Anak Penjual Sayur Karena Itu Founder Mula, Ini Kisah Para Penerima KIP Kuliah



Jakarta

Mengukir prestasi bukanlah hal mustahil, Malahan Bagi mereka yang hidup Di keterbatasan. Sejumlah mahasiswa telah membuktikan bahwa Kepuasan ekonomi bukanlah penghalang Sebagai bermimpi besar. Kekurangan yang dialami justru menjadi titik awal perubahan.

Melewati Inisiatif Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, 3 mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) berhasil Menunjukkan bahwa tekad dan kerja keras mampu menembus segala batas. Mereka membuktikan keterbatasan bukan alasan Sebagai menyerah.

Salah satunya adalah Fahmi Nur Halim, mahasiswa Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unpad. Dari duduk Di bangku SMP, Fahmi telah menanamkan satu mimpi sederhana Di hatinya, bisa melanjutkan Belajar tinggi.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di balik cita-cita itu, ada perjuangan orang tua yang penuh kasih. Sang ibu berjualan sayur, Sambil Itu ayahnya berprofesi sebagai penjual jamu. Di tangan-tangan sederhana itulah, semangat Fahmi Sebagai menempuh Belajar lahir dan tumbuh Lebih kuat.

“Dari SMP saya sudah menargetkan bisa dapat KIP. Waktu itu belum tahu Akansegera kuliah Di mana, tapi saya yakin Belajar adalah jalan Sebagai memperbaiki hidup,” ujarnya dikutip Di laman Kementerian Belajar Tinggi, Sains, dan Ilmu Pengetahuan (Kemendiktisaintek), Jumat (17/10/2025).

Keyakinan tersebut terbukti. Melewati KIP Kuliah, Fahmi tidak hanya menempuh Belajar, tapi juga berkembang sampai menjadi mahasiswa berprestasi nasional.

Fahmi berhasil meraih Mahasiswa Berprestasi Nasional kategori Pengelolaan dan Pemberdayaan 2024, Kemenangan 1 Road to MITReap Innovation Ecosystem Chapter Java, serta menjadi finalis Clash of Champions Ruangguru 2024.

“Bagi saya, KIP-Kuliah itu katalis yang mempercepat saya menemukan dan Membuat potensi diri. Saya bisa ikut lomba, berjejaring, dan belajar tentang banyak hal,” ujar Fahmi.

Rafli, Mahasiswa Bersama 53 Lomba dan IPK 4

Kisah inspiratif lain datang Di Rafli Iltizamulloh, mahasiswa Fakultas Psikologi Unpad angkatan 2022. Ia juga mengaku lahir Di keluarga sederhana.

Ayahnya buruh tani dan ibunya seorang ibu Tempattinggal tangga. Rafli menjadikan Belajar sebagai pijakan Sebagai mengubah nasib.

“Bisa Jadi kita boleh lahir Di mana saja. Kita Bisa Jadi boleh lahir Bersama ekonomi Ke bawah, ekonomi menengah, ataupun ekonomi Ke atas. Tapi ketika kita Memiliki jiwa dan semangat kuat dan juga jiwa yang pantang menyerah, pasti kita bakal bisa mencapai apa yang kita inginkan Ke depannya,” katanya.

Rafli membuktikannya Bersama mengukir sederet prestasi. Ia sudah mengikuti 53 ajang lomba dan membawa pulang 31 Pengakuan nasional.

Rafly juga termasuk Mahasiswa Berprestasi 2 Unpad 2025 dan Kemenangan 1 Innovilleague Kemenko PMK 2025. Tak hanya itu, ia juga berhasil mempertahankan IPK sempurna 4.00.

Nugraha, Anak Petani Berprestasi Di Pelosok

Di pelosok Sukabumi, ada Nugraha, mahasiswa Jurnalistik Fikom Unpad angkatan 2022. Ia tumbuh Di keluarga petani sederhana.

Akan Tetapi semangatnya Sebagai belajar dan berbagi cerita membuatnya melangkah jauh. Nugraha termasuk mahasiswa yang berprestasi.

Nugraha aktif Di berbagai organisasi kampus seperti Ketua Skuad Aktivis Pegiat dan Pemerhati Alam (KAPPA) Fikom, Staf BEM Kema Unpad, dan Keluarga Mahasiswa Bidikmisi (Kabim).

Ia juga menorehkan prestasi akademik, Di antaranya Kemenangan 1 National Feature Writing WJC Unpad 2024, Kemenangan 1 Penulisan Ilmiah Ajisaka UGM, dan Top 6 Finalis Future Lestari Foundation 2024.

“Bagi teman-teman yang berasal Di pelosok dan Memiliki keterbatasan Keuangan, jangan pernah menyerah. Saya buktinya, bisa kuliah Di Unpad berkat semangat dan kesempatan Di KIP-Kuliah,” kata Nugraha.

Belajar Telah Mengubah Arah Hidup Mereka

Di ketiga mahasiswa ini, bisa disimpulkan bahwa Belajar telah mengubah arah hidup seseorang. Belajar menjadi jalan Bagi mereka Sebagai memperbaiki nasib.

Ketiga mengaku sangat bersyukur Sebab sudah Memperoleh KIP Kuliah. Fahmi, Rafli, dan Nugraha merupakan mahasiswa yang menggunakan dana KIP Kuliah Bersama baik.

Sesudah lulus, mereka Memiliki cita-cita ingin melanjutkan Belajar magister. Rafli berharap bisa melanjutkan studi magister Neuropsychology Di kampus Australia atau Belanda.

Begitu juga Nugraha, bermimpi bisa melanjutkan studi Ke Columbia University, Amerika Serikat, dan menjadi jurnalis yang menyuarakan Permasalahan kemanusiaan.

Selangkah lebih maju, Fahmi kini sudah membangun Mula Elevated Indonesia. Mula tersebut merupakan platform Pembaruan mahasiswa berbasis AI yang sudah memberdayakan lebih Di 2.000 mahasiswa Di seluruh Indonesia.

Ia mengaku bermimpi Karena Itu entrepreneur Di bidang edutech dan deeptech. Besar harapan, dirinya bisa membantu menggerakan ekonomi dan Pembaharuan Di Indonesia.

“Bisa Jadi kita tak bisa memilih lahir Di keluarga seperti apa, tapi kita bisa memilih Sebagai berjuang dan belajar agar masa Didepan berubah,” kata Fahmi

(cyu/pal)

Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Anak Penjual Sayur Karena Itu Founder Mula, Ini Kisah Para Penerima KIP Kuliah