Jakarta –
Air Jakarta Ke berbagai Lokasi terpantau Untuk keadaan tercemar berat. Standar air ini meliputi kelompok air sungai, situ atau waduk, dan air tanah.
Ke air sungai dan situ atau waduk Jakarta, ditemukan bakteri koli dan bakteri koli tinja. Indikator lain yang tidak memenuhi standar air Di lain fenol, total fosfat, total nitrogen, dan kebutuhan oksigen secara proses biologis Untuk air (BOD).
Temuan tersebut diperoleh Untuk pemantauan Standar air DKI Jakarta tahun 2025. Inisiatif ini merupakan kerja sama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta Bersama Pusat Eksperimen Lingkungan Hidup (PPLH) Lembaga Eksperimen Internasional Lingkungan dan Pemanasan Global (LRI LPI) IPB University, Lembaga Ilmu Pengetahuan (Lemtek) Universitas Indonesia (UI), serta Direktorat Pengabdian Kelompok dan Layanan Kepakaran (DPMK) Institut Ilmu Pengetahuan Bandung (ITB).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenapa Air Jakarta Tercemar Berat?
Wakil Kepala DLH DKI Jakarta Dudi Gardesi Asikin menjabarkan, cemaran air Jakarta terutama disebabkan Bersama air limbah grey water. Limbah ini berupa air buangan domestik yang tidak mengandung tinja atau urine Untuk bak mandi, pancuran, wastafel kamar mandi, dan mesin cuci, tetapi belum terkelola Bersama baik.
Faktor penyebab cemaran air Jakarta lainnya yaitu kebiasaan warga buang sampah sembarangan. Ke Di itu, sistem pengelolaan limbah Bersama usaha mikro, kecil, dan menengah (Usaha Mikro Kecil) serta permukiman juga belum terkelola Bersama baik.
Air Tercemar Bakteri Koli Tinja
Dr Liyantono, Sekretaris Eksekutif PPLH IPB University mengatakan septic tank yang tidak memenuhi standar juga berisiko rembes Ke resapan air tanah. Kemakmuran ini juga berisiko mencemari air Jakarta.
Berdasarkan temuan Lemtek UI, terdapat bakteri koli tinja Untuk air tanah warga.
“Seharusnya keberadaan bakteri koli ini tidak boleh ada sama sekali Untuk air tanah sesuai aturan Untuk Permenkes Nomor 2 Tahun 2023. Hal yang unik, berdasarkan temuan Untuk Skuat, saluran grey water terkadang bercampur Bersama saluran buang air kecil (BAK),” ucapnya Ke diseminasi Ke Oakwood Hotel, Jakarta Timur (25/11/2025) lalu, dikutip Untuk keterangan yang diterima detikEdu.
Masalah BAB Sembarangan dan Septic Tank
Peneliti juga Menginformasikan masih ada kebiasaan warga Bagi buang air besar sembarangan (BABS) Ke situ atau waduk.
Peneliti IPB University, Dr Zaenal Abidin, mencontohkan, Ke Waduk Rawa Kepa, terdapat banyak saluran grey water dan black water yang langsung masuk Hingga Untuk badan air situ atau waduk lewat saluran perpipaan Tempattinggal tangga.
Dampaknya, risiko pencemaran bakteri koli dan bakteri koli tinja Hingga badan air Karena Itu Menimbulkan Kekhawatiran. Masalahnya, bakteri ini berbahaya Bagi Kesejajaran manusia.
“Upaya penyediaan septic tank komunal dan sistem pengelolaan limbah harus dibuat secara luas Bagi memenuhi Standar lingkungan yang lebih baik,” jelasnya.
Lokasi Mana yang Prioritas Ditangani?
Bagi menentukan prioritas pengelolaan Standar air, peneliti membagi sungai-sungai Ke DKI Jakarta menjadi enam klaster. Pembagian didasarkan Ke karakteristik atau tipologi, serta tingkat pencemaran ruas sungai.
Karakteristik sungai ditengok berdasarkan lebar, kedalaman, kelokan, dan Kelajuan arus Untuk ruas sungai. Hasilnya lalu dihubungkan Bersama nilai indeks pencemaran (IP) Untuk ruas sungai yang diukur Ke titik tertentu.
Liyantono mencontohkan, ruas Kali Cideng dominan Memperoleh status cemar berat. Status ini sesuai Bersama Kemakmuran aliran airnya yang lambat dan sumbernya hanya Untuk saluran grey water warga.
Peneliti juga menemukan kebiasaan warga yang belum optimal mengelola pengelolaan limbah domestik dan sanitasi. Bagi itu, perlu perilaku positif dan kesadaran Kelompok agar Standar air membaik.
Diseminasi Standar air Jakarta dihadiri perwakilan Kementerian Perancangan Pembangunan Nasional/Badan Perancangan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Kementerian Lingkungan Hidup, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum (Direktorat Air Tanah dan Air Baku dan Balai Besar Area Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), Koordinator Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta, dan Satuan Kerja Gadget Lokasi (SKPD) Yang Terkait Bersama.
(twu/pal)
Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: IPB-UI-ITB Ungkap Air Jakarta Tercemar Berat, Ada Bakteri Koli Tinja











