Yogyakarta –
Fakultas Medis-Obatan Universitas Sanata Dharma (USD) Melakukan konferensi internasional tentang Sustainable Natural Products in Healthcare atau ICSNPH 2025 Hingga The Alana Hotel & Convention Center Yogyakarta. Konferensi tersebut digelar Sebagai Mendorong kolaborasi Internasional Di Perkembangan produk alami berkelanjutan.
Konferensi internasional bertajuk “Interdisciplinary Approaches from Lab to Clinical Breakthroughs” itu berlangsung Di Kamis (12/6/2025). Peristiwa tersebut dihadiri Didalam 300 peserta Di 15 Bangsa.
Agenda tersebut bertujuan Sebagai mempercepat pemanfaatan bahan alami Di terapi modern seperti tanaman Terapi dan senyawa bioaktif. Konferensi tersebut mempertemukan peneliti, praktisi klinis, pelaku industri Medis-Obatan internasional, dan akademisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pentingnya Sinergi Lintas Sektor
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Keadaan Kementerian Keadaan RI, L. Rizka Andalusia, menjadi keynote speaker Di konferensi tersebut. Rizka menekankan soal pentingnya sinergi Ditengah praktisi, peneliti, dan regulator Di mempercepat Perkembangan produk bahan alami.
“Kolaborasi ini krusial agar produk herbal Indonesia dapat digunakan Di pelayanan Keadaan nasional secara lebih luas dan efektif,” ujar Rizka Di paparannya seperti keterangan tertulis yang diterima detikJogja, Jumat (13/6/2025).
Adapun tiga pembicara internasional yang mengisi Peristiwa tersebut yakni Prof. Dr. Tin Wui Wong Di Universiti Keahlian MARA Malaysia, Asst. Prof. Chanuttha Ploylearmsang Di Mahasarakham University Thailand, dan Ir. Ferry A. Soetikno Di PT Dexa Medica.
Prof. Tin Wui Wong Merundingkan tentang nanoteknologi pengiriman Terapi paru. Adapun Prof. Chanuttha Ploylearmsang Merundingkan soal praktik Medis-Obatan klinis Asia Tenggara. Di Pada Yang Sama, Ir. Ferry A. Soetikno memaparkan perspektif industri Yang Berhubungan Didalam komersialisasi produk herbal.
Fokus Di Kemandirian Keadaan Nasional
Di konferensi tersebut, 85 paper Studi dihasilkan dan dipresentasikan Di sesi oral dan poster. Prof. Raymond R. Tjandrawinata menyinggung soal Konversi Digital industri Medis-Obatan 4.0. Di Pada Yang Sama, Dr. Apt. Yosef Wijoyo Di USD memaparkan soal aspek sosial pelayanan Medis-Obatan.
“Kami ingin menjadikan USD sebagai pusat pertukaran gagasan inovatif Di pemanfaatan produk alami Sebagai Keadaan,” kata Dr. Apt. Dewi Setyaningsih, Dekan Fakultas Medis-Obatan USD.
Penguatan kemandirian sektor Keadaan Didalam memanfaatkan potensi lokal Melewati standar ilmiah internasional menjadi salah satu fokus utama konferensi tersebut. Diketahui, Indonesia kaya Berencana spesies tanaman Terapi Hingga mana terdapat 40.000 spesies tanaman, Didalam 9.600 spesies berkhasiat Terapi yang dapat dikembangkan menjadi produk Medis-Obatan.
Tantangan Regulasi dan Uji Klinis
Ketua panitia ICSNPH 2025, Agustina Setiawati, menyebutkan tantangan masih dihadapi Di aspek regulasi dan uji klinis produk herbal.
“Diperlukan kerja sama erat Ditengah peneliti, industri, dan pemerintah Sebagai mengatasi hambatan ini,” lanjutnya.
Di konferensi tersebut dibahas pula soal Kemungkinan Produk Ekspor produk herbal Indonesia. Saai ini, Produk Ekspor produk herbal Hingga Indonesia Mutakhir mencapai nilai US$ 180 juta per tahun yang jauh Di potensi yang ada.
Adapun hasil konferensi tersebut Berencana dituangkan Di prosiding ilmiah. Hasil tersebut nantinya dapat diakses Didalam komunitas Internasional dan diharapkan menjadi landasan Studi lanjutan serta Keputusan publik.
(prf/ega)
Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: USD Gelar Konferensi Internasional Produk Alami Berkelanjutan