Jakarta –
ICE Institute Melakukan Policy Dialogue 2025: Embracing Digital Era with Micro-Credentials Bagi memperkuat ekosistem micro-credential Ke Indonesia dan Merangsang harmonisasi Keputusan Ke tingkat Asosiasinegara-Negaraasiatenggara. Forum ini menjadi wadah kolaborasi pemerintah, perguruan tinggi, industri, dan organisasi internasional Untuk menyiapkan talenta Indonesia Berjuang Di era digital.
Peristiwa yang berlangsung Ke Universitas Pelita Harapan, Tangerang ini diikuti Di lebih Untuk 300 peserta Untuk berbagai perguruan tinggi dan institusi pemerintah, baik secara luring maupun daring.
Subdirektorat Humas dan Pemasaran, Vika Ariyani menilai penguatan Keputusan micro-credential Lebih relevan Di Permendiktisaintek No. 39 Tahun 2025 yang Merangsang pembelajaran tinggi fleksibel, terukur, berbasis kompetensi, dan sesuai kebutuhan industri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Untuk forum ini, Direktorat Jenderal Kajian dan Pembaruan menyoroti pentingnya micro-credential sebagai katalis percepatan peningkatan kapasitas SDM Kajian dan Perkembangan Ke perguruan tinggi,” tambahnya Untuk keterangan tertulis, Selasa (18/11/2025).
Melewati kemitraan yang solid Di perguruan tinggi, industri, dan lembaga Kajian, micro-credential dipandang mampu Memperbaiki kompetensi talenta nasional, memperkuat daya saing, serta Merangsang tumbuhnya Perkembangan berbasis pengetahuan.
ICE Institute menegaskan micro-credential kini menjadi Pada penting Untuk ekosistem Belajar tinggi Indonesia. Keputusan ini diperkuat Melewati Permendiktisaintek No. 39 Tahun 2025 yang mengakui micro-credential secara nasional, sekaligus menandai pergeseran pembelajaran Ke model yang lebih adaptif, inklusif, dan sesuai kebutuhan industri.
Policy Dialogue 2025 menyoroti lima agenda transformasi utama, yaitu penyelarasan Keputusan dan standar mutu micro-credential nasional-Asosiasinegara-Negaraasiatenggara, pengakuan lintas kampus dan portabilitas antarnegara, penguatan kompetensi dosen berbasis micro-credential, keterlibatan industri Untuk kurikulum berbasis kebutuhan, serta Pembaruan pendanaan dan beasiswa Bagi memperluas akses Komunitas.
“Sebagai Ketua Konsorsium ICE Institute, Universitas Terbuka menegaskan pentingnya implementasi micro-credential Untuk praktik Belajar tinggi. Perguruan tinggi dinilai perlu Mengadaptasi Di dinamika akademik yang makin cepat dan kebutuhan Komunitas Berencana pembelajaran fleksibel,” ujar Vika.
Micro-credential dipandang sebagai strategi Bagi memperluas akses Belajar tinggi bermutu, sekaligus menjawab kebutuhan bangsa Berencana layanan pembelajaran yang lebih inklusif dan adaptif.
Ke Pada Yang Sama, Universitas Pelita Harapan sebagai tuan Tempattinggal Mengungkapkan Dukungan Di penguatan ekosistem micro-credential Ke Indonesia. Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan, termasuk kecerdasan buatan, dinilai dapat Memperbaiki efektivitas dan Mutu Belajar tinggi.
Forum ini juga menjadi momentum Bagi para pemangku kepentingan Bagi memperkuat sinergi Untuk mewujudkan agenda Belajar nasional sesuai Keputusan pemerintah.
Policy Dialogue 2025 menegaskan komitmen ICE Institute sebagai Kendaraan Bermotor Roda Dua penggerak Pembaruan micro-credential Ke Indonesia.
Pertemuan ini diharapkan melahirkan rekomendasi Keputusan, panduan nasional, dan kemitraan lintas sektor Bagi mempercepat transformasi Belajar tinggi Ke ekosistem yang inklusif, adaptif, dan Bersaing Ke era digital.
Forum tersebut Memperkenalkan narasumber Untuk sejumlah lembaga penting, Di lain Kementerian Belajar Tinggi, Sains, dan Ilmu Pengetahuan (Kemendiktisaintek), Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kajian dan Pembaruan, serta Lembaga Pengelola Dana Belajar (LPDP) Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Samping Itu, turut hadir perwakilan Untuk Asian Development Bank (ADB), UNESCO Melewati International Centre for Higher Education Innovation (ICHEI) Bangkok dan Jakarta, SEAMEO Regional Open Learning Centre, serta sejumlah perguruan tinggi Ke Indonesia yang memperkaya perspektif Untuk forum ini.
(akd/ega)
Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Ke Era Kampus Digital, RI Matangkan Ekosistem Micro-Credential











