Mahasiswa Jogja Doyan Nongkrong Hingga Kafe, Segini per Bulannya



Jakarta

Nongkrong Hingga kafe ternyata menjadi Life Style (lifestyle) yang Gaya Hingga kalangan mahasiswa Jogja. Hal ini terungkap Lewat Survei Biaya Hidup Mahasiswa (SBHM) 2024 yang dilakukan Didalam UPN Veteran Yogyakarta dan Bank Indonesia (Bankindonesia).

Menurut survei terbaru ini, mahasiswa Jogja rata-rata Mengintroduksi biaya Sebagai lifestyle mencapai Rp 685.824,00 (23%). Lifestyle ini Didalam Sebab Itu pengeluaran tertinggi kedua Sesudah makan dan minum yang mencapai Rp 780.431,00 per bulan.

Secara keseluruhan, survei Menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran biaya hidup mahasiswa Jogja lebih tinggi dibandingkan Upah Minimum Provinsi Lokasi Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun 2024 sebesar Rp 2.125.898,00, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Habiskan Rp 150-an Ribu Sebagai Hingga Kafe

Ketua Pusat Studi Ekonomi Keuangan dan Industri Digital (PSEKUIN) UPN Veteran Yogyakarta, Ardito Bhinadi, menjelaskan bahwa Gaya Life Style ini berkembang Ke survei Sebelumnya tahun 2020.

Menurutnya, dulu kafe Hingga Jogja belum menjamur seperti sekarang. Tetapi, Di 5 tahun terakhir, kafe Lebihterus berkembang pesat dan menjadi Pada Di Life Style mahasiswa Hingga Jogja.

“Didalam Sebab Itu kafe itu selain nongkrong, ya sudah menjadi Pada Di Life Style. Mengerjakan tugas pun Didalam Sebab Itu ada style-nya, tidak sekadar mengerjakan tugas, gitu ya. Dulu kan Hingga perpustakaan, Hingga ruang baca kampus, bikin kerja kelompok, sekarang ya sudah Hingga kafe aja,” ucapnya kepada detikEdu.

Di survei, rincian preferensi Life Style mahasiswa Jogja, secara urutan dikeluarkan Sebagai:

1. Skincare dan body treatment – Rp 191.495,00 (28%)

2. Nongkrong Hingga kafe – Rp 153.241,00 (22%)

3. Liburan dan hiburan – Rp 149.019,00 (22%)

4. Latihan – Rp 96.760,00 (14%)

5. Game online/Gadget Lunak berbayar – Rp 95.309,00 (14%)

Jika dilihat Di jenis kelamin, responden laki-laki lebih banyak menghabiskan pengeluaran Sebagai nongkrong Hingga kafe dibanding Didalam perempuan. Laki-laki menghabiskan Rp 152,9 ribu per bulan, sedangkan perempuan Rp 146,1 ribu.

Sambil perempuan, lebih banyak menghabiskan pengeluaran ‘lifestyle’ Sebagai skincare & body treatment dibanding laki-laki.

Life Style Mahasiswa Di Luar Jawa Lebih Tinggi

Ardito juga menjelaskan bahwa Di preferensi Life Style, mahasiswa yang berasal Di luar Pulau Jawa cenderung Memperoleh pengeluaran Sebagai lifestyle lebih tinggi.

“Kita bisa lihat Hingga situ pengeluaran antarpulau. Jawa itu paling bawah, ya yang tinggi ya Di Kalimantan, Sulawesi,” ucapnya.

“Nah mengapa kita pilih antarpulau, Lantaran ternyata kita juga bisa melihat style-nya, preferensinya Hingga mana sih. Siapa sih yang paling doyan makan. Siapa sih yang paling doyan lifestyle, mahasiswa itu Di mana bisa kita deteksi,” imbuh Ardito.

Secara urutan Di yang tertinggi, berikut ini data pengeluaran Sebagai lifestyle Di berbagai pulau.

– Pulau Sulawesi: Rata-rata Rp 899.147,00 per Bulan

– Pulau Sumatra: Rata-rata Rp 756.151,00 per Bulan

– Indonesia Timur: Rata-rata Rp 734.308,00 per Bulan

– Pulau Kalimantan: Rata-rata Rp 726.373,00 per Bulan

– Pulau Jawa: Rata-rata Rp 661.606,00 per Bulan

“Di data kami, kalau kita lihat (mahasiswa) Di Sulawesi itu yang paling tinggi Sebagai pengeluaran lifestyle. Ada dua faktor Bisa Jadi, satu faktor ekonomi, dua faktor kultur,” ungkap Ardito.

Sebagai informasi, Survei Biaya Hidup Mahasiswa telah ada Sebelum 2008 dan dilakukan setiap empat tahun sekali. Survei ini bertujuan salah satunya Sebagai memperlihatkan biaya hidup dan preferensi konsumsi mahasiswa Hingga DIY.

Ke 2024, survei melibatkan 2.000 mahasiswa Di 43 perguruan tinggi menggunakan kuesioner tatap muka langsung Didalam sampling error hanya 2,23%. Survei dilakukan Pada kurun waktu 26 Maret-22 April 2024.

Hingga Di, Ardito mengatakan Akansegera memperbesar sampel responden mahasiswa, tidak hanya jenjang Diploma dan Sarjana.

“Sampelnya (Hingga Di Akansegera) diperbesar. Syukur-syukur bisa mencakup semua perguruan tinggi. Tahun ini kan hanya meng-capture yang Diploma dan S1,” katanya.

“Sekarang, Didalam banyaknya S2-S3 Hingga DIY ini ya, Bisa Jadi perlu juga. Saya kalau mau melanjutkan S2 Hingga Jogja berapa sih biaya hidupnya. Itu penting juga (Hingga Di),” pungkasnya.

(faz/nwk)

Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Mahasiswa Jogja Doyan Nongkrong Hingga Kafe, Segini per Bulannya