Jakarta –
Tren homeschooling alias sekolah Di Rumah Meresahkan Di London, Inggris. Alasannya beragam mulai Untuk menghindari bullying hingga berkebutuhan khusus.
Menurut data Untuk Departemen Pembelajaran Inggris, ada peningkatan homeschooling Di Daerah London Untuk 9.540 Di tahun 2022-2023 menjadi 11.780 Di tahun 2024-2025, demikian dilansir Untuk BBC, Senin (12/5/2025), ditulis Jumat (16/5/2025).
Peningkatan terbesar terlihat Di Tower Hamlets, Bersama peningkatan 63% Untuk 240 menjadi 390. Bexley menyusul Bersama peningkatan 58%, Untuk 260 anak menjadi 410, Sesudah Itu disusul Barking dan Dagenham, Untuk 350 menjadi 550, naik 57%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan Homeschooling Di Inggris
Ditarik Sebagai tingkat Inggris, Di akhir 2024, berikut alasan Sebagai homeschooling:
- Life Style, pilihan filosofis atau preferensial atau Sebagai menjauh Untuk Pembelajaran berbasis ujian (23%)
- Ketidakpuasan Di sekolah, termasuk kurangnya Dukungan Sebagai kebutuhan Pembelajaran khusus dan Penyandang Disabilitas serta perundungan Di sekolah (13%)
- Kesejajaran mental anak (14%)
“Untuk sebagian besar Peristiwa Pidana, anak-anak dapat berprestasi dan berkembang paling baik Di sekolah; tetapi kami mendukung hak orang tua Sebagai mendidik Di Rumah ketika Pembelajaran tersebut sesuai, dan itu Untuk kepentingan terbaik anak. Kami ingin anak-anak Memiliki Potensi hidup terbaik, apa pun lingkungan pendidikannya,” demikian dikatakan juru bicara Departemen Pembelajaran Inggris.
Pengakuan Siswa Homeschooling London
Addison (12) adalah salah satu siswa yang tadinya menjalani Pembelajaran sekolah reguler Tetapi memutuskan Sebagai homeschooling. Homeschooling menurutnya solusi positif Untuk murid yang kesulitan Di sekolah.
“Saya tidak Mungkin Saja berpikir bahwa Pembelajaran Di Rumah adalah masalah. Ada banyak alasan Sebagai mendidik anak Di Rumah. Bisa Dari Sebab Itu Lantaran kamu putus sekolah Lantaran dirundung, atau sekolah tidak mendukungmu, atau Lantaran Memiliki kebutuhan Pembelajaran khusus,” demikian pengakuan Addison.
Pengakuan lain datang Untuk Ben (13), yang Pada masa sekolahnya dihabiskan Bersama homeschooling tanpa pernah merasakan sekolah reguler Di umumnya.
“Di dasarnya saya mengerjakan semua mata pelajaran sekolah tetapi saya suka mengerjakannya Bersama cara saya sendiri,” kata Ben.
Ben merasakan bahwa homeschooling memberinya kebebasan Sebagai memutuskan apa yang ingin dia lakukan.
“Untuk bahasa Inggris, saya sekarang Untuk memikirkan teks yang ingin saya buat Sebagai ujian GCSE (General Certificate of Secondary Education/ujian akhir SMP) saya,”
Berdasarkan Undang-Undang Pembelajaran Inggris, orang tua dan wali yang Memberi homeschooling dapat mengikuti kurikulum nasional, tetapi mereka tidak harus melakukannya.
Orang tua Memiliki tanggung jawab Sebagai memastikan Pembelajaran yang mereka berikan sesuai Bersama usia, kemampuan, dan kebutuhan Pembelajaran khusus anak yang Mungkin Saja mereka miliki. Di ini tidak ada persyaratan hukum Untuk orang tua Sebagai memberi tahu pemerintah Lokasi jika mereka Memberi Pembelajaran Di Rumah.
Inggris Bikin RUU yang Data Anak Tak Bersekolah
Bersama meningkatnya Trend Populer homeschooling, Inggris pun berencana membuat undang-undang yang Berencana mendata anak-anak tak bersekolah. Perundang-Undangan itu sudah Untuk bentuk Rancangan Perundang-Undangan Keadaan Anak dan Sekolah yang Di ini Untuk dibahas Di Dewan.
RUU tersebut berencana Sebagai memasukkan daftar Anak Tidak Bersekolah, Supaya pemerintah Lokasi dapat mengidentifikasi semua anak yang tidak bersekolah Di Lokasi mereka dan memastikan bahwa semua anak Merasakan Pembelajaran yang layak.
Elemen RUU tersebut juga mencakup Syarat tentang perlindungan dan Keadaan anak, Dukungan Sebagai anak yang dirawat atau yang meninggalkan Perawatan Medis, dan regulasi lembaga Pembelajaran independen.
“Agar tidak ada anak yang terabaikan, kami telah mengonfirmasi Ide Sebagai Mengeluarkan daftar Anak Tidak Bersekolah yang sah Untuk RUU Keadaan Anak kami yang Berencana membantu memastikan setiap anak yang tidak bersekolah teridentifikasi, dan bahwa mereka yang tidak aman atau tidak Merasakan Pembelajaran yang sesuai dapat didukung,” demikian dikatakan juru bicara Departemen Pembelajaran Inggris.
(nwk/pal)
Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Hindari Bullying sampai Berkebutuhan Khusus