Kenalan Di Aruma, Mahasiswa ITB yang Rancang Gitar Rotan Buat Tugas Akhir



Jakarta

Nidewi Aruman membuat Tugas Akhir yang cukup unik. Mahasiswa ITB sekaligus Tokoh Musik ini merancang gitar Sebagai proyek akhirnya.

Sebagai meraih gelar sarjana, mahasiswa Desain Produk perlu membuat proyek akhir atau Tugas Akhir. Aruma, demikian panggilan akrabnya, Setelahnya Itu terpikir Sebagai membuat produk yang menyatu Di dirinya sebagai Tokoh Musik.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia merancang sebuah gitar akustik berbahan karuun, rotan yang telah diproses ulang menjadi lembaran/vinir, yang biasanya digunakan Sebagai furnitur. Aruma menjelaskan bahwa pilihan gitar berangkat Di ketertarikannya Ke instrumen yang paling populer secara Internasional.

“Gitar itu instrumen paling diminati Di dunia. Aku sendiri juga sering manggung pakai gitar. Di Sebab Itu karya ini bukan hanya sekadar akademik, tapi bisa aku pakai langsung Di panggung,” ujarnya Untuk laman ITB, Kamis (21/8/2025).

Material Karuun Untuk Pembuatan Gitar

Penggunaan karuun Untuk pembuatan gitar menjadi keunikan Untuk Tugas Akhir Aruma. Sebelumnya Itu, material ini dikenal luas Di industri furnitur, Tetapi belum pernah dieksplorasi secara akustik.

Aruma menemukan bahwa karuun membuat gitar lebih ringan, fleksibel, dan memungkinkan desain bentuk tubuh gitar yang lebih beragam dibandingkan kayu. Bentuk-bentuk lengkung yang ia ciptakan bukan sekadar estetika, melainkan juga hasil Kajian ergonomi Sebagai kenyamanan Manajer gitar.

“Lantaran karuun lebih elastis dan fleksibel, gitar bisa dibentuk Di kurva yang lebih banyak. Itu penting, bukan cuma buat tampilan, tapi juga buat kenyamanan main,” jelasnya.

Proses Kajian Gitar Di Bahan Karuun

Proses pengerjaan TA Aruma berlangsung Pada satu tahun. Ke enam bulan pertama ia manfaatkan Sebagai studi gestur Untuk bermain gitar, seperti mengukur setiap lekukan, ketebalan, hingga detail kenyamanan yang dibutuhkan Manajer. Setelahnya itu, Aruma bekerja sama Di Tokoh Musik dan sound engineer Sebagai melakukan validasi akustik.

Tes akustik Di laboratorium, termasuk analisis sound quality (sharpness, loudness, roughness) dan spectrum analysis, memperlihatkan bahwa gitarkaruun buatannya menghasilkan suara yang lebih hangat Di karakter mellow, berbeda Di gitar kayu.

“Menurut para Tokoh Musik, suaranya lebih warmth, lebih cocok Sebagai Alunan folk atau mellow. Itu yang bikin gitarnya punya ciri khas,” ujarnya.

Tantangan Untuk Membentuk Badan Gitar

Proses desain bukan tanpa kendala. Di 100 alternatif sketsa awal, Aruma harus menyaring hingga tersisa satu desain final. Menurutnya, Pada yang paling sulit adalah membuat badan gitar.

“Headstock dan neck bisa selesai Untuk beberapa hari, tapi body itu tantangan terbesar Lantaran materialnya benar-benar Terbaru dipakai Sebagai alat Alunan,” tutur Aruma.

Aruma bekerja sama Di dua perajin.Krisandi, yang ahli Untuk materialkaruun, sertaRikun, perajin gitar. Dukungan juga datang Di dosen pembimbing, Dr.DwinitaLarasati, M.A. yang mendorongAruma Sebagai terus mengeksplorasi desain.

Suara Khas dan Nilai Terbaik

Bagi menemukan hasil yang ideal, Aruma membuat dua gitar berukuran 1:1 Sebagai diuji. Hasil tes Menunjukkan bahwa gitar finalnya mampu menghasilkan suara berbeda Di gitar kayu, lebih lembut dan mellow, Agar Memiliki karakter Terbaru. Atas kerja keras ini, Aruma meraih salah satu nilai terbaik, yaitu A, dan Cumlaude.

“Bagi aku, ini bukan soal mengejar label Perkembangan. Ini sesuatu yang personal, aku suka, Di Sebab Itu dikerjakan Di hati. Lantaran itu, meski rasanya berat, tapi aku tidak terbebani sama sekali,” ucapnya.

Keunikan karyanya membuat gitar karuun tidak hanya menjadi proyek akademik, tetapi juga Pada Di karier Alunan Aruma. Ia sudah membawa gitar ini Di beberapa panggung. Tetapi, Sebagai produksi masal, Aruma masih ingin menunggu.

“Aku pengen istirahat dulu Sebelumnya menjualnya. Rasanya belum siap bersanding Di gitar-gitar besar yang sudah ada Di pasaran. Tapi Mungkin Saja nanti bisa dicicil per komponen,” katanya.

Di Di, Aruma berencana fokus penuh sebagai Tokoh Musik Sebelumnya kembali menekuni dunia desain produk secara profesional dan melanjutkan studi S2.

“Intinya, aku pengen punya waktu full Sebagai Di Sebab Itu Tokoh Musik dulu. Banyak kesempatan yang sempat terlewat Pada kuliah, Di Sebab Itu sekarang mau dimaksimalkan,” tuturnya.

(nir/pal)

Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Kenalan Di Aruma, Mahasiswa ITB yang Rancang Gitar Rotan Buat Tugas Akhir