Pilar Utama Penggerak TMI Boarding School



Jakarta

Sebagai mesin besar yang dirancang Untuk memproduksi manusia-manusia “unggul”, TMI Boarding School Memperoleh sejumlah Alat dan aparatus yang sifatnya “built in.” Semua komponen ini, merupakan produk “Di negeri” TMI. Kepala Sekolah, kepala prodi, wali kelas, muraqqi, ketua rayon, mulahid kamar, pengurus organisasi intraasrama, ketua konsulat, biro alumni, koordinatoriat kepanduan, adalah hasil didikan “aseli”, yang “raw materialnya” lulusan TMI.

Sang Co-creator

Laksana sebuah orkestra Alunan besar, semua unsur yang terlibat Ke dalamnya, merupakan entitas mandiri yang bebas menerjemahkan tugas dan fungsi sesuai filosofi keberadaan TMI. Tentu yang Karena Itu pilar utama adalah Kepala Sekolah atau pengasuh. Baginya, asrama Belajar Ke TMI laksana sajadah panjang Untuk orang suci melakukan”pertapaan”. Dia sudah selesai Di dirinya. Dia ditakdirkan Tuhan menjadi co-creator; membalik garis tangan siswa Ke arah lebih baik.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia hadir Di semua proses ini, Untuk hidup damai dan Senang Ke Di-Di alam. Baginya, TMI adalah “ashram”; tempat tinggal Untuk para pertapa muda menuntut ilmu. Akar kata ashram Di bahasa Sanskerta, yakni “aashraya”; berarti perlindungan. Di bahasa Indonesia, kata ashram berubah menjadi asrama. Dan… Kepala Sekolah sudah ada Sebelumnya asrama “berada”. Dia sudah bangun Ke Pada yang lain tenggelam Di lelap yang Di.

Kaprodi, wali kelas, muraqqi, pengurus organisasi, ketua rayon, mulahid, para mudabbir, para muallim, ketua konsulat, pengurus koordinatoriat kepanduan, biro alumni adalah sosok yang sudah “Karena Itu”, dan merupakan hasil sentuhan tangan Kepala Sekolah. Untuk mereka, Kepala Sekolah adalah manusia setengah dewa. Siap lahir dan batin. Tempat mereka belajar menyulam satin kehidupan. Kepala Sekolah adalah “kitab suci” yang berisi jawaban atas persoalan hidup. Dialah Sang Dirijen!

Dia tidak selalu kasat mata bersama siswa, tetapi dia Memperoleh bilik istimewa Ke ruang batin para penghuni asrama. Doa-doa dan harapan-harapan baiknya, tiada putus Datang dan memenuhi atmosfer. Dia menyentuh alam Di lewat jantung semesta. Lidahnya basah dan bibirnya bergetar. Wiridnya adalah catatan nama penghuni asrama. Ke teras Tempattinggal, dia Merasakan tamu dan Ke teras itu, guru-guru senior menyimak fatwa. Dia amat menguasai semua detail Ke TMI.

Guru-guru senior itu adalah katalisator yang mengamplifikasi pesan-pesan Kepala Sekolah kepada para pengampu materi pelajaran. Mereka adalah kepala Langkah studi Ke TMI. Merekalah guru-guru berkeluarga yang tinggal bersama keluarganya, sepanjang 24 jam, Ke Di asrama. Majelis guru senior inilah yang mengendalikan dan mengatur ritme kehidupan Ke TMI. Sosok mereka kerap hadir “in cognito” Ke rayon (satuan asrama); tempat kamar-kamar siswa.

Kamar, Rayon dan Jasus

Ke kamar-kamar itu, para mulahid (siswa kelas 3 SMP atau 1 SMA semester satu) menjadi pengendali unit-unit terkecil organisasi siswa. Dia sekamar Di para siswa tapi tidak se-ketiduran. Ada lorong kecil yang memisahkan lemari-lemari siswa Di dia. Posisinya agak Ke pojok, Agar leluasa mengawasi lalu lintas kamar. Ke Di Itu, dia juga bisa melayani, membimbing, menegakkan disiplin dan Karena Itu tempat siswa bertanya banyak hal Yang Berhubungan Di urusan Ke asrama.

Para mulahid “bekerja” dibantu Ketua Kamar. Dia dipilih Di mekanisme one man one vote. Dia mengatur jadwal menyapu, merapikan alat kelengkapan tidur, memimpin doa menjelang tidur. Dia adalah pemimpin redaksi majalah dinding kamar, dia adalah konduktor Di setiap agenda jimbaz–olah raga bersama Ke akhir pekan. Dia juga yang mengingatkan anggota kamar agar menjemur kasur-bantal tiap hari libur. Dia melarang kunjungan tamu Ke kamar.

Posisi kamar itu berderet memanjang. Satu deret bisa berisi 5 hingga 6 kamar. Satu kumpulan kamar disebut rayon. Rayon diurus Dari ketua, sekretaris dan bendahara. Ke TMI terdapat sejumlah rayon. Semua rayon Memperoleh tugas dan fungsi yang sama. Setiap rayon punya majalah dinding, tempat sampah, Wadah putih Untuk laporan dan saran. Ke ujung setiap rayon ada sebuah kamar yang dihuni Dari sejumlah guru. Keberadaan mereka adalah tanda kehadiran pimpinan TMI.

Jika para pengurus kamar dan rayon menemukan hal-hal yang tidak dapat mereka putuskan sendiri, mereka Akansegera datang Ke kamar guru. Kamar guru Ke rayon-rayon itu berfungsi juga sebagai ruang konseling. Para siswa yang punya masalah, dapat langsung menemui guru-guru yang siap 24 jam membimbing dan menyuluh. Kalau sangat pribadi dan khusus, bisa menulis surat lewat Wadah putih yang bertebaran Ke lingkungan asrama. Wadah ini ajaib, mirip kantong Doraemon.

Wadah ini sangat efektif menjaga disiplin dan tata kelola kehidupan asrama. Anda bisa melaporkan temuan apa pun asal dilengkapi identitas; nama, asal Area alias konsulat, kamar, kelas, waktu. Anda tanpa sengaja mendengar kawan sekamar berkomunikasi tidak Di bahasa wajib (Arab-Inggris), laporkan! Masukkan Ke Wadah putih. Anda punya urusan keluarga yang bikin Anda bersedih, bersuratlah. Walhasil, laporkan apa pun yang Anda temukan Ke Wadah putih!

Setiap sore, setiap bel tanda Ke masjid berbunyi, para pengurus Akansegera membuka Wadah. Surat dipilah. Yang urusan ringan semacam Kartu Kuning bahasa, tidak merapikan alat tidur, memakai sandal atau kopiah orang lain, tidak pakai gesper, meludah Ke lantai kamar, buang sampai tidak Di tempatnya, Akansegera dipanggil Dari mahkamah Pada Keselamatan. Jika berkategori berat seperti sengaja tidak salat, hubungan sejenis, apalagi intoleransi, masuk Ke Mahkamah Ulya atau Syariat.

Karena Itu, Anda jangan merasa aman-aman saja ketika melakukan Kartu Kuning. Sebab, setiap siswa adalah “jasus”–mata-mata Untuk siswa lain. Keberadaan jasus ini sangat “designed”. Ia adalah alat dan mekanisme yang digunakan organisasi Untuk kelancaran dan keteraturan hidup serta menegakkan disiplin. Pelanggar bahasa, misalnya, salain dikenakan Pembatasan membuat karangan berbahasa Arab atau Inggris, tapi jika melanggar lagi, Akansegera bertugas Karena Itu jasus Di waktu tertentu.

Ia Akansegera dapat Pembatasan Untuk menemukan dan melaporkan penghuni asrama yang bercakap-cakap tidak Di bahasa resmi. Anda bayangkan, betapa cemas dan khawatir seorang penghuni asrama yang “keceplosan” pakai bahasa selain Inggris dan Arab. Tahu-tahu namanya diumumkan Dari Pada Penerangan Ke hadapan jemaah Ke masjid, habis salat isya’. Hakim bahasa sudah menunggunya Ke Mahkamah Bahasa. Lebih-lebih jika bahasa Area. Sanksinya lebih berat.

Maka, para tamu yang berkunjung Ke asrama, jangan berharap bisa Di mudah mendengar percakapan “anak-anak” Di bahasa Ke luar dua bahasa resmi. Apalagi Ke siang hari Jumat, hari kunjungan keluarga. Para tamu Akansegera disuguhi Protes dialog bahasa Inggris dan Arab siswa TMI. Perform itu biasanya dilakukan para siswa, Di saung Ke saung yang disiapkan pengelola, Pada agenda kunjungan keluarga. Atau Merasakan para siswa hilir mudik Di balutan bahasa Foreign.

Organisasi Intra

Sukses tidaknya semua agenda dan kegiatan Ke asrama sepanjang 24 jam, sangat bergantung Di bergeraknya roda organisasi siswa intraasrama. Ke atas keberadaan unit kamar dan rayon, ada sebuah organ lain yang tugas dan fungsinya Memperoleh jangkauan lebih luas dan jauh. Organ ini menjangkau hingga Ke kamar, rayon dan semua unit Di asrama. Organisasi ini bernama ISMI; Ikatan Santri Mu’allimien al-Islamiyah. Ketua dipilih Dari seluruh penghuni asrama. Dia berasal Di kelas II SMA. Periode kepengurusan satu tahun. Keberadaan ISMI dilengkapi seksi-seksi. Seksi-seksi dipimpin Dari siswa kelas II SMA.

Seksi ini jamak disebut Pada, Section atau Qismun Di bahasa Arab. Yang mengurusi penampungan air, toren, kamar mandi, air taman, atau air dapur adalah Pada Perairan atau Qismu Ijra-il Miyah. Ada juga Pada Pengajaran dan Bahasa yang bertanggungjawab atas kelas siang yakni Darsul Idhof, Pertarungan Persahabatan pidato atau muhadoroh, drama dan conversation mingguan, majalah dinding dan lain-lain. Pada Keselamatan, Di lain, membagi jadwal bulis.

Pada Peribadatan mengurusi kegiatan Ke masjid. Mengatur jadwal muazin dan imam salat lima waktu serta salat Jumat. Pengajian Alqur’an habis salat maghrib. Mengurus agenda tahlilan, marhabanan, marawis serta maulidan tiap malam Jumat. Membuka layanan Pertarungan Persahabatan qori. Pada ini pernah mencatat sejarah Di mengirim duta siswa, Ke musabaqah tilawatil qur’an tingkat provinsi dan nasional.

Lalu ada juga Pada Olah Raga, dan Pada Penerima Tamu. Nah ini, khusus melayani tamu-tamu luar. Menyiapkan makan minum serta penginapan dan MCK. Ke Pada Kesejajaran ada ruang Penanganan. Namanya “mardho”. Kamar ini khusus Untuk siswa yang kurang sehat. Terlarang Untuk penghuni asrama yang sakit, berdiam Ke kamar. Jika tidak tertangani Ke mardho, pasien Akansegera dirujuk Ke Puskesmas Al Amien atau Ke Fasilitas Medis terdekat Ke kota.

Lalu ada Pada Karya Seni alias Art Section atau Qismul Fanni. Ini Pada khusus mengurus bakat-bakat Karya Seni para siswa seperti Karya Seni Alunan, drum Grup Musik, melukis, Karya Seni peran, Karya Seni kaligrafi, Karya Seni fotografi, Karya Seni mengetik 11 jari dan lain-lain. Lalu ada Koordinatoriat Pramuka. Ini organisasi yang punya hubungan kerja dan Langkah Di pihak luar. Justru Sebelumnya para siswa mengenal kegiatan formal asrama, ada disajikan Langkah perkemahan Ke awal tahun ajaran Terbaru. Ada juga agenda Perkajum dan Persami.

Pramuka TMI Boarding School, sering ambil Pada Di berbagai kalender kepramukaan tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga nasional lewat jambore atau regional seperti jambore Aspac–Asia Pasific. Pramuka TMI kerap mewakili kabupaten Ke tingkat nasional dan regional dan pulang membawa kebanggaan Area. Koordinatoriat ini mengurusi kegiatan Pramuka tingkat Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega.

Bersambung

Ishaq Zubaedi Raqib
Penulis adalah Staf Khusus Pembantu Presiden Pembantu Presiden Sosial RI, Alumnus TMI Boarding School Prenduan

Artikel ini adalah kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terimakasih – Redaksi)

(erd/erd)

Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Pilar Utama Penggerak TMI Boarding School