Jakarta –
Muhammad Fazil Ihsan Lanasa ingin kuliah Metode dirgantara Hingga luar negeri seperti idolanya, BJ Habibie. Peraih medali emas World Youth Invention and Innovation Award (WYIIA) 2023 ini sudah mengantongi skor IELTS dan SAT Sebagai bekal mendaftar Hingga perguruan tinggi luar negeri.
Nasa, begitu ia akrab dipanggil, merupakan salah satu Untuk 350 siswa penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM) Persiapan S1 Luar Negeri Angkatan 4. Dari awal tahun, siswa kelas 12 MAN 4 Jakarta ini mengikuti rangkaian Langkah beasiswa, mulai Untuk webinar series Sebagai kuliah luar negeri, kursus IELTS dan SAT, summer Langkah, dan proyek sosial.
Tetapi Ke 3 November 2024, Surat Puspresnas Nomor 1645/J3/PN.06/2024 Berkata beasiswa persiapan kuliah Hingga luar negeri ini tidak lagi Mengadakan college counseling. Penggantian biaya pendaftaran universitas luar negeri juga ditiadakan.
“College counseling ini penting Sebab selain yang Hingga-planning tadi, seharusnya juga ada pendampingan soal esai, terutama Sebagai universitas Hingga Amerika Serikat ataupun buat scholarships,” tuturnya Ke detikEdu jelang penyampaian petisi Ketahanan BIM Persiapan S1 Luar Negeri Angkatan 4 Hingga Kantor Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Jakarta Selatan, Rabu (20/11/2024).
Tak Ada Konseling, Pembiayaan Ditiadakan
Dikutip Untuk laman BIM Puspresnas, college counseling merupakan bimbingan Belajar tinggi Sebagai memilih perguruan tinggi dan prodi tujuan, penulisan esai, hingga persiapan wawancara.
College counseling sedianya digelar Di September-Oktober, tetapi tidak kunjung diadakan sampai terbit surat Puspresnas tentang peniadaan bimbingan Belajar tinggi dan reimbursement biaya pendaftaran Hingga kampus luar negeri Untuk awardee BIM Persiapan S1 Luar Negeri.
Sedangkan peniadaan reimbursement biaya pendaftaran universitas luar negeri menurut Nasa berdampak Ke teman-teman sesama penerima beasiswa Di keterbatasan ekonomi.
Ia mencontohkan, salah satu rekannya yang peraih medali Pesta Latihan sains nasional (OSN) Merasakan keterbatasan Keuangan. Sebab, awardee tersebut tak mampu membayar biaya pendaftaran Hingga universitas luar negeri tujuannya.
“Sebab saya tahu sendiri, nggak semua awardee BIM Persiapan ini yang punya kapabilitas Keuangan bagus, Sebab mereka dinilai Untuk merit (prestasi),” tuturnya.
Nasa sendiri membayar CAD 170 atau Di Rp 1,9 juta Sebagai mendaftar Hingga University of British Columbia (UBC), Kanada. Sedangkan Ide Sebagai mendaftar Hingga University of California (UC) Berkeley dan University of Rhode Island ia urungkan.
“UC Berkeley kemungkinan saya drop, Sebab harganya lumayan mahal 85 Kurs Mata Uang Amerika (USD, Di Rp 1,3 juta). Dan juga University of Rhode Island 65 Kurs Mata Uang Amerika (USD, Di Rp 1,03 juta),” tuturnya.
Tak hanya dirinya, Nasa menuturkan siswa sesama penerima BIM Persiapan S1 Luar Negeri Angkatan 4 Untuk madrasahnya pun Merasakan kendala biaya Belajar tinggi yang sama.
“Teman saya itu nilai IELTS-nya udah jauh Hingga atas Preliminary BIM, dan juga ada SAT-nya yang jauh Hingga atas Preliminary BIM. tapi Sebab keputusan itu (tidak ada lagi reimbursement biaya pendaftaran), dia sering drop beberapa universitas gara-gara biaya,” ucapnya.
Mencari Kuliah Gratis Hingga Luar Negeri
Ia kini pikir-pikir lagi Sebagai Mengintroduksi biaya pendaftaran Hingga universitas Hingga luar negeri. Bersama empat teman awardee BIM Persiapan S1 Luar Negeri Angkatan 4 Hingga MAN 4 Jakarta, Nasa Untuk-Untuk tugas mencari Potensi beasiswa Hingga berbagai Negeri dan benua. Khususnya Ke kampus yang menyediakan biaya pendaftaran gratis.
“Salah satu teman saya nyari semua universitas yang ada beasiswanya Hingga Australia. Satu yang Hingga Eropa, satu yang Hingga Amerika,” tuturnya.
“Kita buat kategori, dan apa-apa cari sendiri,” imbuhnya.
Nasa juga mendaftar Hingga International Scholars Langkah, sejenis BIM Sebagai mahasiswa internasional Hingga Kanada. Beasiswa ini menyediakan gratis uang kuliah dan uang saku per tahun.
“Pengumumannya sendiri, kalau tidak salah, Maret. Karena Itu pas tahu pengumuman ini, bisa lanjut Hingga BIM (reguler S1) atau scholarship ini,” imbuhnya.
Ia semula ingin masuk Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat, perguruan tinggi terbaik Hingga dunia versi QS World University Ranking (WUR) 2025. Tetapi, beasiswa Hingga kampus-kampus AS lazimnya bersifat parsial, tidak menyediakan tempat tinggal dan tunjangan hidup per tahun.
“Saya Karena Itu nge-rescale tujuan saya. Karena Itu kalau universitasnya nggak ada kepastian soal beasiswa atau apapun, saya drop,” ucapnya.
Kini, Nasa menarget Monash University, National University of Singapore (NUS), Nanyang Technological University (NTU), hingga Korea Advanced Institute of Science Technology (KAIST). Kampus terakhir terkenal Di Belajar gratis, uang saku, plus asrama Untuk mahasiswanya.
Melanjutkan Kajian
Tak berdiam diri, Nasa juga kini melanjutkan proyek risetnya. Sebelumnya, ia harus berpandai-pandai membagi waktu sekolah, persiapan IELTS dan SAT, serta Kejuaraan Kajian.
Minatnya Hingga bidang Kajian sains dan Ilmu Pengetahuan terutama diasah Dari menginjak kelas 10 madrasah. Pada itu, dia membuat kompensator energi Untuk Produk rongsokan. Kompensator daur ulang ini dapat menghemat listrik Tempattinggal tangga hingga 1.000 Watt.
Gagasannya terinspirasi Untuk flywheel alias roda gila yang digunakan Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) yang komponennya relatif jarang ditemukan Ke Umumnya. Berkonsultasi Di kepala sekolah SMK PGRI Telagasari, Karawang, Jawa Barat, ia pun Berkreasi memanfaatkan flywheel Untuk bearing truk diesel dan generator bekas hydro generator.
Risetnya itu kelak diganjar Di medali emas International Research Competition for Young Scientist (IRCYS) 2022.
Kini, Nasa berencana membuat Pembaharuan yang berdampak Sebagai membantu krisis kemanusiaan. Ia menuturkan, proyek ini berangkat Untuk Situasi Hingga Palestina.
“Situasi Hingga lapangannya nggak ada jalur. Misal ada camp refugee Hingga sini, tapi jalur Ekspedisi Hingga camp-nya udah hancur banget. Kaya truk yang didesain buat off-road pun susah Hingga sananya,” tuturnya.
“Karena Itu inginnya, inovasinya nanti bisa diaplikasikan Hingga tempat-tempat yang lagi krisis,” pungkasnya.
Yang Berhubungan Di petisi Ketahanan BIM Persiapan S1 Luar Negeri Sebagai Nasa dan kawan-kawannya, Sekretaris Puspresnas Nancy Rahmawati mewakili Kepala Puspresnas Merasakan petisi orang tua siswa. Ia mengatakan pihaknya mengagendakan pertemuan Lanjutnya Di orang tua siswa BIM Persiapan S1 Luar Negeri Angkatan 4 Ke Jumat (22/11/2024).
“Mereka menyampaikan petisi Sebagai melanjutkan BIM 4 yang Pada ini masih tertunda,” ucapnya Hingga Kantor Puspresnas, Jakarta Selatan.
“Kelanjutannya nanti ada pertemuan lagi Lanjutnya, mudah-mudahan ada solusi terbaik Sebagai anak-anak semua. Pertemuannya hari Jumat besok. Ibu Kepala nanti menemui Bapak-Ibu Jumat nanti, sudah kita jadwalkan,” sambungnya.
(twu/pal)
Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Cerita Nasa, Siswa Beasiswa BIM Persiapan S1 Luar Negeri yang Programnya Diputus