Inovatif! Dosen UNG Sulap Popok Bekas Karena Itu Panel Dinding Ramah Energi



Jakarta

Popok bayi bekas dan tongkol jagung biasanya hanya berakhir Ke tempat sampah. Tapi Ke tangan Skuat dosen lintas jurusan Bersama Universitas Negeri Gorontalo (UNG), dua limbah ini justru diubah menjadi material bangunan inovatif bernama ECO-BLOX.

Pembaharuan ini diperkenalkan Ke ajang Pameran Hasil Studi dan Pembaharuan Industri Di rangkaian Konvensi Sains Ilmu Pengetahuan dan Industri (KSTI) 2025 yang digelar Ke Sasana Kebiasaan Global Ganesha (Sabuga), Bandung Ke 7-9 Agustus 2025.

ECO-BLOX adalah panel dinding modular yang dibuat Bersama campuran limbah popok bayi dan tongkol jagung. Produk ini diklaim mampu meredam panas, Konsisten tekanan tinggi, dan mendukung efisiensi energi bangunan, terutama Untuk Tempattinggal-Tempattinggal Ke Daerah tropis seperti Gorontalo.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Ini popoknya kita pakai yang limbah, yang bekas itu dikumpulin aja. Karena Itu kita ada timnya, kita ada Google Form Untuk ngumpulin popok-popok. Bersama Tempattinggal Ke Tempattinggal diambil, kami diberikan alamatnya. Terus kita bayar limbah popok itu, satu popoknya dua ribu. Karena Itu semangat itu ibu-ibu buat ikut. Tapi ini khusus hanya pipis, kalau Untuk buang air besar enggak bisa,” jelas Esta Larosa, salah satu dosen pengembang ECO-BLOX.

Dibuat Bersama Limbah, Dirancang seperti Lego

Inspirasi penggunaan popok bekas datang Bersama Pengalaman Hidup pribadi para dosen yang Memiliki anak kecil. Ke Di bersamaan, tongkol jagung yang berlimpah Ke Gorontalo juga Disorot sebagai bahan potensial.

Menurut data Badan Pusat Statistik, Gorontalo menghasilkan lebih Bersama 500 ribu ton jagung per tahun, Bersama limbah Agrikultur yang kerap terbuang sia-sia.

Proses pembuatan ECO-BLOX dimulai Bersama sterilisasi popok menggunakan metode hidrotermal. Setelahnya itu, popok dicacah kecil-kecil dan dicampur Bersama serbuk tongkol jagung halus, semen, dan bahan aditif lainnya.

Campuran ini Lalu dicetak menjadi balok modular mirip Lego yang dapat dirangkai tanpa perlu banyak perekat tambahan.

Kuat, Konsisten Air, dan Efektif Meredam Panas

ECO-BLOX telah Melewati sejumlah uji kekuatan dan fungsionalitas. Hasilnya, panel ini mampu menahan tekanan hingga 14 MPa, dua kali lipat Bersama standar minimum Untuk bangunan Tempattinggal tinggal.

Panel juga Konsisten air dan terbukti membantu menjaga suhu Di ruangan tetap stabil. Bersama ECO-BLOX, suhu Tempattinggal lebih sejuk Lantaran panas Bersama luar tidak langsung masuk Ke Di ruangan.

“Nama ECO-BLOX itu awalnya Lantaran terbuat Bersama bahan-bahan ramah lingkungan, Karena Itu penyelamatan lingkungan. Intinya kami ingin sebanyak Mungkin Saja ECO-BLOX digunakan agar lebih banyak lingkungan yang terselamatkan,” ujar Sartika, Skuat lainnya.

Menurut Sartika, Pembaharuan ini bukan cuma soal teknis bangunan, tapi juga tentang upaya menyelamatkan lingkungan Bersama limbah yang Sebelumnya Itu tak termanfaatkan.

Bersama ECO-BLOX, para dosen UNG membuktikan bahwa solusi bangunan masa Didepan bisa hadir Bersama hal-hal sederhana, Malahan Bersama tumpukan popok dan limbah Agrikultur yang sering kali Disorot tak berguna.

(cyu/nwk)

Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Inovatif! Dosen UNG Sulap Popok Bekas Karena Itu Panel Dinding Ramah Energi