Jakarta –
Kementerian Agama (Kemenag) siap Melakukan Asesmen Nasional Literasi Dasar Beragama (ANLDB) Untuk siswa Di 18-21 November 2025 mendatang. Apa itu ANDLB?
Direktur Pembelajaran Agama Islam (PAI) Kemenag, M Munir menyebutkan asesmen ini salah satu alat pengukuran literasi beragama yang Akansegera ditujukan Untuk siswa kelas 5 SD. Tidak sendiri, Kemenag Melewati Direktorat PAI bekerja sama Didalam Badan Studi dan Pembaharuan Nasional (BRIN) dan Pusat Strategi Aturan Pembelajaran Agama dan Keagamaan Badan Moderasi Beragama dan Pembuatan Sumber Daya Manusia (Pustrajak Penda BMBPSDM) Untuk gelaran ANLDB.
“Tahun ini, asesmen dikembangkan Didalam melibatkan tidak kurang Untuk 13.600 siswa kelas 5 SD Untuk Pertumbuhan 25.347,” katanya dikutip Untuk laman resmi Kemenag, Jumat (14/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terbaru tahun pertama pelaksanaan, Munir ingin ANLDB menjadi kegiatan berbasis kajian ilmiah yang diakui secara nasional. Hal ini dikarenakan hasil ANDLB bisa berguna dan diketahui tidak hanya Untuk Kemenag tetapi pihak-pihak lain seperti Kementerian Bappenas, Kementerian PAN-RB, Lembaga Legis Latif.
Sebagai mitra, BRIN Memberi berbagai masukan agar ANLDB bisa berjalan Didalam baik. Salah satu masukkan yang diberikan adalah pentingnya menentukan batas waktu pengisian asesmen secara serentak.
“Batas akhir pengisian perlu diputuskan Didalam jelas supaya seluruh pihak bisa menyiapkan langkah mitigasinya,” kata Peneliti Utama BRIN, Murtadlo.
Kemenag Mendukung berbagai saran yang diberikan BRIN. Munir menilai, hal ini Akansegera membuat ANLDB menjadi asesmen yang sahih secara akademik.
“Kolaborasi Didalam BRIN dan Pustrajak Penda BMBPSDM ini penting agar asesmen kita tidak hanya kuat secara administratif, tapi juga sahih secara akademik,” jawab Munir.
Komponen dan Metodologi ANLDB
Salah satu komponen yang hadir Untuk ANLDB telah dibocorkan Murtadlo, yakni kemampuan membaca Al-Qur’an. Pada ini, porsi penilaian membaca Al-Qur’an yang ditetapkan Kemenag adalah 10 persen.
Tetapi, ia menilai porsi penilaian ini perlu ditingkatkan menjadi 20 persen. Supaya, capaian literasi keagamaan dasar bisa lebih terasa dampaknya.
Yang Terkait Didalam metodologi, Murtadlo menjelaskan pelaksanaan ANLDB perlu sistem pengawasan dan pendampingan yang kuat Di tingkat Area. Ia menyarankan agar ada petugas khusus Di setiap provinsi yang turun langsung Hingga lapangan.
Didalam pendekatan ini, dinilai lebih efektif Untuk memastikan mutu pelaksanaan Di lapangan dibandingkan hanya komunikasi jarak jauh ataupun pengumpulan data secara daring.
“Satu orang peneliti bisa mengawal Di 20 sekolah, agar pengawasan tetap efektif. Kehadiran langsung Di lapangan Akansegera Menunjukkan keseriusan Langkah ini dan mempercepat penyelesaian,” saran Murtadlo.
ANLDB siswa digelar tepat satu minggu Sesudah Langkah pengukuran literasi beragama serupa dilakukan Di guru Di pekan lalu. Partisipasi guru Untuk Langkah ini mencapai 97.14 persen Untuk target Pertumbuhan.
Mirip Didalam Asesmen Nasional (AN) milik Kemendikdasmen, ANLDB tidak dilakukan secara menyeluruh Di setiap sekolah Di Indonesia. Sifat ANLDB adalah sampling sebanyak 13.600 siswa kelas 5 SD.
Melewati partisipasi dan Pemberian Studi yang kuat, Kemenag berharap ANLDB bisa menjadi langkah awal Untuk Memperkenalkan Aturan Pembelajaran agama yang berbasis data dan akuntabel. Di Di Itu, Kemenag juga ingin peningkatan mutu pembelajaran keagamaan Di sekolah bisa terus Menimbulkan Kekhawatiran.
(det/nah)
Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Asesmen Nasional Literasi Dasar Beragama Digelar 18-21 November 2025, Apa Itu?











