Jakarta –
Menjadi periset Hingga Harvard University bukanlah sesuatu yang mudah diraih. Perlu dedikasi tinggi Untuk Pembelajaran maupun waktu.
Bersama sekian banyak orang yang menyerah Sebagai kedua hal itu, salah seorang perempuan asal Singosari, Malang, Jawa Timur ini justru sukses membuktikan bahwa anak muda Indonesia mampu menembus kampus top dunia tersebut.
Novalia Pishesha, tumbuh seperti remaja Ke umumnya. Dulu, ia bersekolah Hingga Indonesia hingga jenjang sekolah menengah dan memutuskan Sebagai menembus Amerika Serikat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga Di ini, ia mendedikasikan kesehariannya Sebagai meriset dan Membuat Pembaharuan Biotech Hingga Amerika Serikat. Malahan, ia pernah menciptakan kandidat Imunisasi Covid-19.
Jejak Studi: Bersama Singosari Hingga Universitas California
Sebelumnya melanglang buana Hingga Negeri Paman Sam, Nova tinggal Hingga Singosari, Jawa Timur. Ia menempuh Pembelajaran menengah Hingga SMA Katolik Kolese Santo Yusup Malang, Jatim.
Lulus Bersama sekolah tersebut, Nova mencoba seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN) Hingga Universitas Brawijaya. Jurusan kedokteran yang punya peminat ribuan tiap tahunnya tersebut pun berhasil ditembus Nova.
Akan Tetapi, Sebab dirasa tidak sesuai Bersama kebutuhannya, ia hanya bertahan Di dua bulan. Nova Lalu memutuskan Sebagai pindah kuliah.
“Universitas Brawijaya, tapi Setelahnya masuk 1-2 bulan nggak cocok. Bersama Sebab Itu saya quit. Saya quit terus saya mencari enaknya kalau misalnya mau sekolah Hingga mana,” ujar Nova Di dihubungi detikEdu, Rabu (12/11/2025).
Ternyata Nova lebih tertarik belajar Biotech. Seraya memikirkan pilihan kampusnya, orang tua Nova menyarankan supaya ia berkuliah Hingga tempat yang Di Bersama saudara atau kenalannya.
Sebuah kebetulan, sang paman tinggal Hingga Amerika Serikat. Supaya ia memutuskan Sebagai mencoba kampus Hingga sana.
“Dan saya punya paman yang sayangnya sudah meninggal beberapa tahun lalu. Beliau ini tinggal Hingga San Francisco. Bersama Sebab Itu San Francisco adalah salah satu pilihan ceritanya,” katanya.
Dikarenakan terlambat Sebagai mencoba masuk kampus lewat jalur umum, Nova pun memutuskan Sebagai mengikuti community college terlebih dahulu. Ia juga berpikir bahwa community college Memperoleh biaya yang lebih terjangkau.
“Bersama Sebab Itu saya Hingga City College Hingga San Francisco. Dan juga lebih murah daripada langsung Hingga universitas awal. Nah Setelahnya Bersama sana, saya masuk sana Di dua tahun,” bebernya.
Setelahnya itu, Nova melanjutkan studi S1 Hingga Department of Bioengineering University of California at Berkeley. Di itu, Nova mengaku sangat beruntung Sebab biaya pendidikannya dibantu Bersama beasiswa.
“Dan Sebab sebenarnya saya nggak mampu sih bayar uang sekolah Hingga sana. Tapi Hingga Universitas California Hingga Berkeley beruntungnya ngasih saya full scholarship,” kata Nova.
Diusulkan sebagai Harvard Junior Fellow
Perjalanan sebagai peneliti pun dimulai Hingga negeri yang sama. Nova menjalani Inisiatif fast track Bersama S1 langsung Hingga S3 Hingga Department of Biological Engineering, Massachusetts Institute of Technology (MIT).
“Sebab kalau Hingga Amerika itu bisa langsung Bersama S1 bisa langsung S3. Walaupun punya Penghayatan Eksperimen. Bersama Sebab Itu Lalu saya apply Hingga MIT salah satunya. Dan diterima Hingga MIT juga dan dapet beasiswa penuh Bersama sana juga,” ujarnya.
Gayung bersambut, Kemungkinan Nova menjadi peneliti Lebih terbuka lebar Setelahnya MIT menominasikan dirinya sebagai Junior Fellow Hingga Harvard. Bakatnya sebagai peneliti Lebih terbukti Sebab tak semua mahasiswa S3 dapat Bersama Sebab Itu Harvard Junior Fellow.
Harvard Junior Fellow dikenal sebagai Inisiatif yang sangat prestisius Hingga dunia akademik. Inisiatif ini melahirkan banyak profesor besar dan Kemenangan Apresiasi Nobel.
“Bersama Sebab Itu Harvard Junior Fellow itu kamu harus punya S3. Bersama Sebab Itu ya biasanya itu berarti kamu sekolah S3 Hingga sekolah yang top rank, top rank university dan kamu juga harus dinominasikan Bersama profesor kamu,” tuturnya.
Dari 2024, Nova sibuk sebagai Principal Investigator Hingga Division of Immunology, Boston Children’s Hospital. Di Itu juga menjadi Assistant Professor Hingga Harvard Medical School, dan Associate Member Hingga Broad Institute.
Kembangkan Pembaharuan-Bangun Lab Terapi Kanker
Kala Wabah Dunia Mengamuk berbagai Negeri Ke 2019, Nova tak diam. Sebagai periset ia mencoba formula Sebagai membuat Imunisasi corona yang bisa mudah dan murah diproduksi.
Bersama Keahlian nanobodi, Nova menambahkan komponen Imunisasi hasil Pembaruan Terapi Gangguan autoimun. Imunisasi buatan Nova mengandung dua komponen dasar yakni antibodi Bersama hewan alpaka dan Pada Bersama Spike protein Mikroba SARS-Cov-2.
Kecintaan Di Eksperimen Nova terus buktikan, contohnya Bersama mendirikan laboratorium bernama Cerberus Therapeutics dan Orthrus Therapeutics. Lab tersebut fokus Membuat terapi-terapi Terbaru Sebagai kanker dan Gangguan kronis lain.
“Kalau Cerberus, fokusnya Hingga developing terapi-terapi Terbaru Sebagai prevent disease dan cancer. Kalau Ortrus, terapi Terbaru Sebagai Gangguan autoimun,” kata Nova.
Hingga Cerberus, Nova sempat menjabat CEO Di dua tahun. Akansegera tetapi, ia Lalu melepaskan jabatan tersebut Sebab sebagai peneliti Hingga Harvard tidak bisa memegang C-level.
Di ditanya soal pulang kampung Hingga Indonesia, Nova mengaku belum memikirkannya terlalu jauh. Ia masih bermimpi Sebagai Membuat labnya tersebut.
Ia juga menyebut, situasi Hingga Amerika Serikat menjadikannya lebih memungkinkan Sebagai Membuat lab Biotech. Nova melihat Kemungkinan tersebut belum banyak Hingga Indonesia.
“Sebab environment Bersama Sebab Itu kayak posisi saya Hingga Boston yang banyak universitas, banyak Fasilitas Medis dan semuanya sangat Eksperimen oriented. Dan Malahan kalau kembali Hingga Indonesia kayaknya i need to find a new job,” katanya.
Menurutnya, Sebagai membangun laboratorium Biotech Hingga Indonesia punya tantangan yang lebih besar. Ia berpendapat lebih sulit Untuk menghimpun Regu Sebagai mensukseskan labnya.
“Bersama Sebab Itu kalau misalnya mau nyari biotech, bangun biotech itu gak sendiri. Kamu pun perlu CFO, kamu perlu CTO, kamu perlu legal firm. Bersama Sebab Itu kalau misalnya mau bangun itu Hingga Indonesia Akansegera sulit,” katanya.
Pesan Untuk Anak Muda yang Ingin Bersama Sebab Itu Periset
Kiprah Nova sebagai peneliti Hingga kampus top Amerika tidaklah singkat. Ia sudah menemukan jejaknya Hingga sana hampir 13 tahun.
Nova yakin Bersama kemampuan keras dan usaha yang konsisten, anak muda lain Hingga Indonesia bisa menyusul karier seperti dirinya. Nova melihat mahasiswa-mahasiswa asal Asia termasuk Indonesia punya citra yang baik Hingga sana.
“Saya rasa orang Asia dan orang India, orang India dan orang China bagus. Orang Korea Selatan juga banyak. Bersama Sebab Itu banyak juga kolega saya yang profesor-profesor orang Korea itu banyak banget. Orang China juga banyak banget. Orang India juga banyak banget,” katanya.
Nova memotivasi anak muda yang ingin mengikuti jejaknya Sebagai tidak minder. Pasalnya, banyak mahasiswa asal Indonesia yang Memperoleh prestasi bagus Hingga universitas-universitas Amerika.
“Banyak Bersama mereka sangat pintar. Bersama Sebab Itu kayak Malahan anak-anak Indonesia. Nggak hanya saya ya. Bersama Sebab Itu kayak ada anak MIT yang orang Indonesia. Dan mereka graduate top of their class walaupun mereka sekolah sampe SMA Hingga Indonesia juga,” tuturnya.
Menurutnya, Kunci Sebagai bisa bertahan dan berkembang Hingga lingkungan akademik atau Eksperimen Amerika Serikat adalah pandai menjalin komunitas. Lalu, tak lupa bekerja cerdas dan selalu ramah dan terbuka Bersama banyak kesempatan.
“Do well, work hard. Work smart, build your community. And your network with other people,” pesannya.
(cyu/pal)
Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Ini Perjalanan Nova Bersama Sebab Itu Peneliti Hingga Harvard











