Tantangannya Komunikasi, Tapi Support System Bagus



Jakarta

Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Mutakhir (PKKMB) Di Universitas Brawijaya kini Didalam slogan inklusif. Semua mahasiswa Mutakhir (maba) diajarkan bahasa isyarat. Akan Tetapi bagaimana suara Di maba Penyandang Disabilitas sendiri?

“Hanya khawatir soal komunikasi, itu bisa saja menyebabkan kesalahpahaman, tapi sebaiknya ada pendamping atau teman dengar yang bisa membantu kita ketika masuk kuliah,” kata maba UB Penyandang Disabilitas tuli Alviensyah Mohammad, Di ditanya detikEdu Di sela-sela PKKMB UB, Rangkaian Peristiwa Jelajah Almamater Universitas Brawijaya (RAJA Brawijaya) yang berlangsung Di Senin (12/8/2024) hingga Rabu (14/8/2024).

Alvien, diterima Di Fakultas Ilmu Mesin Metode Informatika, menilai Di pertama mengikuti PKKMB UB banyak panitia, baik Di pihak kampus dan mahasiswa senior, sigap membantu para maba Penyandang Disabilitas.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Tentu saja, ada SPV (Divisi Supervisor) dan kakak mahasiswa yang siap membantu penyandang Penyandang Disabilitas, terutama Di hal-hal yang dibutuhkan seperti penjelasan dan Dukungan lainnya,” imbuh Alvien.

Disampaikan maba Penyandang Disabilitas daksa Di FMIPA Biologi UB, Mukhamad Abu Mas’ud Al Ansori, kesan pertama mengikuti RAJA Brawijaya adalah seru dan menyenangkan.

“Pengalaman Hidup yang saya dapatkan sangat menyenangkan dan penuh Didalam keseruan, Sebab selain Merasakan banyak Pengalaman Hidup Mutakhir yang berharga, saya juga Memperoleh kesempatan
Sebagai bertemu dan menjalin pertemanan Didalam berbagai teman Mutakhir, baik yang Penyandang Disabilitas maupun yang non-Penyandang Disabilitas,” jelas Mas’ud.

Mas’ud malah tidak mengkhawatirkan Di dia nanti mulai berkuliah Di UB. Dia menilai sarana dan prasarana Di UB sudah cukup memadai.

“Tidak ada masalah, Sebab fasilitas yang disediakan sudah cukup memadai. Samping Itu, teman-teman sangat ramah Di Penyandang Disabilitas, dan ada juga SLD (Subdirektorat Layanan Penyandang Disabilitas) yang selalu siap membantu kita kapanpun diperlukan,” jelas dia.

“Untuk saya sebagai seorang Penyandang Disabilitas daksa, Memperoleh pendamping yang selalu siap sedia membantu saya Di berbagai hal apapun,” harapnya.

Panitia Dilatih Hadapi Maba Penyandang Disabilitas

Di sisi panitia RAJA Brawijaya telah Memutuskan berbagai langkah strategis Sebagai memastikan mahasiswa Mutakhir Penyandang Disabilitas Merasakan akses penuh dan Dukungan yang memadai Di kegiatan PKKMB.

Jesslyn Alvina Limanto, salah satu panitia Raja Brawijaya, menjelaskan bahwa panitia telah mengimplementasikan pelatihan kesadaran difabel Sebagai seluruh anggota panitia, termasuk Supervisor (SPV) yang bertugas mendampingi mahasiswa Penyandang Disabilitas.

“Kami telah Memberi pelatihan khusus tentang kesadaran difabel kepada seluruh panitia, terutama SPV, yang Berencana langsung mendampingi mahasiswa Penyandang Disabilitas. Hal ini bertujuan agar mereka siap membantu jika ada kendala,” ujar Jesslyn.

Di upaya menciptakan Pengalaman Hidup yang inklusif Di kegiatan PKKMB, panitia RAJA Brawijaya telah diberikan pelatihan khusus Yang Terkait Didalam Komitmen Didalam mahasiswa Penyandang Disabilitas.

Menurut Christabella Celline Priastian, anggota panitia Raja Brawijaya yang lain, pelatihan ini mencakup dua aspek utama. Pertama, panitia diberikan pelatihan dasar tentang bahasa isyarat Sebagai mempermudah komunikasi Didalam mahasiswa Penyandang Disabilitas Tuli. Kedua, panitia juga dilatih mengenai etika berinteraksi Didalam mahasiswa Penyandang Disabilitas.

“Panitia yang siap membantu mahasiswa Penyandang Disabilitas Di mengakses fasilitas yang ada dan Memberi Dukungan teknis sesuai kebutuhan. Panitia bekerja sama Didalam PSLD Sebagai memastikan bahwa semua tempat dan fasilitas yang digunakan sesuai Didalam standar aksesibilitas yang telah ditetapkan,” jelas Celline.

Menurut Celline, tantangan panitia adalah mahasiswa Penyandang Disabilitas Mungkin Saja memerlukan waktu lebih lama Sebagai berpindah lokasi atau memerlukan istirahat tambahan.

“Solusinya, panitia merancang jadwal yang fleksibel dan Mengkaji alokasi waktu tambahan Sebagai mobilitas dan istirahat, Supaya mahasiswa Penyandang Disabilitas dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan Didalam nyaman,” tutur Celline.

(nwk/nwk)

Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Tantangannya Komunikasi, Tapi Support System Bagus