Jakarta –
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang populer. Puisi dinilai Memperoleh keindahan tersendiri lewat bahasa yang digunakan. Malahan, puisi juga dapat menggambarkan perasaan dan emosi penulisnya.
Puisi sendiri terbagi Hingga Untuk beberapa jenis. Menulis puisi juga tak bisa sembarangan Sebab terdapat struktur penulisan yang baik dan benar, Supaya bisa menghasilkan puisi indah serta mengagumkan.
Lantas, apa yang dimaksud Didalam puisi? Lalu apa saja jenis-jenis puisi? Simak pembahasannya secara lengkap Untuk artikel ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Puisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat Didalam irama, matra, serta penyusunan larik dan bait.
Puisi juga bisa diartikan sebagai gubahan Untuk bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat, Supaya mempertajam kesadaran orang Akansegera Penghayatan hidup dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.
Sejumlah ahli memaparkan pendapatnya masing-masing mengenai pengertian puisi. Untuk Bacaan Sastra Indonesia Didalam Regu Sastra Cemerlang, menurut seorang ahli bernama Sumardi, puisi adalah karya sastra Didalam bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama Didalam bunyi padu dan pemilihan kata yang imajinatif.
Sedangkan menurut James Reeves, seorang ahli penulis asal Inggris yang terkenal Sebab puisi, drama, dan karya sastranya, puisi diartikan sebagai ekspresi bahasa yang kaya dan penuh Didalam daya pikat.
Jenis-jenis Puisi
Puisi terbagi menjadi dua jenis, yakni puisi lama dan puisi modern. Apa perbedaannya? Simak penjelasannya Di bawah ini.
1. Puisi Lama
Puisi lama masih menggunakan aturan penulisan sebagai berikut:
- Jumlah kata Untuk 1 baris
- Jumlah baris Untuk 1 bait
- Persajakan (rima)
- Banyak suku kata Di setiap baris
- Irama.
Puisi lama juga Memperoleh sejumlah ciri-ciri seperti:
- Tidak diketahui nama pengarangnya
- Merupakan sastra lisan Sebab disampaikan Didalam mulut Hingga mulut
- Sangat terikat Akansegera aturan-aturan, seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata ataupun rima.
Puisi lama terbagi lagi Hingga Untuk beberapa jenis, yakni pantun, syair, talibun, dan gurindam. Berikut masing-masing penjelasannya:
a. Pantun
Jenis puisi lama yang bersajak a b a b. Pantun Memperoleh empat baris, dua baris sampiran dan dua baris isi.
b. Talibun
Puisi ini terdiri Didalam sampiran dan isi lebih Didalam empat baris. Jumlah baris Di talibun selalu genap, contohnya dua baris sampir dan dua baris isi.
c. Syair
Syair Memperoleh empat bait dan bersajak a a a a serta isinya mengisahkan suatu hal.
d. Gurindam
Jenis puisi ini terdiri Didalam dua baris dan berirama sama. Isi baris pertama adalah sebab, sedangkan baris kedua menjelaskan akibat.
2. Puisi Modern
Berbanding Sebagai Gantinya, puisi modern tidak terikat lagi Didalam aturan dan bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik Didalam segi jumlah baris, suku kata, ataupun rima.
- Puisi modern Memperoleh beberapa ciri-ciri sebagai berikut:
- Mempunyai bentuk yang rapi dan simetris
- Persajakan akhir yang teratur
- Menggunakan pola sajak pantun dan syair Walaupun Didalam pola yang lain
- Umumnya puisi 4 seuntai
- Setiap baris atasnya sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
- Setiap gatranya terdiri Didalam dua kata dan 4-5 suku kata.
Puisi modern juga terbagi lagi Hingga Untuk berbagai jenis, mulai Didalam puisi naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif. Berikut penjelasannya:
a. Puisi Naratif
Puisi ini digunakan Bagi menyampaikan suatu cerita. Puisi naratif dibedakan menjadi tiga yaitu epic, romansa, dan balada.
b. Puisi Lirik
Jenis puisi modern ini digunakan Bagi mengungkapkan gagasan penyair.
c. Puisi Deskriptif
Puisi deskriptif dipakai Bagi mengemukakan pendapat serta kesan penyair.
Contoh Puisi
Setelahnya memahami pengertian, jenis-jenis, hingga struktur penulisannya, simak beberapa contoh puisi Di bawah ini yang dikutip Didalam catatan detikEdu:
1. Pesan Alam
Karya: Haidi S
Bencana ini mengajarkan kita
Bagaimana rasanya terpenjara
Di tempat yang disebut Tempattinggal
Yang perlahan membuat
Mungkin Saja kita harus ingat
Pada perilaku kita menjerat
Penghuni laut udara dan darat
Akal dan nurani nyatanya tak saling terikat
Tuhan Lewat alam menyampaikan pesan penuh Ilham
Membiarkannya geram sebab dosa tak terpendam
2. Guruku
Karya: Erna Hariza Maftuhah
Engkau membimbingku
Engkau mendidikku
Engkau adalah pelita
Yang menerangi kegelapan
Jasamu begitu besar
Mencerdaskan putra putri bangsa
Terima kasih guruku
Kaulah pahlawan tanpa tanda jasa
3. Surat Cinta
Karya: Goenawan Mohamad
Bukankah surat cinta ini ditulis
ditulis Hingga arah siapa saja
Seperti hujan yang jatuh ritmis
menyentuh arah siapa saja
Bukankah surat cinta ini berkisah
berkisah melintas lembar bumi yang fana
Seperti misalnya gurun yang lelah
dilepas embun dan cahaya.
4. Hujan Bulan Juni
Karya: Sapardi Djoko Damono
Tak ada yang lebih tabah
Didalam hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon yang berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Didalam hujan bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu Di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Didalam hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu
5. Yang Fana Adalah Waktu
Karya: Sapardi Djoko Damono
Kita abadi memungut detik Bagi detik
merangkainya seperti bunga
sampai Di suatu hari
kita lupa Bagi apa
“Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?” tanyamu
Kita abadi
Itulah penjelasan mengenai pengertian puisi beserta jenis-jenis dan contohnya. Semoga membantu detikers!
(ilf/fds)
Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Puisi: Pengertian, Jenis-jenis, dan Contohnya