Viral Seleb Nikah Hingga Usia Muda, Pakar Kesejaganan Jiwa Ungkap Bahayanya

Media sosial dihebohkan Bersama pernikahan Hingga bawah umur yang dilakukan selebriti muda. Hingga Ditengah pro dan kontra, Pakar Kesejaganan Jiwa Untuk Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya Memberi pendapatnya.

UswatunHasanah selaku Pakar Kesejaganan Jiwa UM Surabaya menegaskan jika pernikahan dini tidak boleh dilakukan. Larangan ini Sebab pernikahan dini dapat mengganggu perkembangan biologis dan psikologis individu yang terlibat.

Untuk sudut pandang perkembangan biologis, individu yang menikah Hingga usia muda belum sepenuhnya mencapai kematangan fisik dan hormonal. Pernikahan yang terlalu dini justru Berpeluang menyebabkan komplikasi Kesejaganan, seperti masalah Ke kehamilan dan persalinan.

“Hal ini terjadi Sebab organ reproduksi perempuan belum matang dan belum siap Sebagai Merasakan proses kehamilan dan persalinan. Masalah Kesejaganan ini sangat rentan dialami Bersama perempuan yang menikah Sebelumnya usia 18 tahun,”ujar Uswatun Ke laman UM Surabaya Senin (14/10/2024).

Remaja yang Nikah Dini Lebih Rentan Depresi

Terlepas Untuk aspek fisik dan biologis, Uswatun mengungkapkan jika ada aspek psikologis yang tidak bisa diabaikan. Pernikahan dini dapat menyebabkan dampak negatif yang signifikan Ke Kesejaganan mental individu.

Menurutnya, remaja yang terpaksa atau dinikahkan Hingga usia dini sering kali Merasakan Tekanan, kecemasan, dan depresi akibat tekanan Sebagai memenuhi peran sebagai pasangan dan orang tua Hingga usia yang sangat muda. Jika melihat Untuk tahap perkembangan remaja yang masih mencari identitas diri, pasangan usia dini tidak Memperoleh kemampuan adaptasi Untuk Berusaha Mengatasi peran Terbaru sebagai suami maupun istri.

“Agar dampaknya, terdapat tugas perkembangan yang tidak diselesaikan dan Akansegera berdampak Ke kebingungan identitas dan kebingungan peran,” tegasnya.

Pasangan yang Menikah Dini Memperoleh Tingkat Belajar Lebih Rendah

Uswatun menambahkan jika mereka yang menikah dini cenderung Memperoleh tingkat Belajar yang lebih rendah dan kurang Memperoleh Kekuatan sosial yang memadai. Menurut studi yang ia baca, hal ini berkontribusi Ke ketidakberdayaan ekonomi dan Memperbaiki risiko Kekejaman Untuk Rumah tangga.

“Hal ini menciptakan lingkungan yang tidak mendukung Sebagai Perkembangan psikologis yang sehat dan menghambat Pembaruan identitas diri yang positif,” pungkasnya.

(nir/nwy)