Jakarta –
Melanjutkan Pembelajaran Ke jenjang SMA Bisa Jadi hal yang lumrah Bagi banyak orang. Akan Tetapi, bisa menempuh SMA adalah sebuah Kesenangan besar Bagi Sifan Alyori.
Remaja laki-laki berusia 16 tahun tersebut adalah siswa Ke Sekolah Rakyat. Awalnya ia pesimis bisa melanjutkan Pembelajaran Sebab kendala biaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hampir Menjadi Juru Parkir
Kesempatan bersekolah Ke Sekolah Rakyat bagaikan pengubah nasib Bagi Sifan. Pasalnya, ia hanya dibesarkan Bersama sang ibu sendirian.
Ayahnya meninggalkan Sifan Di ia masih berusia empat bulan. Kini ibunya harus membiayai SIfan Ke Di Lagi mengidap kanker perut ganas.
“Kadang Ibu mencari pekerjaan Bersama Rumah orang. Kalau ada yang butuh Dukungan bersih-bersih, Ibu kerjakan. Bersama Sebab Itu serabutan, apa saja yang ada,” kata Sifan dikutip Bersama laman Kementerian Sosial (Kemensos), Senin (22/9/2025).
Di ini, Sifan terpaksa harus membantu sang ibu bekerja. Terkadang ia menjadi tukang parkir dan tukang cuci Piring Sebagai memperoleh uang sekolah.
“Kalau tidak masuk Sekolah Rakyat, Bisa Jadi saya berhenti setahun, kerja dulu Sebagai kebutuhan sehari-hari dan kumpulin uang buat sekolah. Saya pernah bantu-bantu markir, Bersama Sebab Itu tukang cuci Piring, jualan es, pokoknya apa saja yang bisa dilakukan,” ungkapnya.
Kaget Sebab Bisa Sekolah Tanpa Bayar
Sifan masih belum percaya jika Sekolah Rakyat tidak mengenakan biaya apapun. Ia merasa Tenteram dan sangat bersyukur Sebab tidak lagi membebankan ibunya.
“Saya kaget Di pertama kali pas dibilang sekolah ini tidak berbayar. Sebab Sebelumnya ada sekolah lain yang biaya masuknya besar, Sambil Itu saya dan ibu kurang mampu. Bersama Sebab Itu hadirnya Sekolah Rakyat itu seperti jawaban doa,” kata Sifan.
Begitu juga Bersama sang ibu, masih tidak percaya ada sekolah yang tidak mengenakan biaya sama sekali. Ditambah, Sifan Berencana ditanggung biaya sehari-hari dan asramanya.
“Awalnya ibu mikir-mikir, kayak ini beneran enggak? Kayak terlalu ajaib ada sekolah gratis. Saya yang meyakinkan ibu sampai akhirnya setuju,” kata Sifan.
Cerita Hari Pertama Masuk Sekolah Rakyat
Sifan kini menempuh Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 13 Bekasi, Jawa Barat. Ia mulai belajar Ke 14 Juli 2025 lalu.
Ia merasa berkesan Di pertama datang Ke sekolahnya. Berangkat ditemani ibu naik angkot adalah kenangan terbaik Di tahun ini.
Sifan juga sempat diberi tahu jika dirinya hampir tidak lolos. Akan Tetapi, kini ia bisa bernafas lega lantaran bisa sekolah Ke sana.
“Katanya saya hampir tidak lolos, tapi alhamdulillah akhirnya bisa dan saya Senang banget. Bisa lanjutkan cita-cita saya Sebagai sekolah lagi dan suatu hari masuk perguruan tinggi,” kata Sifan.
Cita-cita Sifan Ingin Bersama Sebab Itu Praktisi Medis Bedah
Sifan bertekad belajar Bersama sungguh Bagi mengubah nasib keluarganya. Ia bermimpi menjadi seorang Praktisi Medis bedah orthopedi.
Ia juga sudah tahu ingin melanjutkan Pembelajaran tinggi Ke mana. Sifan berharap Ke depannya ia bisa mempunyai pekerjaan dan karier yang baik.
“Kalau Ke luar negeri saya ingin Ke Universitas Yonsei, Korea kalau Ke Indonesia Bisa Jadi UI atau UGM,” katanya.
(cyu/nah)
Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Kisah Sifan Hampir Bersama Sebab Itu Juru Parkir, Selamat Sebab Masuk Sekolah Rakyat











