Jakarta –
Tidur menjadi sesuatu hal yang membingungkan Untuk para ilmuwan. Untuk manusia, tidur Hingga malam hari memungkinkan sel-sel tubuh beregenerasi menggantikan Pada yang rusak.
Meski dilakukan setiap malam atau siang, beberapa orang Merasakan kesulitan tidur ketika berada Hingga tempat Mutakhir. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Untuk sebuah studi yang terbit tahun 2016 Untuk jurnal Current Biologi. Para ilmuwan Hingga Universitas Brown menjelaskan penyebab sulit tidur Hingga tempat Mutakhir Di malam pertama Sebab otak kita waspada atau kewaspadaan konstan.
Tidak hanya manusia, kewaspadaan konstan ini juga terjadi Di hewan. Bagaimana Bisa Jadi? Begini penjelasannya dikutip Untuk Mental Floss.
Praktik Tidur Gelombang Lambat
Walaupun tidur menjadi hal yang dibutuhkan manusia, ilmuwan masih bingung mengapa hewan melakukannya. Jika itu Untuk bertahan hidup, Akansegera sangat merepotkan Untuk seekor hewan Untuk tidak terjaga Untuk beberapa jam setiap hari.
Akan Tetapi alih-alih berevolusi Untuk hidup tanpa istirahat, beberapa hewan Membuat kemampuan Yang Terkait Bersama tidur. Contohnya lumba-lumba hidung botol, singa laut, hingga paus beluga mampu tidur Bersama satu mata terbuka.
Proses ini dikenal sebagai praktik tidur gelombang lambat unihemispheric atau unihemispheric slow-wave sleep (USWS). Praktik ini memungkinkan hanya separuh otak yang tidur Di satu waktu.
Bukan hanya Di hewan laut, hal serupa terjadi juga Di segerombolan bebek. Ketika segerombolan bebek Ditengah tertidur, bebek Hingga ujung barisan Akansegera membuka mata mereka.
Mata itu terhubung Hingga belahan otak yang masih terjaga. Bersama Langkah Tersebut, mereka tetap bisa melihat predator yang mendekat dan memicu alarm Hingga otak. Supaya bebek bisa melakukan tindakan Sebelumnya predator datang.
Kemampuan setengah tidur ini Akansegera sangat bermanfaat Untuk makhluk hidup. Menariknya, ilmuwan juga menemukan USWS Di manusia yang mereka sebut Bersama USWS Lite.
Alasan Sulit Tidur Hingga Tempat Mutakhir
Ketika tidur Hingga tempat Mutakhir, otak manusia menganggap kamar tersebut sebagai sesuatu yang berbahaya. Hal ini juga dikenal sebagai efek malam pertama atau first-night effect (FNE).
Untuk mengetahui penyebab FNE, peneliti melakukan eksperimen Bersama merekrut 35 Volunteer yang sehat. Mereka dibawa Hingga laboratorium tidur Di 2 malam Bersama jarak 1 minggu istirahat.
Di eksperimen berlangsung, mereka menggunakan alat yang mampu mengukur detak jantung, kadar oksigen Untuk darah, pernapasan, gerakan mata dan kaki, serta Kegiatan Hingga kedua sisi otak.
Para ilmuwan fokus Di Kegiatan gelombang lambat/slow-wave activity (SWA), jenis perilaku otak yang dapat Menunjukkan seberapa Untuk seseorang tidur. Mereka Memperhatikan SWA Hingga empat jalur otak yang berbeda.
Hasilnya ada perbedaan yang terjadi Hingga Antara dua belah otak. Di malam pertama, subjek Eksperimen secara konsisten Menunjukkan lebih banyak kewaspadaan Hingga belahan otak kiri mereka.
Otak kiri juga lebih sensitif Pada suara-suara aneh yang dinilai Berpeluang mengancam. Seminggu Setelahnya Itu, Eksperimen serupa dilakukan.
Terlihat ada lebih banyak simetri Untuk Kegiatan otak subjek Eksperimen. Hal ini menjadi tanda bila mereka telah terbiasa Bersama lingkungan tempat tidurnya. Tidak ditemukan SWA Hingga kedua Pada otak.
Yuka Sasaki salah satu peneliti menjelaskan hasil Eksperimen ini sangat Memikat. Menurutnya otak manusia Bisa Jadi Memperoleh sistem yang mirip Bersama otak paus dan lumba-lumba.
Sasaki juga menjelaskan USWS Bisa Jadi tidak terjadi Untuk mereka yang sering berpergian. Sebab mereka secara tidak sadar melatih otaknya Untuk melewati fase FNE.
“Otak kita sangat fleksibel. Bersama Sebab Itu orang yang sering berada Hingga tempat Mutakhir belum tentu Memperoleh Standar tidur yang buruk secara teratur,” pungkasnya.
Meski begitu diperlukan Eksperimen lanjutan Hingga masa mendatang. Terutama mencakup upaya menghilangkan FNE Supaya orang bisa Merasakan tidur malam pertama Hingga tempat Mutakhir Bersama lebih baik.
(det/nwy)
Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Kenapa Kita Susah Tidur Hingga Tempat Mutakhir? Ini Kata Studi