Etika Pakai AI buat Mahasiswa dan Dosen Sebagai Jaga Kejujuran Hingga Kampus


Jakarta

Etika penggunaan kecerdasan buatan generatif (generative AI/GenAI) Hingga perguruan tinggi Indonesia kini tertuang Untuk panduan resmi yang dirilis Kementerian Belajar, Kebudayaan, Kajian, dan Keahlian (Kemendikbudristek). Panduan ini berlaku Untuk mahasiswa maupun dosen.

Ada empat bidang etika penggunaan GenAI, yaitu memerhatikan integritas akademik, Perlindungan dan keselamatan Untuk pemanfaatannya, kesetaraan dan transparansinya, serta memerhatikan dampaknya Di lingkungan.

Integritas Akademik

Integritas akademik meliputi nilai kejujuran, kepercayaan, keadilan, sikap terhormat, tanggung jawab, dan keberanian, seperti dikutip Didalam Panduan Penggunaan Generative Kecerdasan Buatan (GenAI) Di Pembelajaran Hingga Perguruan Tinggi Didalam Kemendikburistek.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kejujuran Untuk setiap Keterlibatan pembelajaran memicu kepercayaan atas seseorang dan sesuatu Hingga lingkungan akademik, rasa keadilan, perilaku saling menghormati, dan keberanian Untuk mempertanggungjawabkan setiap perilaku dan tindakan Di civitas akademika.

Simak rangkuman etika memakai AI Hingga bawah ini Hingga bidang menjaga integritas atau kejujuran secara akademik.

Etika Memakai AI Sebagai Mahasiswa dan Dosen Bidang Integritas Akademik

Sejumlah tools berfungsi Sebagai mendeteksi ketidakjujuran Untuk menggunakan generative AI. Contohnya seperti Turnitin AI Detection, Copyleaks, GPTZero, dan lain-lain. Berikut cara menghindari ketidakjujuran dan lolos Didalam detector tools:

  1. Tulis ulang setiap judul (kerangka tulisan) yang dihasilkan Didalam generative AI Didalam bahasa sendiri.
  2. Pakai GenAI sebagai alat bantu penelusuran dan Kajian, bukan sebagai penghasil konten semata, Agar mahasiswa tetap menjadi pemilik dan pengatur ide dan hasil pemikirannya sendiri.
  3. Pertahankan gaya tulisan sendiri dan pertahankan sentuhan manusia Untuk karya tulis Didalam tidak sepenuhnya bergantung Di struktur kalimat yang dihasilkan Didalam Inisiatif seperti Grammarly.
  4. Hindari Inisiatif parafrase seperti Quillbot, susu kata-kata sendiri Agar alur tulisan lebih terjaga, jelas dan koheren.
  5. Pastikan struktur tulisan jelas, mulai Didalam pendahuluan, sitasi dan kesimpulan.
  6. Pastikan sitasi benar Di mengutip argumentasi karya tulis lain agar tidak Disorot dan terdeteksi sebagai konten GenAI.
  7. Hindari istilah, kata-kata Kunci, maupun kata ganti yang sering dipakai generative AI.
  8. Gunakan tools detector Sebagai cek manual dan menulis ulang Pada yang terdeteksi sebagai hasil GenAI itu sendiri.

Etika Penggunaan AI Didalam Mahasiswa Sebagai Dosen Bidang Integritas Akademik

Sambil Itu, Yang Berhubungan Didalam tugas mahasiswa dan pembelajarannya, dosen perlu:

  1. Minta mahasiswa menggambarkan cara mereka menggunakan generative AI Untuk menyelesaikan tugas, lalu tantangan, cara mengatasi, serta Pengalaman Hidup penting yang didapat.
  2. Minta mahasiswa berlatih membuat prompt yang efektif.
  3. Minta mahasiswa kritis Menilai hasil jawaban (output) generative AI Didalam sisi akurasinya, apakah dapat dipercaya atau ada bias, serta kualitasnya, dan lain-lain.
  4. Wajibkan mahasiswa mengecek fakta, mengkritisi, menginvestigasi, dan mengedit/tulis ulang hasil jawaban generative AI.
  5. Minta mahasiswa membandingkan hasil kerja mandiri dan hasil Dukungan generative AI Agar mereka dapat mengenali kelebihan, kecenderungan, dan perspektifnya sendiri, serta merefleksikan peran AI: gagal atau sukses berkontribusi Untuk melengkapi pemikirannya.
  6. Jelaskan ekspektasi atas tugas atau kegiatan yang diberikan secara tertulis, serta relevansinya.
  7. Jelaskan kapan penggunaan generative Ai dibolehkan dan dilarang; Di dibolehkan, mahasiswa wajib mendokumentasikannya, mencantumkan atribusi, dan Menunjukkan proses kritisnya Untuk memverifikasi hasil jawaban generative AI.
  8. Izinkan mahasiswa bersama-samamengidentifikasi Kegagalan, mengoreksi/revisi, dan merepresentasikan proses berpikirnya.
  9. Buka kesempatan Untuk mahasiswa Sebagai merevisi dan mengirim ulang tugasnya Agar Merangsang tumbuh-kembangnya.
  10. Dorong komunikasi/penyampaian hasil tugas yang multimodal dan kreatif, misalnya berbentuk suara, memo, podcast, video, infografis, website, presentasi dan lain-lain.
  11. Dorong mahasiswa Sebagai menghubungkan materi pembelajarannya Didalam kehidupan nyata Agar dapat lebih memotivasi mahasiswa Sebagai belajar Didalam konteks personal.
  12. Bangun “growth mindset” Didalam melatih mahasiswa Sebagai menentukan sendiri sasaran belajarnya dan merefleksikan progres yang mereka capai sepanjang semester.

(twu/pal)

Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Etika Pakai AI buat Mahasiswa dan Dosen Sebagai Jaga Kejujuran Hingga Kampus