Jakarta –
Layanan peta digital seperti Google Maps kini banyak diminati Kelompok Untuk mencari informasi lokasi tertentu. Lambat laun, peta fisik atau atlas mulai ditinggalkan.
Walaupun Memperoleh banyak Kelebihan, peta online juga punya beberapa keterbatasan utamanya jika dibandingkan Didalam atlas Untuk digunakan sebagai alat belajar. Hal ini diungkapkan Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Geografi Provinsi DKI Jakarta, Denny Mawardi.
“Data fisik ternyata memberi kemudahan Untuk kita Untuk proses pembelajaran yang nantinya itu Akansegera membuat kita bisa lebih mengenal hal-hal yang diakses secara nyata,” kata Denny Untuk Kegiatan Peluncuran Literatur Atlas Indonesia dan Dunia Ke Jakarta International Convention Center (JICC), Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (25/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perbandingan Peta Digital vs Fisik
Keterbatasan Hubungan Jaringan
Untuk penerapannya Ke sekolah, Denny menyebut peta fisik atau atlas Memperoleh lebih banyak Kelebihan daripada peta digital. Kelebihihan pertama yakni Untuk hal Aturan sekolah.
Pasalnya, tidak semua sekolah memperbolehkan siswa membawa handphone. Aturan ini Akansegera menjadi kendala pertama.
“Tapi ketika Untuk mengakurasi pembelajaran, nah ini banyak sekali akurasi dan regulasi yang Bisa Jadi ada beberapa sekolah tidak memperbolehkan putra-putrinya membawa handphone,” kata Denny.
Lalu, menurut Denny ketersediaan Jaringan pun menjadi tantangan lain. Terlebih Untuk Daerah-Daerah terluar, terdalam, dan tertinggal (3T), tidak semua sekolah sudah terjangkau sinyal.
“Lalu belum lagi Ke Daerah-Daerah Indonesia yang sangat heterogen. Tidak semua Daerah Indonesia itu mudah Gadget elektroniknya, Lalu sinyalnya,” katanya.
“Ketika Inisiatif dan Keahlian itu tidak bisa menjawab Ke Daerah-Daerah tertentu, maka kita tidak bisa menggunakan peta digital,” tambah Denny.
Terpecahnya Fokus
Sebagai guru Ke SMAN 6 Jakarta, Denny mengaku mengajak siswa belajar lewat peta fisik atau atlas. Ia menjelaskan, peta fisik bantu suasana pembelajaran menjadi lebih fokus. Pasalnya, Di membuka peta digital lewat handphone, Akansegera ada banyak notifikasi muncul.
“Banyak notifikasi, tak Akansegera langsung fokus Ke peta yang Bapak-Ibu minta. Tapi ketika iklan itu Memikat, yang diteruskan iklannya. Karena Itu ada gangguan-gangguan digital yang nantinya bisa mengganggu,” kata Denny.
Pembelajaran Tak Menyuluruh
Walaupun peta online Menyediakan layanan informasi Daerah yang lebih variatif, tetapi peta online tidak bisa Menyediakan gambaran secara mendetail. Menurut Denny, peta online tak bisa Menyediakan informasi menyeluruh.
“Peta digital itu terbatas Ke layar kecil,” katanya.
Untuk Kegiatan yang sama, diluncurkan juga Literatur Atlas Indonesia dan Dunia karya Randhi Atiqi, yang diterbitkan Dari Penerbit Erlangga. Atlas ini merupakan referensi geografi Untuk pelajar, guru, dan keluarga.
Sesuai Didalam namanya, atlas ini mencakup informasi geografis tentang Indonesia dan berbagai belahan dunia. Kelebihan utama Literatur ini terletak Ke konten yang mutakhir, termasuk penyajian 38 provinsi terbaru.
Informasi Ke dalamnya mencakup peta, data geografis, lokasi Memikat, dan fakta unik yang memperkaya pengetahuan pembaca. Lebih Untuk sekadar kumpulan peta, atlas ini menyajikan berbagai materi penting yang mendukung pemahaman geografi secara menyeluruh.
Ke dalamnya terdapat peta dunia yang informatif dan Memikat secara visual, penjelasan mengenai atmosfer, iklim, hidrosfer, dan elemen-elemen geografi lainnya.
Literatur ini juga Menyoroti jenis-jenis proyeksi peta yang membantu Pemakai memahami cara kerja kartografi. Samping Itu, disediakan pula peta tematik seperti peta curah hujan yang berguna Untuk pembelajaran lingkungan.
(cyu/twu)
Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Alih-alih Pakai Google Maps, Ini Pentingnya Belajar Geografi Untuk Atlas











