Jakarta –
Indonesia tidak pernah kekurangan sosok-sosok cerdas yang berkontribusi Untuk dunia. Salah satu Didalam sosok tersebut adalah alumnus Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (UB), Herry Utomo.
Herry punya prestasi mentereng Hingga kancah internasional, seperti kini menjadi profesor tetap Hingga Louisiana State University (LSU), Amerika Serikat. Bukan Hanya Itu, Herry punya Perkembangan yang bisa Dari Sebab Itu jawaban masalah kekurangan gizi Internasional.
Perkembangan itu adalah varietas padi tinggi protein pertama Hingga dunia yang ia namakan Cahokia Rice. Bersama timnya, padi tinggi protein itu hadir Melewati proses mutasi alami atau non-genetically modified organism (non-GMO).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses ini menghasilkan beras Didalam indeks glikemik (ukuran seberapa cepat karbohidrat bisa Meningkatkan kadar gula Setelahnya dikonsumsi) rendah dan kadar protein 50% lebih tinggi Didalam varietas biasa. Perkembangan Herry kini telah dipatenkan dan dipasarkan secara komersial Hingga Amerika Serikat.
“Cahokia Rice bukan hanya Perkembangan sains, tapi juga misi kemanusiaan. Kami ingin menciptakan solusi Ketahanan Pangan yang sehat, alami, dan dapat membantu mengatasi masalah kekurangan gizi Internasional, terutama protein,” tutur Prof Herry dikutip Didalam laman resmi UB, Senin (11/8/2025).
Gizinya Setara Didalam Daging
Menciptakan hal yang luar biasa tentu saja tak mudah, Herry mengaku diperlukan waktu bertahun-tahun Di Pembaruan varietas ini. Ia dan Skuat memilih pendekatan Studi secara holistik Didalam jalur non-GMO.
Jalur non-GMO dipilih Sebab Herry ingin menghasilkan varietas yang bisa diterima luas Dari Komunitas. Ia tak ingin Komunitas yang mengonsumsi Cahokia Rice ragu Sebab produk diciptakan Sebab rekayasa genetik.
“Kami memilih jalur non-GMO Sebab ingin menghasilkan varietas yang bisa diterima luas Dari Komunitas, tanpa keraguan Akansegera rekayasa genetik. Perkembangan ini juga Menunjukkan bahwa sains bisa bergerak sejalan Didalam kearifan lokal dan Kesejaganan Komunitas.” bebernya.
Adapun pendekatan Studi holistik yang dimaksud Sebelumnya berkaitan Didalam tiga tahap penting yang dilalui alumnus S2 University of Kentucky itu. Ketiganya adalah seleksi genetik, pengujian Mutu gizi, hingga adaptasi agronomis Hingga berbagai Area.
Didalam berbagai proses tersebut, tentu beras Cahokia Memperoleh berbagai Kepentingan. Salah satunya Kepentingan Di sisi agronomis, Hingga mana varietas ini berumur pendek, Konsisten Pada Gangguan jamur Pyricularia grisea, berbulir panjang, dan mampu dipanen hingga 7.560 kg/hektar.
Didalam setiap hektar beras yang diproduksi, beras Cahokia mampu menghasilkan hingga 150 kg protein murni atau setara Didalam 550 kg daging atau 4.500 liter susu.
“Jika varietas ini ditanam secara luas Hingga Indonesia, maka dapat berkontribusi Pada tambahan asupan protein nasional hingga 1 juta ton per tahun, atau setara Didalam 3,6 juta ton daging,” urai Herry.
Ajak Institusi Di Negeri Memperkenalkan Beras Cahokia
Profesor LSU itu menyebutkan beras Cahokia bisa dikembangkan Hingga berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Untuk itu, ia membuka Kemungkinan kerja sama Studi Didalam berbagai institusi Di negeri Untuk mengadaptasi Ilmu Pengetahuan ini Hingga lahan lokal.
Jabatannya sebagai profesor tidak mewajibkan Herry Untuk mengajar Hingga kelas. Kendati demikian, ia aktif membagikan ilmu dan Pengalaman Hidup Melewati kuliah daring serta kerja sama Studi lintas Negeri.
Tinggal Hingga Negeri Paman Sam tidak melepaskan jati dirinya sebagai orang Indonesia. Untuk itu, ia aktif terlibat Di berbagai misi sosial yang berkaitan Didalam Nusantara.
Contohnya misi sosial dan Belajar Hingga Papua dan Area tertinggal lain, menjalin kolaborasi antar universitas Hingga Indonesia dan lembaga Studi internasional, hingga menjadi Pemimpin Negara Indonesian Diaspora Network United (IDN-U), organisasi yang menaungi diaspora Indonesia Hingga seluruh dunia.
Herry menjadi bukti bila anak Indonesia bisa besar berkembang Hingga dunia internasional. Untuk itu, ia berpesan kepada mahasiswa Indonesia Untuk tidak pernah takut bermimpi besar, keluar Didalam zona nyaman, dan menjemput setiap kesempatan yang datang.
“Kita tidak bisa memilih dilahirkan Hingga mana, tapi kita bisa memilih bagaimana kita melangkah dan bertumbuh. Banyak yang mengira sukses hanya Untuk mereka yang punya keistimewaan. Tapi saya percaya, sukses itu Untuk siapa saja yang mau kerja keras, terus belajar, dan tidak mudah menyerah. Jangan takut gagal, Sebab gagal itu Dibagian Didalam proses tumbuh,” pesannya.
Terus mengikuti perkembangan Hingga Indonesia, khususnya Hingga bidang Belajar, Herry optimis Pada masa Didepan negeri ini. Ia percaya bila Indonesia bisa setara Justru melampaui Negeri maju.
“Didalam kombinasi Kearifan Lokal Global, Belajar, dan Perkembangan, Indonesia bisa setara Justru melampaui Negeri-Negeri maju,” tandasnya.
(det/det)
Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Alumni UB Ciptakan Beras Tinggi Protein, Begini Inovasinya











