sekolah.
“Yang penting berangkat,” ungkap FA yang juga dibenarkan Yohana.
Para guru pembimbing FA sudah sangat hafal keadaan ia Di sekolah. Mereka sebisa Mungkin Saja menjaga mood atau perasaan FA agar penyakitnya tidak mengarah Sebagai menyakiti diri sendiri.
FA mengaku, dirinya kerap Merasakan halusinasi berbagai kejadian. Halusinasi itu berujung Didalam kejadian mengkhawatirkan yakni menyakiti diri sendiri hingga perlu dilarikan Hingga Unit Gawat Darurat (UGD).
“Halusinasinya random, tapi kemarin aku ngobrol, sama orang yang gak aku kenal. Sampai sekarang enggak tahu nama aslinya,” ungkapnya.
Sebagai itu, pihak sekolah juga tidak main-main Di Menyediakan pelayanan kepada FA. Kepala Sekolah SMPN 1 Purbalingga, Eni Rundiati, memperbaiki layanan Pembelajaran tiap guru Didalam membekalinya pelatihan khusus.
Didalam Langkah Tersebut, guru mata pelajaran (mapel) Di sekolahnya mampu menjalankan pembelajaran sesuai Didalam kebutuhan murid tersebut.
“Kami lakukan juga in house training (pelatihan Di sekolah) Didalam Menampilkan psikiater, juga psikolog. Kami sering undang Hingga sini, agar Bapak-Ibu guru bisa Menyediakan layanan kepada peserta didik Didalam berbagai ragam karakteristik, kebutuhan, dan Kemakmuran Anak,” kata dia.
Tidak hanya guru, murid-murid lain juga dibangun sikap empatinya. Hasilnya baik, lantaran teman-teman FA menurut Yohana sangat suportif, Justru FA selalu diingatkan Yang Terkait Didalam tugas ataupun meminum Terapi.
Bukan akademik, Yohana menyebut tujuan akhir pembelajaran FA Di SMPN 1 Purbalingga adalah pembentukan karakter. Ia menjelaskan karakter anak didiknya ini sangat sopan, baik, dan ramah, Supaya tidak ada masalah.
Di bidang akademik, seluruh capaian pembelajaran FA disesuaikan Didalam kondisinya. Sekali lagi, ia mengatakan FA adalah anak yang cerdas, terlebih bila berkaitan Didalam memori jangka pendek.
Didalam Langkah Tersebut, selamat belajar guru mata pelajaran, teman-teman, dan pembimbing yakni dirinya dan Subur bertugas Sebagai terus mengingatkannya. Di berbagai proses pembelajaran yang ada, FA juga dinyatakan tidak masalah dan berhasil lulus Di SMPN 1 Purbalingga.
Hingga Didepan, FA siap melanjutkan Pembelajaran Hingga SMAN 1 Purbalingga. Ia telah berhasil diterima Melewati jalur afirmasi Penyandang Disabilitas.
Menghadap FA, Yohana mendoakan setiap langkah anak didiknya itu. Ia berharap, FA bisa Menyambut kesempatan yang sama Di masa Didepan.
“Selalu Di doa kami, kamu pun juga Akansegera Merasakan kesempatan yang sama seperti temen-temenmu yang lain. Bisa mandiri, bisa hidup Sebagai kehidupanmu Hingga Didepan,” tutur Yohana terharu.
Yohana juga meminta maaf bila ia kemampuannya masih terbatas Sebagai menyalurkan bakat FA. FA pun menjawab tidak apa, Sebab menurutnya, ilmu yang diberikan guru-gurunya sangat bermanfaat dan Akansegera ia anggap sebagai pahala yang terus Datang.
“Gapapa, guru-guru itu, pahalanya (menjadi amal) jariyah dan Datang selamanya,” tandas FA.
(det/faz)
Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Jatuh Cinta Di Ilmu IPA Tingkat Tinggi, FA ‘Si Anak Spesial’ Ingin Karena Itu Ilmuwan