Kisah Inspiratif Uga, Di Penderita Menjadi Peneliti Autisme



Jakarta

Perjalanan hidup Anugrah Fadly Kreato Seniman bukanlah kisah biasa. Didiagnosis Merasakan Autism Spectrum Disorder (ASD) Sebelum bayi, pria yang akrab disapa Uga ini membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang Sebagai meraih mimpi.

Di Ditengah berbagai tantangan Sebelum masa kecil, Uga kini resmi menyandang gelar Magister Pembelajaran Luar Biasa Di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Bersama tesis yang menyuarakan ekspresi anak-anak autis lewat Seni Kearifan Lokal.

“Seni Kearifan Lokal dan Pembelajaran adalah jalan pengabdian saya,” kata Uga Di keterangannya, Kamis (28/6/2025).


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perjalanan Uga Di Kecil hingga Dewasa

Sebelum kecil, Uga harus melewati hari-hari yang tidak mudah. Selain autisme, ia juga Merasakan gangguan tidur yang berat. Berbagai terapi dijalani atas inisiatif orang tua, Tetapi tantangan Lebihterus besar Di ia mulai masuk sekolah.

Di sekolah negeri hingga swasta, Justru sekolah khusus, Uga tak lepas Di stigma dan lingkungan yang belum sepenuhnya inklusif. Di itu, Uga selalu Menyambut Dukungan Sebagai terus bersemangat Di belajar.

Tetapi, situasi Lebihterus berat Di bangku SMP. Kepadatan kegiatan sekolah dan minimnya Dukungan membuatnya harus berpindah-pindah sekolah, Justru sempat Merasakan penolakan Di beberapa sekolah kejuruan.

Kuliah Di ISI Jogja Karena Itu Titik Balik Uga

Tetapi titik balik datang Di ia diterima Di Institut Seni Kearifan Lokal Indonesia (ISI) Yogyakarta, jurusan Seni Kearifan Lokal Rupa. Di sanalah Uga Sebagai pertama kalinya merasakan lingkungan yang suportif, bebas Di bullying, dan terbuka Di perbedaan.

Justru, ia mulai akrab berinteraksi Bersama mahasiswa Foreign Di berbagai Bangsa. Ia membangun kepercayaan diri yang Pada ini sempat rapuh.

Usai lulus sarjana, Uga melanjutkan studi Magister Di Langkah Pembelajaran Luar Biasa UNY atas arahan dosen FBSB UNY, Dr Hajar Pamadhi. Di sinilah mimpinya makin terarah yakni Sebagai memperjuangkan ruang ekspresi Untuk anak-anak autis Melewati Seni Kearifan Lokal.

“Saya ingin agar anak-anak autis Memiliki ruang yang luas Sebagai mengekspresikan diri, didengar, dan dihargai,” katanya.

Buat Studi Soal Permasalahan Autisme

Tak sekadar menyelesaikan studi, Uga juga menyumbangkan Studi yang menyentuh banyak hati. Lewat tesis berjudul ‘Respon Anak Autis Di Kegiatan Pameran Seni Kearifan Lokal Rupa I’M POSSIBLE: Ekspresikan Dirimu’, ia mengeksplorasi bagaimana Seni Kearifan Lokal rupa bisa menjadi sarana komunikasi dan terapi Untuk anak-anak autis.

Penelitiannya melibatkan anak-anak autis sebagai seniman Di pameran Seni Kearifan Lokal. Hasilnya menujukkan anak-anak menjadi lebih Kepercayaan Diri, lebih mampu menyalurkan emosi, serta Menimbulkan Kekhawatiran Di konsentrasi dan Komitmen sosial.

Yang membuat penelitiannya Lebihterus kuat adalah latar Dibelakang pribadinya. Sebagai penyandang autisme, Uga mampu membaca dan merasakan respon anak-anak autis Bersama sensitivitas yang tinggi. Ia tak sekadar meneliti, ia memahami dan Merasakan langsung.

Prestasi Uga tak lepas Di Dukungan berbagai pihak, terutama Pusat Studi Penyandang Disabilitas UNY yang dipimpin Bersama Prof Dr Ishartiwi, M Pd. Lembaga ini menjadi Tempattinggal kedua Untuk mahasiswa penyandang Penyandang Disabilitas, menyediakan layanan konsultasi, Dukungan moral, hingga advokasi akademik.

(cyu/nwk)

Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Kisah Inspiratif Uga, Di Penderita Menjadi Peneliti Autisme