Jakarta –
Kompas pertama kali dibuat Di masa Dinasti Han China Di tahun 300 dan 200 Sebelumnya masehi (SM). Benda ini dibuat secara sederhana Untuk batu bermuatan magnet yang digantung Di udara Bersama seutas tali.
Secara alami batu yang tergantung itu Akansegera menunjuk langsung Hingga kutub magnet Bumi. Awalnya, batu-batuan bermagnet ini digunakan Untuk ramalan Lantaran sifatnya yang tampak supranatural.
Tetapi Di akhirnya, batu-batu ini akhirnya terbukti menjadi alat yang tak tergantikan Untuk penjelajah seluruh dunia. Kompas menjadi penunjuk arah Di siang dan malam hari.
Bumi sendiri adalah magnet yang Memiliki dua kutub. Kompas masa kini berisi sepotong kecil bahan magnet bersifat saling Menarik Perhatian Hingga kutub yang berlawanan Di Bumi.
Diketahui pusat magnet Bumi terletak Di 1000 mil (1609 km) selatan Di kutub utara. Tepatnya Di sebelah barat Pulau Ellesmere, Kanada. Supaya Kendati detikers berdiri Di belahan Bumi selatan, jarum kompas Akansegera selalu menunjuk Hingga utara.
Arah Jarum Kompas Di Luar Angkasa
Jika Di Bumi kompas Akansegera selalu menunjuk Hingga arah utara, bagaimana Bersama Di luar angkasa?
Area Di Di Bumi yang Memiliki gaya magnet paling dominan adalah magnetosfer. Magnetosfer membentang Di 23.000 mil (37.014 km) Hingga arah matahari.
Di kompas digunakan Di area ini, jarumnya masih dapat mendeteksi medan magnet Bumi dan mengarahkan Hingga titik Pulau Ellesmere, Kanada. Tetapi jika kompas digunakan Di luar magnetosfer, keadaan Akansegera Karena Itu lebih rumit.
Lantaran Bumi bukan satu-satunya objek Di tata surya yang menghasilkan gaya magnet. Bulan dan Mars juga Memiliki medan magnet, tetapi lebih lemah daripada Bumi.
Jika seorang astronaut bepergian lebih jauh, kompas Bisa Jadi Akansegera menunjuk Hingga arah salah satu Untuk dua objek. Objek pertama adalah Jupiter Lantaran Kecepatanakses rotasinya tinggi (28.273 mph dibandingkan Bumi) dan inti hidrogen metalik besar (1,5 kali ukuran Bumi).
Magnetosfer Jupiter lebih kuat daripada planet tetangga Bumi lainnya. Areanya membentang Di 12 juta mil (19 juta km) Untuk Di planet itu.
Objek kedua adalah matahari. Bintang terbesar ini Memiliki area magnetosfer yang meliputi seluruh tata surya.
Jika astronaut berada Di luar magnetosfer planet seperti Bumi atau Jupiter, kompas Akansegera menunjuk Hingga arah matahari.
Kompas Khusus Antariksa
Tidak bisa diketahui Di mana pusat magnet matahari, Lantaran lokasi kutub magnetnya berubah kira-kira setiap 11 tahun. Ketika bintik matahari terbentuk Di solar maximum, magnetosfernya Akansegera Di atur ulang.
Kutub magnet Bumi juga bisa berubah polaritasnya (kekutubannya) tetapi gerakannya lambat. Kutub Bumi bisa berganti Untuk utara Hingga selatan dan Sebagai Gantinya setiap 30.000 tahun atau lebih. Pertukaran kutub magnet Akansegera terjadi Untuk beberapa abad mendatang.
Setiap benda-benda langit pasti Akansegera memengaruhi arah jarum kompas. Justru kompas tradisional juga bisa digunakan Di luar angkasa.
Tetapi arah geraknya bisa tidak beraturan. Baik utara, selatan, timur, dan barat.
Lantaran tidak beraturan ini, badan antariksa menggunakan kompas khusus yang dikenal sebagai magnetometer vektor. Kompas ini tidak hanya bisa mengukur arah datangnya gaya magnet, tetapi juga besarannya. Supaya lebih berguna daripada kompas yang ada Di Bumi.
(det/nah)
Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Kompas Akansegera Menunjuk Hingga Arah Mana Jika Digunakan Di Luar Angkasa?