Jakarta –
Memasuki masa penerimaan mahasiswa Terbaru Di berbagai perguruan tinggi, siswa perlu memastikan pilihan Langkah studi (prodi) sudah sesuai Di minat dan bakat. Jangan sampai ikut-ikutan teman atau kena fear of missing out (FOMO) yang banyak memilih jurusan tertentu.
Guru pendamping peminatan luar negeri SMA Pradita Dirgantara, Isnaini Rohayati menuturkan banyaknya minat, bakat, dan pilihan yang ditawarkan bisa Dari Sebab Itu membuat siswa kebingungan memilih prodi kuliah. Peran guru pendamping atau bimbingan konseling (BK) Untuk Kontek Sini penting Untuk bantu siswa menavigasi pilihan prodi dan perguruan tinggi Untuk masa depannya.
“Kita juga ngasih insight dan masukan tentang concern yang kayak tadi, misalnya Di situasi globalnya lagi ada kayak gini nih, gimana kamu yakin mau Ke sana (kampus tertentu), terus concern keluarga seperti apa. Lalu kita betul-betul tanyakan, Sebab kan kuliah ini tidak hanya berhenti Pada 3-4 tahun kuliah saja, tapi betul-betul pintu gerbangnya anak-anak Untuk nanti sampai Ke karir mereka dan seterusnya. Dari Sebab Itu kita pastikan betul-betul bahwa major atau jurusan yang anak-anak ambil itu sesuai Di apa yang memang mereka impikan,” jelas Isna Di detikEdu, ditulis Kamis (24/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Jangan sampai nanti, ‘Ah FOMO nih, teman-temanku banyak yang Ke engineering, Ke Metode, terus aku mau Ke sana (juga). Ternyata itu tidak datang Untuk hati yang paling Untuk mereka. Nah nanti kan Di Di (bisa) ada bermasalah. Dari Sebab Itu mostly, anak-anak datang itu biasanya curhatnya Ke situ, sambil kita memastikan apakah itu betul-betul yang mereka ingin atau tidak,” imbuhnya.
Tips Pilih Prodi Kuliah
Agar terhindar Untuk FOMO dan kuliah sesuai minat dan bakat, berikut sejumlah tips memilih prodi perguruan tinggi Untuk Isna yang bisa siswa coba. Yuk simak!
Cek Minat dan Bakat
Siswa dapat melakukan tes minat dan bakat Di awal jenjang SMA/sederajat Di kelas 10 dan sekali lagi Di awal kelas 12. Berdasarkan data minat dan bakat para siswa, guru dapat bantu anak melihat arah spektrum minatnya.
“Crucial time ya itu. Di awal masuk sekolah, Di mereka bersekolah Di sini, ada pengetahuan yang Terbaru masuk. Sesudah Itu Mungkin Saja dia membaca sesuatu atau ada inspirasi atau apa pun, Supaya Di rentang waktu 2 tahun itu memungkinkan sekali adanya perubahan preferensi anak-anak. Kita perlu memvalidasi data itu, apakah ada perubahan atau tidak, Supaya Di awal kelas 3 Sebelumnya anak-anak memutuskan, ‘Oh, aku minatnya Di sini nih, kita betul-betul berjalan based on data,” terangnya.
Pertimbangkan Portofolio Semasa SMA
Pertimbangkan bidang ilmu yang ditekuni semasa SMA/sederajat berdasarkan rekam jejak atau portofolio siswa. Untuk Kontek Sini, portofolio dapat berupa nilai siswa, prestasi akademik, dan prestasi nonakademik, serta proyek sosial atau sains, pengabdian Di Kelompok, dan kegiatan kepemimpinan dan ekstrakurikuler. Di tahap ini, guru dapat bantu siswa mengecek kembali bidang yang semula diminati anak beserta pergeserannya, jika ada.
“Anak-anak (SMA PD) itu biasanya Di awal Pada mereka kelas 3 (12) ada sesi Di classroom teacher atau Di BK. Mereka Berencana ditanya, kamu tuh mau Ke mana (arah bidang yang ditekuni). Nah, kita bisa melihat ini anak misalnya Untuk awal pengennya Ke computer science.Tiba-tiba pas Di Di, pas mau mendaftar, dia ngomong pengen Ke engineering. Nah, kita perlu konfirmasi dulu apakah anak-anak ini yakin mau Ke engineering,” ucapnya.
“Kita dengarkan dulu beneran kayak gitu atau enggak atau hanya sekedar coba-coba. Kalau sekedar coba-coba kayaknya enggak (jangan), Sebab Pada mereka menyiapkan Untuk bisa akhirnya Merasakan LoA (Letter of Acceptance) dan lain sebagainya, itu persyaratannya luar biasa banyak dan kompleks. Dari Sebab Itu, jangan deh main-main, jangan FOMO-FOMO, terus nanti malah wasting time mengorbankan hal lain,” sarannya.
Pertimbangkan Wacana Karier
Cek kembali Wacana karier agar siswa memilih prodi sesuai passion dan skill-nya Di bidang tersebut. Langkah ini juga dapat dilakukan Pada siswa yang Memiliki kemampuan Di bidang sains, Ilmu Pengetahuan, Metode, dan matematika (STEM) hendak memilih prodi non-STEM.
“Biar bagaimanapun, portfolio itu kan Menunjukkan passion-nya dia, skill-nya dia. Dari Sebab Itu, ketika itu nanti nggak mendukung, portfolio-nya Di ini non-STEM tapi dia mau join STEM, atau Sebagai Alternatif,khawatirnya nanti Di Di malah, ‘Oh ternyata dia salah nih, harusnya Ke STEM, kok malah non-STEM dan Sebagai Alternatif.(Tapi ini pakai) personal approach (pendekatan personal) Ke anaknya,” jelasnya.
Bagaimana Menyiapkan Anak Memilih Bidang Ilmu yang Ingin Ditekuni?
Agar siswa tidak berkecil hati Sebab ingin kuliah STEM tetapi kemampuannya Di bidang non-STEM, Isna menyarankan agar pihak sekolah membantu anak mengenal bidang ilmu yang diminatinya Sebelum dini.
“Nggak tiba-tiba mulai Di kelas tiga, misalnya ini udah kelas tiga, waktunya pendaftaran, waktunya mau UTBK, Terbaru ada tes minat dan bakat, nggak,” ucapnya.
Ia mencontohkan, Sesudah tahu minat dan bakat, siswa dapat ikut proyek sains atau proyek kolaborasi Di sekolah. Penentuan judul hingga jalannya proyek dipandu guru. Di proyek ini, siswa bisa mengenali minatnya lebih jauh. Siswa juga dapat ikut kegiatan Regu atau ekstrakurikuler Untuk menelusuri minat dan bakatnya.
Isna menuturkan, peran guru BK Untuk Kontek Sini hadir Untuk kebutuhan konsultasi anak Yang Berhubungan Di minatnya. Begitu juga Di guru kelas.
“Dan penyiapan Sebelum awal itu tadi, itu penting Untuk diketahui Dari orang tua. Dan Mungkin Saja juga guru Di sekolah lain,” ucapnya.
(twu/nwk)
Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Tips Pilih Jurusan Kuliah Untuk Guru SMA Pradita Dirgantara, Anti FOMO!