Ini Predator yang Paling Ditakuti Hewan Sabana Afrika, Bukan Singa atau Buaya



Jakarta

Hewan sabana Afrika diketahui takut Berencana predator puncak ini. Bukan singa atau buaya, apa predator yang dimaksud?

Singa kerap kali dijuluki sebagai raja hutan Lantaran cakar tajam, otot kuat, dan mata jeli mereka. Mereka juga ahli Di berburu secara berkelompok.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Daerah perairan, buaya siap menerkam hewan-hewan yang menyebrang secara bergerombol. Kendati demikian, bukan dua predator ini yang sering ditakuti hewan lainnya Ke Daerah sabana Afrika.

Menurut Science Alert, satwa liar tidak begitu takut Bersama auman singa. Mayoritas penghuni padang rumput itu justru lebih takut Di satu predator ini.

Manusia Karena Itu Predator yang Paling Ditakuti

Makhluk yang paling ditakuti Bersama para hewan Ke sabana Afrika adalah manusia. Hal ini sebagaimana dilaporkan sebuah pengamatan yang dimuat Di Journal Current Biology.

Ahli ekologi Universitas Western LianaZanette dan rekan-rekannya melangsungkan studi Bersama memutar serangkaianvokalisasi dan suara kepada satwa liar Ke Taman Nasional Kruger Raya, Afrika Selatan. Kawasan ini merupakan Rumah Bagi Pertumbuhan singa (Pantheraleo) terbesar yang tersisa Ke dunia.

Para peneliti meletakkan Lensa dan pengeras suara Ke lubang air Di musim kemarau. Mereka memutar rekaman ulang suara percakapan manusia Di bahasa lokal, meliputi bahasa Tsonga, Sotho Utara, Inggris, dan Afrikaans. Serta suara kegiatan perburuan manusia, termasuk gonggongan anjing dan bunyi tembakan. Ke sisi lain, suara sekumpulan singa yang saling “mengobrol” juga diputar.

Hasil temuan ini cukup mengejutkan. Dilaporkan hampir 19 spesies hewan meninggalkan kubangan air segera Setelahnya mendengar perbincangan manusia dibanding suara singa. Binatang yang diamati langsung Berlari, termasuk badak, gajah, jerapah, macan tutul, hyena, zebra, dan babi hutan.

Bukti Nyata Ulah Manusia

Para peneliti menyimpulkan satwa liar mengenali manusia sebagai bahaya sebenarnya. Sambil Itu gonggongan anjing dan suara perburuan lain hanyalah pelengkap kecil.

“Ketakutan Di manusia sudah mengakar dan menyebar luas,” ujarClinchy, salah satu peneliti.

Rasa takut yang muncul Di mendengar percakapan manusia ini tidak dapat dibiarkan, terlebih Bagi Pertumbuhan spesies sabana yang populasinya menyusut. Sebab ketakutan yang berkelanjutan kelak bisa Lebih Mengurangi Pertumbuhan satwa yang ada.

“Saya pikir meluasnya rasa takut Ke seluruh komunitas mamalia sabana adalah bukti nyata dampak lingkungan yang ditimbulkan manusia,” kata Zanette.

“Tidak hanya Melewati hilangnya habitat, Krisis Lingkungan, dan kepunahan spesies, yang semuanya merupakan hal penting. Akan Tetapi, kehadiran kita Ke lanskap itu saja sudah cukup menjadi sinyal bahaya Agar mereka merespons Bersama sangat kuat. Mereka sangat takut Di manusia, jauh lebih takut daripada predator lainnya,” imbuhnya.

(nir/nah)

Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Ini Predator yang Paling Ditakuti Hewan Sabana Afrika, Bukan Singa atau Buaya