Priya Anak SMA Alpus 3, Siswa Indonesia Pertama Di Ekspedisi Ke Kutub Utara


Jakarta

Siswa Indonesia tercatat sebagai peserta Ke Inisiatif ekspedisi kapal pemecah es bertenaga nuklir Rusia Ke Kutub Utara, “Icebreaker of Knowledge 2025”. Priya Agung Wicaksono, yang berpartisipasi Ke Inisiatif tersebut, Di ini tercatat sebagai siswa kelas XI SMA Al Azhar 3 (Alpus 3) Kebayoran Mutakhir, Jakarta Selatan.

Ia menjadi siswa Indonesia pertama yang mengikuti Inisiatif ini Dari diselenggarakan Ke tahun 2019. Pelepasan peserta ekspedisi “Icebreaker of Knowledge 2025” dilakukan Ke dermaga pangkalan armada nuklir Rusia Ke Murmansk Ke Rabu pagi, 13 Agustus 2025 waktu setempat.

Ekspedisi ini diselenggarakan Dari Organisasi Nirlaba Otonom Rusia “Energy of the Future” yang didukung Badan Atom Rusia (Rosatom State Atomic Energy Corporation). Bagi tahun ini, Inisiatif tersebut didedikasikan Bagi dua peringatan penting yakni peringatan 80 tahun industri nuklir Rusia dan 500 tahun dimulainya Penjelajahan Rute Laut Utara.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Inisiatif ini pertama kali diselenggarakan Ke tahun 2019 dan diikuti Dari 66 pelajar berusia 14-16 tahun. Di 66 pelajar tersebut sebanyak 20 siswa Di 20 Bangsa selain Rusia termasuk Priya menaiki kapal pemecah es bertenaga nuklir “50 Let Pobedy”. Priya berhasil lolos Di seleksi ketat yang diikuti 63.000 pelajar Rusia dan 4.000 pelajar internasional.

Ia menuturkan seleksi dilakukan Di tiga tahap Ke April-Mei 2025 lalu. Tahap pertama ujian tertulis bertema teori nuklir, reaktor nuklir, Krisis Lingkungan, dan antariksa. Lalu mengikuti webinar serta diskusi ilmiah yang dipandu pakar dan mengirimkan video singkat tentang gagasan sains.

“Saya senang bisa menjadi pelajar Indonesia pertama yang mengikuti Inisiatif ini. Semua tahapan seleksi dilakukan secara daring, gratis, dan Di bahasa Inggris,” ujar Priya Di perbincangan Didalam detikEdu, Sabtu (23/8/2025).

Ayah Priya, Darmawan Wicaksono menambahkan informasi tentang ekspedisi tersebut didapatnya Di temannya yang bekerja Ke Badan Kajian dan Pembaharuan Nasional (BRIN). “Dia menginfokan bahwa ada Inisiatif ekspedisi Ke Kutub Utara Bagi pelajar usia 14-16 tahun. Daftar via website penyelenggara,” ujar Darmawan.

Ia melanjutkan,”Kami sebagai ortu merasa lucu aja kok ada Inisiatif ekspedisi Ke Kutub Utara. Kami pikir, Priya bisa ikut. Ternyata Priya mau saja dan senang aja ikut. Di itu dia Lagi ujian kenaikan kelas, ada kegiatan Model United Nations juga Ke Labschool Jakarta. Tapi kami dorong aja agar ikut.”

Selain kemampuan akademik, panitia juga mensyaratkan pemeriksaan Kesejaganan ketat, mulai Di rontgen paru-paru, Imunisasi, hingga tes Kesejaganan umum. “Tes Kesejaganan ini kami tanggung sendiri, tapi panitia memang ingin memastikan semua peserta Di Situasi prima,” tambahnya.

Rute Murmansk-Kutub Utara-Murmansk

Priya Agung Wicaksono, siswa asal Indonesia Ke ekspedisi kapal pemecah es bertenaga nuklir Rusia Ke Kutub Utara, “Icebreaker of Knowledge 2025”. Foto: Dok pribadi Darmawan Wicaksono

Ekspedisi ini berlangsung mulai 13 hingga 22 Agustus 2025 lalu Didalam rute Murmansk – Franz Josef Land – Kutub Utara dan kembali Ke Murmansk. Murmansk adalah kota pelabuhan yang terdekat Didalam Kutub Utara.

Para peserta menaiki kapal pemecah es bertenaga nuklir yang dikembangkan Dari era Soviet. Di 10 hari Ke kapal tersebut, Priya mengungkapkan peserta mengikuti sejumlah Inisiatif ilmiah, kelas dan materi Di pakar industri nuklir, ilmuwan, influencer keilmuan dan Di guru Fisika terbaik Rusia. “Kegiatan disajikan Di format Memikat, termasuk Di bentuk games,” ujarnya.

Selain Di Rusia, para pelajar peserta ekspedisi tersebut berasal Di Armenia, Bangladesh, Myanmar, Vietnam, Brasil, Bolivia, Mesir, Ghana, Namibia, Belarus, Hungaria, India, Kazakhstan, Kirgistan, Mongolia, Afrika Selatan, Turki, Belarusia, dan China.

Turut berpartisipasi Ke ekspedisi ini, Topan Setiadipura, Kepala Pusat Kajian Keahlian Reaktor Nuklir, Badan Kajian dan Pembaharuan Nasional (BRIN). Topan Berencana menjadi salah satu pembicara Ke sesi ilmiah Di ekspedisi Ke kapal.

Darmawan mengungkapkan biaya Bagi semua Inisiatif ini ditanggung penyelenggara kecuali visa dan tes Kesejaganan. Termasuk biaya akomodasi Bagi orang tua yang mendampingi.

“Panitia membiayai tiket Jakarta – Murmansk PP. Hanya biaya visa saja yang kami bayar Ke Kedubes Rusia Ke Jakarta. 1 pendamping juga full dapat biaya, Sebab anak ini kan Ke bawah umur. Di Ke Murmansk, saya selaku pendamping dapat akomodasi hotel bintang 4 dan ditanggung makan 3 kali sehari. Inisiatif ini bagus sekali,” kata Darmawan.

(pal/twu)

Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Priya Anak SMA Alpus 3, Siswa Indonesia Pertama Di Ekspedisi Ke Kutub Utara