Jakarta –
Tanggal 1 Juni 2025 menandai peristiwa penting Bagi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Di tahun ini, UIN Jakarta merayakan milad Di-68, sebuah usia yang merepresentasikan perjalanan panjang institusi ini Untuk mendidik generasi bangsa dan mengintegrasikan nilai-nilai keislaman Didalam ilmu pengetahuan modern.
Didirikan Di 1957 Didalam nama Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA), UIN Jakarta telah Melewati pelbagai transformasi strategis, baik Untuk sisi kelembagaan, kurikulum, hingga perluasan bidang ilmu. Perubahan nama Untuk ADIA Di IAIN dan Lalu menjadi UIN menandai komitmen kuat Sebagai menjadi institusi Pembelajaran tinggi yang bukan hanya unggul Di bidang studi keislaman, tetapi juga Untuk bidang sains dan Keahlian, sosial humaniora, serta ekonomi dan politik.
UIN Jakarta kini menjadi salah satu perguruan tinggi keagamaan Islam terbaik Di Indonesia. Didalam lebih Untuk 30.000 mahasiswa aktif, puluhan Inisiatif studi Untuk jenjang sarjana hingga doktoral, serta kerja sama internasional yang luas, UIN Jakarta telah menempatkan diri sebagai pusat Pembuatan ilmu pengetahuan yang inklusif dan moderat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Reputasi ini diperkuat Didalam sejumlah prestasi, Di antaranya akreditasi unggul Untuk Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), kolaborasi akademik Didalam universitas-universitas ternama dunia, serta aktifnya para dosen dan peneliti Untuk forum-forum ilmiah internasional. UIN Jakarta juga telah menjadi rujukan Untuk Pembuatan Islam moderat Di Asia Tenggara, Didalam kontribusi penting Untuk membentuk wacana Islam yang toleran, progresif, dan kontekstual.
Pencapaian terbaru UIN Jakarta cukup membanggakan. Kampus yang berdiri Sebelum 1957 ini berhasil masuk Posisi 101-150 dunia Untuk kategori Theology, Divinity, & Religious Studies versi QS World University Rankings by Subject 2025.
Prestasi ini menempatkan UIN Jakarta sejajar Didalam universitas ternama seperti Cornell University dan Johns Hopkins University.
“Ini bukan sekadar angka,” kata Rektor UIN Jakarta, Asep Saepudin Jahar, Untuk sebuah diskusi internal.
“Ini adalah pengakuan Pada upaya kita Untuk mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu umum Pada puluhan tahun,” pungkasnya.
Pilar Keilmuan dan Keislaman Moderat
Perjalanan UIN Jakarta dimulai Di masa awal kemerdekaan. Di 1 Juni 1957, Departemen Agama mendirikan Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) Sebagai mendidik pegawai negeri menjadi ahli agama. Tiga tahun Lalu, tepatnya 24 Agustus 1960, ADIA bergabung Didalam PTAIN Yogyakarta menjadi IAIN, al-Jam’iah al-Hukumiyyah.
Transformasi besar terjadi Di 25 Februari 1963 ketika IAIN cabang Jakarta resmi menjadi IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tetapi, lompatan terbesar Terbaru terjadi Di 20 Mei 2002. Melewati Keputusan Ri No. 031 Tahun 2002, IAIN Syarif Hidayatullah resmi bertransformasi menjadi UIN, Didalam mandat yang diperluas Sebagai mengelola pelbagai bidang keilmuan umum.
Keputusan ini bukanlah hal yang mudah Di zamannya. Di Ditengah perdebatan akademik tentang dikotomi ilmu agama dan ilmu umum, UIN Jakarta memilih jalan Ditengah yang revolusioner: integrasi keilmuan.
Konsep integrasi keilmuan yang diusung UIN Jakarta sering kali menuai perdebatan. Pasalnya, paradigma ini menolak pemisahan tegas Di ilmu agama dan ilmu umum. Untuk pandangan UIN Jakarta, seluruh ilmu bersumber Untuk Tuhan Yang Maha Esa.
Tentu saja, integrasi ini bukan sekadar slogan tapi paradigma epistemologis yang harus diterapkan Untuk setiap aspek pembelajaran. Implementasinya terlihat nyata Untuk kurikulum. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), misalnya, memadukan Pembelajaran agama Islam Didalam ilmu Pembelajaran modern. Di Pada Yang Sama, Fakultas Sains dan Keahlian (FST) mengintegrasikan nilai-nilai keislaman Untuk Pembuatan ilmu pengetahuan dan Keahlian, dan seterusnya.
Sebagai memastikan implementasi yang konsisten, UIN Jakarta Justru menerbitkan Keputusan Rektor No. 864 Tahun 2017 tentang Pedoman Integrasi Keilmuan. Pedoman ini menekankan bahwa integrasi ilmu berbeda Didalam Islamisasi ilmu, melainkan upaya harmonisasi yang lebih kompleks.
Tantangan Era Digital
Memasuki era kecerdasan buatan, UIN Jakarta Berusaha Mengatasi tantangan Terbaru. Penggunaan AI Untuk pembelajaran membawa efisiensi, Tetapi juga risiko plagiarisme dan Pelanggar etika akademik.
Antisipasi dilakukan Didalam membentuk Kecerdasan Buatan and Literacy Innovation Institute (ALII). Lebih konkret lagi, UIN Jakarta menerbitkan Surat Keputusan Rektor No. 127/2025 tentang Penggunaan Generative Kecerdasan Buatan yang mengatur penggunaannya Untuk kegiatan akademik dan non akademik. Aturan ini mewajibkan mahasiswa mencantumkan atribusi yang jelas ketika menggunakan AI Untuk tugas, skripsi, tesis, disertasi, maupun publikasi ilmiah. Langkah ini mencerminkan Kesejajaran Di Pembaharuan Keahlian dan integritas akademik.
Visi besar UIN Jakarta tidak berhenti Di prestasi akademik. Sebagai institusi Di bawah naungan Kementerian Agama, kampus ini secara aktif mendukung Inisiatif strategis kementerian, termasuk “Asta Inisiatif Prioritas Kementerian Agama Berdampak” yang digagas Pembantu Presiden Pembantu Presiden Agama, Nasaruddin Umar. Inisiatif ini dirancang Sebagai menuntaskan Asta Cita pemerintahan Ri Prabowo Subianto. Salah satu fokus utamanya adalah penguatan ekoteologi, yakni penanaman kesadaran ekologis berbasis nilai keislaman yang sejalan Didalam misi ketahanan Ketahanan Pangan dan energi hijau.
Komitmen UIN Jakarta Pada ekoteologi terlihat nyata. Pusat Pengkajian Islam dan Kelompok (PPIM) UIN Jakarta, misalnya, aktif meneliti peran komunitas Muslim Untuk pelestarian lingkungan. Di tingkat kampus, civitas akademika rutin Melakukan penanaman pohon sebagai wujud kesadaran ekologis Di bawah koordinasi Pusat Green Campus.
Inisiatif Green Campus yang dikembangkan UIN Jakarta-hal mana menjadi salah satu Inisiatif prioritas Universitas-mencakup pengelolaan energi efisien dan hibrid sepeda listrik, pengelolaan limbah, konservasi air, hingga Pembuatan infrastruktur hijau. Upaya ini tidak sekadar slogan, melainkan respons konkret Pada Permasalahan Internasional ketahanan Ketahanan Pangan dan energi.
Untuk aspek Transformasi Digital, UIN Jakarta terus Meningkatkan kapasitas dan utilitas Learning Management System (LMS) yang terintegrasi Didalam Academic Information System (AIS), E-Semesta, dan platform e-Campus lainnya. Sistem ini memungkinkan layanan administrasi akademik berjalan lebih efisien dan transparan. Yang Memikat, UIN Jakarta tidak berhenti Di Keahlian konvensional. Kampus ini terus mengeksplorasi potensi kecerdasan buatan Sebagai Meningkatkan Mutu Pembelajaran dan layanan Di masa Di, selaras Didalam semangat reformasi birokrasi Di tata kelola yang bersih dan berorientasi pelayanan prima.
Reputasi Internasional
Pencapaian UIN Jakarta Untuk QS World University Rankings sejatinya bukan hal kebetulan. Penilaian didasarkan Di empat komponen: Reputasi Akademik (70%), Reputasi Pemberi Kerja (10%), Sitasi (10%), dan H-indeks (10%). UIN Jakarta Memperoleh Kelebihan Untuk aspek reputasi akademik, publikasi, dan sitasi.
Pengakuan datang tidak hanya Untuk lembaga pemeringkatan internasional. Di Maret 2025, Kementerian Pembelajaran Tinggi, Sains, dan Keahlian Menyediakan Pengakuan kepada UIN Jakarta atas pencapaiannya mempertahankan posisi Di Di 500 institusi teratas dunia Untuk bidang theology, divinity, & religious studies.
Regu Taskforce QS Ranking UIN Jakarta Justru optimistis Berencana masuk Untuk pemeringkatan bidang lain seperti Pembelajaran, sosiologi, dan komunikasi. Analisis Menunjukkan publikasi, reputasi akademik, dan sitasi Untuk bidang-bidang tersebut terus Merasakan peningkatan.
Di usia Di-68 ini, UIN Jakarta diharapkan tidak lagi sekadar menjadi institusi Pembelajaran tinggi Islam Tetapi harus kian meneguhkan dirinya sebagai pusat Kelebihan yang memadukan Kebiasaan keilmuan Islam Didalam Permintaan zaman modern, menjadi jembatan Di warisan intelektual klasik, dan Pembaharuan kontemporer.
Sebagaimana semangat yang diusung Sebelum awal, integrasi keilmuan UIN Jakarta bukan hanya tentang menggabungkan dua jenis ilmu, tetapi menciptakan paradigma Terbaru Untuk memahami dan Menyusun pengetahuan Sebagai kemajuan bangsa. Teruslah berkembang “Kampus Pembaru”, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
*) Ahmad Tholabi Kharlie
Wakil Rektor Bidang Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(nwk/nwk)
Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Meneguhkan Jati Diri, Menatap Masa Di Internasional