Prabowo Minta UI Masuk Top 100 Universitas Terbaik Dunia, Rektor Sorot PR Ini


Jakarta

Pemimpin Negara Prabowo Subianto mengapresiasi capaian Universitas Indonesia (UI) sebagai universitas Di negeri pertama yang masuk Pangkat 200 besar Di QS World University Rankings 2026. Ia menilai capaian ini sebagai kemajuan Pembelajaran tinggi nasional.

Prabowo meminta Pembantu Presiden Pembantu Presiden Pembelajaran Tinggi, Sains, dan Ilmu Pengetahuan (Mendiktisaintek) beserta wakil menterinya (wamen) Bagi memastikan UI Ke depannya bisa masuk 100 besar universitas terbaik dunia. Upaya ini menurutnya bisa memicu perguruan tingi lain Institut Ilmu Pengetahuan Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Ilmu Pengetahuan Sepuluh Nopember (ITS) ikut melaju Di pemeringkatan universitas Dunia.

“Tapi Pembantu Presiden Pembantu Presiden Dikti, Wamen, saya minta top 100. Bisa? Bisa? Pasti nanti Berencana disusul Di ITB, UGM, ITS, dan sebagainya,” ucap Prabowo Di Sidang Tim Pembantu Presiden Pembantu Presiden Paripurna (SKP) Di Istana Bangsa, Jakarta, Senin (20/10/2025).


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan QS WUR 2026, UI menduduki Pangkat 186 Di pemeringkatan universitas Dunia tersebut. Posisi ini naik Di capaian UI Di 2025, yang menduduki Pangkat 206.

Merespons ucapan Prabowo, Rektor UI Heri Hermansyah mengatakan pengakuan dan tantangan ini menjadi PR bersama perguruan tinggi dan pemerintah.

“Ini PR kita bersama. MWA (Majelis Wali Amanat) Menyediakan target 160, Pemimpin Negara ternyata 100. Karena Itu mari kita bergerak bersama,” ucapnya Di sambutan peresmian Sekolah Pascasarjana Pembangunan Ramah Lingkungan (SPPB) UI Di Balai Sidang UI, Rabu (22/10/2025).

PR UI Bagi Masuk 100 Universitas Terbaik Dunia

Pendanaan, Ekosistem, dan Gaji-Remunerasi Dosen

Heri menilai UI dan perguruan tinggi lain bisa mencapai Pangkat 100 besar universitas terbaik dunia jika didukung pendanaan Dukungan Bagi Inisiatif dan sistem rekrutmen Bagi merekrut dosen berkualitas tinggi, yang diimbangi Di salary dan remunerasi yang baik Bagi dosen bertalenta.

“Kalau tidak, mereka kabur Ke luar negeri semua,” kata Heri usai peresmian SPPB UI.

Ia menambahkan, kampus juga perlu didukung penguatan ekosistem, bukan semata pendanaan. Sebab, ekosistem Pembelajaran tinggi perlu dapat menerobos bottleneck sistemik Di pemeringkatan dunia.

Heri menjelaskan, pemeringkatan QS Di lain mengukur kinerja perguruan tinggi berdasarkan Standar Kajian dan Perkembangan, publikasi ilmiah, dan sitasi.

“Itu proporsional Di Standar dosen Lantaran publikasi ilmiah dan sitasi itu dimiliki Di para dosen ini. Nah, Karena Itu kita harus melakukan improvement Di merekrut dosen-dosen yang berkualitas tinggi,” ungkapnya.

Pembenahan Sistem Rekrutmen Dosen

Ia mencontohkan, Yang Terkait Di SDM, sistem rekrutmen dosen harus memungkinkan talenta terbaik Di Di maupun luar negeri mau mengajar Di UI dan perguruan tinggi Indonesia lainnya.

Praktik merekrut diaspora dan dosen Di luar negeri contohnya dipraktikkan Di China. Diketahui, sejumlah akademisi AS pindah Ke kampus-kampus China tahun ini.

“Yang mereka rekrut itu adalah talent-talent terbaik berdasarkan kompetensi Di bidang Pembelajaran dan inovasinya. Sambil sistem rekrutmen Di universitas Di Indonesia itu belum sampai Ke sana,” sambungnya.

Ia menambahkan, diaspora atau dosen berkualitas Di luar negeri juga terhambat administrasi Bagi mengajar Di perguruan tinggi Di negeri.

“Di kita kan nggak bisa orang masuk Ke sini (sebagai) profesor lagi, tapi mulai lagi Di bawah. Nah, sistem ini harus diubah, Di sini artinya (diubah) Dikti (Kemdiktisaintek), Pemerintah,” imbuhnya.

Permudah Administrasi Mahasiswa Internasional

Ia menambahkan, pemeringkatan juga mengukur reputasi perguruan tinggi. Di Situasi Ini, ketika sebuah universitas ini dipandang berkualitas atau bereputasi baik, maka salah satu indikasinya adalah banyak orang Asing menjadikannya kampus tujuan studi dan kampus tujuan kerja.

Bagi itu, Heri menilai UI harus menjadi pilihan pelajar Di negeri maupun Kandidat mahasiswa internasional Bagi lanjut studi Di nyaman.

Yang Terkait Di tantangan ini, Heri menyorot perlu ada perbaikan yang memudahkan Kandidat mahasiswa internasional dapat studi Di Di negeri. Termasuk Di dalamnya one stop service atau layanan satu pintu yang mempermudah pemenuhan syarat-syarat dokumen, Perpindahan Penduduk Internasional dan visa mahasiswa Asing, seperti yang disediakan Di Bangsa tetangga: Australia, Malaysia, dan Singapura.

“Tapi kalau yang orang Asing mau belajar Di Indonesia itu susah sekali dapat visa. Harus datang dulu Ke sini, ngurus lagi Ke Kemendagri, Kesbangpol, Bagi dapat surat-surat itu. Nah artinya, harus ada terobosan-terobosan juga Bagi Mengintroduksi visa mahasiswa,” imbuhnya.

Ia mengatakan, UI sendiri kini Ditengah agresif Bagi mendatangkan mahasiswa Asing agar mau belajar Di biaya sendiri. Hal ini menurutnya Pada Di upaya membangun reputasi.

Ia menjelaskan, sejumlah bidang studi Di Indonesia yang Memikat Bagi mahasiswa Asing Di lain kedokteran, sosial humaniora, Kesejajaran Komunitas, lingkungan, Kedaulatan Rakyat, hingga kebudayaan.

“Kalau mahasiswa Asing datang Ke sini, itu adalah sumber devisa,” sambungnya.

(twu/nwk)

Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Prabowo Minta UI Masuk Top 100 Universitas Terbaik Dunia, Rektor Sorot PR Ini