Jakarta –
Universitas Indonesia (UI), resmi Memperkenalkan Sekolah Pascasarjana Pembangunan Ramah Lingkungan (SPPB)/Graduate School of Sustainable Development (GSSD) Ke hari ini, Rabu (22/10/2025) Di Kampus UI Depok, Jawa Barat.
SPPB ini merupakan hasil penggabungan Untuk Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL) dan Sekolah Kajian Stratejik dan Dunia (SKSG). Penggabungan dilakukan Untuk rangka Membuat ilmu pengetahuan dan Aturan berbasis lingkungan.
“Sebagai upaya memperkuat peran Universitas Indonesia Untuk Pembaruan ilmu pengetahuan dan Aturan berbasis Ketahanan, UI resmi menggabungkan Sekolah Ilmu Lingkungan dan Sekolah Kajian Stratejik dan Dunia menjadi Sekolah Pascasarjana Pembangunan Ramah Lingkungan,” tulis Instagram @sksg_ui dikutip Rabu (22/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan Tidak Transparan-Minim Dialog
Penggabungan dan perubahan nama SKSG serta SIL UI ini ternyata menuai kekhawatiran Untuk kalangan mahasiswa pascasarjana. Forum Mahasiswa Doktoral dan Magister Sekolah Ilmu Lingkungan UI (FMDM SIL UI) menilai proses tersebut dilakukan secara tidak transparan dan minim partisipasi.
Untuk pernyataan sikap yang diterima detikEdu, FMDM SIL UI menyebut langkah penggabungan sekolah ini belum Memiliki kejelasan prosedur, sebagaimana yang tertuang Untuk Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2021 tentang Statuta Universitas Indonesia.
Mereka juga menyoroti terbatasnya ruang dialog Didalam mahasiswa sebagai Dibagian Untuk sivitas akademika. Agar keputusan penggabungan ini terkesan satu arah.
“Samping Itu, dialog dan sosialisasi yang melibatkan mahasiswa sebagai Dibagian Untuk sivitas akademika juga terbatas dan bersifat satu arah. Agar keputusan ini terkesan sepihak dan belum mencerminkan prinsip keterbukaan yang seharusnya dijalankan,” tulis FMDM SIL UI.
Imbas Perubahan: Akreditasi Ulang-Penyesuaian Ijazah
Hasil kajian yang dilakukan forum FMDM SIL UI juga Menunjukkan perubahan nama dan penggabungan sekolah Berpeluang menimbulkan dampak signifikan, utamanya Untuk ranah akademik.
Dampak tersebut bisa berupa kemungkinan perlunya akreditasi ulang, penyesuaian ijazah hingga perubahan kurikulum. Samping Itu, potensi gangguan Pada proses belajar-mengajar dan administrasi penerima beasiswa pun bisa terjadi.
Mahasiswa Minta Keputusan Ini Ditunda
Atas dasar itu, FMDM SIL UI menyampaikan dua Nilai sikap utama. Pertama, mereka meminta pimpinan Universitas Indonesia dan SIL UI menunda peresmian sekolah yang Mutakhir.
“Meminta kepada pimpinan Universitas Indonesia (UI) dan Sekolah Ilmu Lingkungan UI (SIL UI) Untuk menunda peresmian nama sekolah Mutakhir atas dasar penggabungan 2 sekolah pascasarjana hingga ada mekanisme yang jelas dan partisipatif,” tulis forum.
Kedua, FMDM SIL UI mendesak adanya forum terbuka yang melibatkan seluruh sivitas akademika. Hal ini penting agar aspirasi mahasiswa dapat didengar dan dipertimbangkan secara serius.
“Kami tidak menolak perubahan, Akan Tetapi kami menolak proses yang tidak partisipatif dan transparan,” tegas FMDM SIL UI.
Mahasiswa berharap pimpinan UI dapat membuka ruang dialog yang bermartabat. Sebagai Dibagian Untuk SIL UI, mereka juga ingin dilibatkan Untuk pengambilan keputusan Untuk kebaikan almamater mereka.
“Kami berharap pimpinan SIL UI dan Universitas Indonesia dapat mendengarkan suara mahasiswa dan membuka ruang dialog yang bermartabat Untuk masa Didepan almamater tercinta,” kata forum.
(cyu/nah)
Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: SKSG-SIL UI Digabung dan Ganti Nama, Mahasiswa Khawatirkan Akreditasi











