Jakarta –
Publikasi internasional bidang sains dan Metode (science and engineering) Untuk Indonesia ternyata masih tertinggal dibandingkan Bersama Bangsa jiran seperti Malaysia.
Hal ini diungkapkan Haryadi Gunawi, ilmuwan diaspora Indonesia yang mengajar Hingga Amerika Serikat Untuk sosialisasi Inisiatif Garuda Academic of Excellence (ACE) beberapa waktu lalu yang digelar Kementerian Pembelajaran Tinggi, Sains, dan Ilmu Pengetahuan.
Pada ini Haryadi adalah guru besar bidang Ilmu Mesin Chicago University. Haryadi memaparkan laporan United States National Science and Foundation (NSF) yang berjudul Publication Output: U.S Trends and International Comparisons. NSF merupakan lembaga yang serupa Bersama Badan Studi dan Pembaharuan Nasional (BRIN) milik Indonesia.
Haryadi menyebutkan jumlah publikasi sains dan Metode Hingga tahun 2020 Hingga beberapa Bangsa seperti China sebanyak 669.744 publikasi, Amerika Serikat sebanyak 455.655 publikasi, Jepang sebanyak 101.014 , Indonesia sebanyak 32.553 publikasi, dan Malaysia sebanyak 21.884.
“Salah satu responsnya yakni jumlah publikasi Indonesia lumayan, lebih banyak Untuk Bangsa tetangga Di kita (Malaysia),” ujar Haryadi.
Hanya saja, jika angka tersebut dibandingkan Bersama Penduduk Dunia per 1 juta penduduk, maka jumlah publikasi Indonesia Hingga bidang sains dan Metode 5 kali lebih kecil dibanding Malaysia.
“Kenyataan pahit yang kita terima yakni Indonesia masih 4 sampai 10 kali lebih kecil dibandingkan Bangsa-Bangsa itu,” katanya.
Haryadi juga Menunjukkan jumlah publikasi bidang ilmu Mesin Hingga Indonesia yaitu 13 per 1 juta penduduk. Sambil Itu Hingga Malaysia sebesar 74 per 1 juta penduduk.
Data juga Menunjukkan publikasi sains dan Metode Hingga Indonesia hanya 20 % yang Menampilkan peneliti Bangsa lain sebagai co-author atau collaborator. Bangsa lain masih lebih banyak melakukan Studi kolaborasi internasional atau lintas Bangsa.
Persentase kolaborasi internasional Untuk publikasi bidang sains dan Metode Hingga AS mencapai 40%, Sambil Itu Hingga Malaysia Malahan Di 50%.
Haryadi juga Menunjukkan data proporsi setiap Bangsa Hingga Untuk top 1% publikasi sains dan Metode yang paling banyak dikutip. Hasilnya 1,58% Untuk top 1% most cited publication itu dikerjakan ilmuwan AS.
Adapun Malaysia sebanyak 0,90% dan Sambil Itu Indonesia “hanya” 0,18%. “Indonesia masih sangat kecil. Hingga area ilmu Mesin lebih parah, tidak ada satu pun penulis Untuk Indonesia yang menjadi penulis Hingga Top 1% most cited publication,” ujar Haryadi.
Diketahui, Inisiatif Garuda ACE diperuntukkan Bagi mahasiswa jenjang sarjana atau magister Sebagai Membahas kelas pelatihan Studi dan bahasa Inggris Di 6 bulan agar Meningkatkan kapasitas Studi Hingga tingkat internasional.
Secara Keseluruhan, Inisiatif ini dimaksudkan Sebagai Menyusun sumber daya manusia yang Memperoleh kapasitas Studi internasional unggul agar dapat berkontribusi Bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan Hingga tingkat nasional maupun Dunia.
(pal/twu)
Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Kemakmuran Publikasi Bidang Sains dan Metode Indonesia, Tertinggal Untuk Malaysia?