Soal Akses Transportasi Umum buat Penyandang Disabilitas, GAUN Sebut Perlu Perbaikan Ini


Jakarta

Perbaikan akses transportasi umum Untuk penyandang Penyandang Disabilitas kembali muncul sebagai salah satu janji Kandidat kepala Area jelang Pemilihan Kepala Area (Pemilihan Kepal Adaerah). Sejumlah Kandidat kepala Area juga Berkata pihaknya mendengar aspirasi kelompok-kelompok yang bergerak Hingga Permasalahan Penyandang Disabilitas Untuk perbaikan Hingga Didepan.

Menurut David Tjahjana, Accessibility Advisor Hingga Gerakan Aksesibilitas Umum Nasional (GAUN), Situasi transportasi Hingga perkotaan sudah Menunjukkan kemajuan dan perbaikan. Tetapi, ketimpangan aksesibilitas antaradaerah masih tinggi.

Masalah Akses Penyandang Disabilitas Hingga Transportasi Umum

Perbaikan Lintas Moda

David mengatakan, sarana transportasi perkotaan sudah sedikit Menunjukkan perbaikan aksesibilitas. Tetapi, perbaikan ini masih menjadi PR lintas moda transportasi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Transportasi darat, kereta api, udara, dan terutama transportasi laut dan angkutan penyeberangan penyeberangan,” kata David Di detikEdu.

Untuk Berangkat sampai Tiba Hingga Tujuan

Ia menekankan, aksesibilitas Hingga Untuk transportasi harus terintegrasi dan berkualitas yang sama Untuk awal berangkat hingga tiba Hingga tujuan. Untuk itu, seluruh Pada perjalanan harus bisa diakses Dari penyandang Penyandang Disabilitas.

“Lantaran mobilitas adalah Untuk asal Hingga tujuan akhir, Untuk ujung Hingga ujung. Dari Sebab Itu bila ada ruas/Pada Untuk perjalanan yang tidak bisa dilewati Dari Penyandang Disabilitas, maka perjalanan tersebut tidak dikatakan sebagai aksesibel,” ucapnya.

Beda Persepsi soal Penyandang Disabilitas

Ketidaksamaan persepsi Penyandang Disabilitas Untuk lembaga dan antarlembaga menurut David masih menjadi masalah terbesar GAUN Untuk Mendorong pemerintah dan pihak Yang Berhubungan Bersama Untuk Memperbaiki aksesibilitas Untuk penyandang Penyandang Disabilitas.

“Untuk beberapa Peristiwa Pidana ketika pimpinan sudah memahami kebutuhan Penyandang Disabilitas, kebijakannya tidak mampu diturunkan kepada bawahannya apalagi kepada petugas lapangan yang berhubungan langsung Bersama pelayanan Penyandang Disabilitas. Apalagi bila pimpinan/pengambil Aturan belum memahami perspektif Penyandang Disabilitas,” jelasnya.

Sustainability Langkah perbaikan aksesibilitas pun masih Dari Sebab Itu persoalan Lantaran kerap tergantung Di individu pimpinan. Sebab, ganti pimpinan, ganti Langkah.

“Ego sektoral Di lembaga kadang sangat tinggi, Supaya memerlukan upaya Untuk dapat melakukan Aturan yang harmonis dan bersinergi antar lembaga-lembaga tersebut. Itulah sebabnya kami cenderung Untuk melakukan advokasi Hingga bidang regulasi,” imbuhnya.

Kerja GAUN Untuk Aksesibilitas Penyandang Penyandang Disabilitas

Sarana dan prasarana umum, terutama moda transportasi merupakan hal vital Untuk menunjang mobilitas sehari-hari. Tak terkecuali Untuk kaum Penyandang Disabilitas yang memerlukan perhatian khusus Yang Berhubungan Bersama aksesibilitas Hingga sarana transportasi umum.

Terbentuk Di 2000, GAUN mengadvokasi penyediaan aksesibilitas Di infrastruktur bangunan publik, sarana transportasi publik, jalur pedestrian, serta layanan ramah Penyandang Disabilitas sebagai wujud kesamaan hak Untuk hidup berkota.

Untuk mengadvokasi peningkatan aksesibilitas Hingga sarana transportasi umum Untuk penyandang Penyandang Disabilitas, GAUN sendiri Di lain bergerak Hingga bidang regulasi, kolaborasi, pelatihan, audit, Belajar dan sosialisasi, serta Eksperimen.

Untuk ranah regulasi, GAUN terlibat Untuk review dan penyusunan Peraturan Pejabat Tingginegara Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PM PUPR) No 4 Tahun 2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung dan PM Perhubungan No 98 Tahun 2017 tentang Pelayanan Jasa Transportasi Publik Untuk User Jasa Berkebutuhan Khusus.

Hingga tingkat Area, GAUN terlibat Untuk penyusunan Perda DKI Jakarta No 4 Tahun 2022 tetang Pelaksanaan Penghormatan, Pelindungan, dan Pemenuhan Hak Penyandang Penyandang Disabilitas. Terakhir, gerakan ini turut menyusun Surat Edaran (SE) Dirjen Bina Marga No 18/Db/2023 Pedoman Pendesainan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki.

Menyoal GAUN sendiri, David mengatakan gerakan ini tidak hanya Untuk keinginan kelompok Penyandang Disabilitas, tetapi merupakan kebutuhan Kelompok Untuk hidup Untuk kesetaraan. Pelibatan Penyandang Disabilitas dan kelompok rentan Untuk Pendesainan, pelaksanaan, dan evaluasi Akansegera sangat berarti perluasan aksesibilitas Untuk transportasi.

“Pemenuhan kebutuhan aksesibilitas Untuk kelompok rentan Di Pada ini, jangan juga Disorot sebagai beban atau tambahan biaya, tapi harus Disorot sebagai Penanaman Modal. Bila sudah dibuat aksesibel Dari semula, maka tidak ada biaya tambahan Untuk memperbaiki sarana dan prasarana yang sudah Dari Sebab Itu dan ternyata tidak aksesibel,” ucapnya.

Melatih Sumber Daya Manusia

David mengatakan, melatih garda Didepan layanan Kelompok menjadi salah satu upaya perbaikan aksesibilitas, khususnya Untuk penyandang Penyandang Disabilitas. Lewat pelatihan tersebut, GAUN mengajar para pelayan masyakarat Untuk memahami perspektif Penyandang Disabilitas Untuk bermobilitas dan cara berinteraksi Bersama berbagai ragam Penyandang Disabilitas.

Pelatihan ini Di lain pernah dilakukan Untuk petugas MRT, Railink, LRT-J, TransJakarta, LRT Palembang, LRT-Jabobek, Unit Pelayanan Kementerian Perhubungan seluruh Indonesia, Dinas Perpustakaan DKI.

Diskusi, konsultasi, Belajar, dan sosialisasi Bersama Bersama pemangku kepentingan tentang hal-hal yang berkaitan Bersama aksesibilitas kelompok rentan, terutama Penyandang Disabilitas, menurutnya juga mendukung perbaikan.

Contohnya Lewat Aksi Massa GAUN bersama 500 Penyandang Disabilitas netra dan Penyandang Disabilitas lain Hingga lima Area ibu kota Jakarta. Kendati tidak mudah, ia berharap semua pemangku kepentingan terus Mendorong perbaikan aksesibilitas.

Salah satu Prestasi Untuk advokasi GAUN yang Menyambut konsesi termasuk Kartu Layanan Gratis TransJakarta, reduksi tiket kereta api Untuk penumpang Penyandang Disabilitas, alokasi unit Penyandang Disabilitas Hingga Tempattinggal susun, dan lain-lain.

“Tentunya hal ini membuat kami senang, Tapi Hingga lain pihak, pembiayaan Untuk Eksperimen, penulisan, Belajar, sosialisasi, pengawasan, dan lain-lain sangat minim. Kami berharap agar selalu ada mata Dana yang memadai Untuk pelibatan Pada memastikan terwujudnya aksesibilitas,” pungkas David.

(twu/twu)

Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Soal Akses Transportasi Umum buat Penyandang Disabilitas, GAUN Sebut Perlu Perbaikan Ini