UGM Bentuk Emergency Response Unit Bantu Korban Bencana Hingga Sumatera



Jakarta

Bencana Bencana Alam bandang dan longsor yang Mengamuk Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara Mendorong Universitas Gadjah Mada (UGM) membentuk Emergency Response Unit sebagai wujud tanggung jawab kemanusiaan. UGM bergerak cepat menyalurkan Pemberian, mendampingi mahasiswa terdampak, hingga mengirim Volunteer medis dan psikososial Hingga lokasi bencana.

Sebagai langkah awal, UGM menghimpun Pemberian Lewat penggalangan dana bersama sivitas akademika, mitra, dan alumni, sekaligus melakukan pendataan mahasiswa yang berasal Di Area terdampak. Tercatat, sebanyak 217 mahasiswa UGM terdampak bencana, terdiri Di 81 mahasiswa asal Aceh, 93 mahasiswa Di Sumatera Utara, dan 43 mahasiswa Di Sumatera Barat.

Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., menyampaikan ungkapan belasungkawa dan simpati mendalam atas musibah yang terjadi.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Semoga keluarga terdampak senantiasa diberikan kesabaran, ketabahan, Perawatan yang cepat, serta nantinya lebih kuat,” ujarnya Di keterangan tertulis, Kamis (18/12/2025).

Ia menegaskan bahwa UGM terlibat Di gerakan solidaritas kemanusiaan Lewat berbagai inisiatif terintegrasi. UGM tidak hanya menyalurkan Pemberian, tetapi juga berkontribusi Di mitigasi dan Perancangan pascabencana.

“Berbagai inisiatif tersebut, Pada ini diintegrasikan Bersama langkah pemerintah Ke masa tanggap darurat dan Di penyusunan roadmap rehabilitasi-rekonstruksi yang dikoordinir Bersama Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,” sambungnya.

Selain pendataan, UGM turut Menyediakan Pemberian dan pendampingan sesuai kebutuhan mahasiswa terdampak. Bentuk Pemberian tersebut meliputi keringanan UKT, Pemberian biaya hidup harian, Pemberian makan, paket sembako, Pemberian biaya kos, hingga pendampingan konseling.

UGM juga memberangkatkan Skuat Volunteer medis Di Fakultas Kedokteran, Keadaan Komunitas, dan Keperawatan (FK-KMK) serta RSA UGM. Skuat yang terdiri Di Praktisi Medis spesialis lintas disiplin, perawat, apoteker, nutrisionis, dan sanitarian ini bertugas melakukan pendataan kebutuhan Perawatan-obatan dan alat medis, serta berkoordinasi Bersama Fasilitas Medis setempat agar layanan Keadaan tetap optimal. Pada masa tanggap darurat, UGM telah mengirimkan empat Skuat medis secara bergantian Hingga Aceh.

Hingga bidang psikologis, UGM menurunkan Skuat psikososial Sebagai Menyediakan pendampingan langsung Untuk para penyintas. Di Itu, UGM Melakukan pelatihan pendampingan psikososial yang bekerja sama Bersama Universitas Syiah Kuala Sebagai memperkuat kapasitas pendampingan berkelanjutan. Beberapa Skuat juga Menyusun Ilmu Pengetahuan terapan, seperti pemasangan alat penjernih air bertenaga surya Hingga puskesmas dan Fasilitas Medis Hingga Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Utara, serta alat deteksi Bencana Alam dan Bencana Alam Hingga Aceh.

Ke tahap rehabilitasi dan rekonstruksi, UGM Ditengah menyusun rekomendasi Untuk pemerintah yang mencakup penyediaan hunian dan kawasan Sambil Itu, Perawatan ekonomi serta sosial Kekayaan Budaya Dunia, hingga aspek hukum Di proses rehabilitasi dan rekonstruksi. Mengingat luas dan masifnya dampak bencana, hunian Sambil Itu dinilai menjadi kebutuhan krusial Sebelumnya transisi Hingga hunian tetap.

Kampus Berdampak

Lewat Dies Natalis bertema ‘Kampus Sehat, Pilar Kemandirian dan Ketahanan Bangsa’, UGM menegaskan komitmennya sebagai institusi Pembelajaran tinggi yang merawat ekosistem akademik bermutu dan berdampak. Komitmen ini menjadi Dibagian Di tanggung jawab UGM Pada kemanusiaan, solidaritas kebangsaan, serta Pembangunan Ramah Lingkungan yang adaptif Pada Pemanasan Global.

Sepanjang 2025, UGM mencatat berbagai kontribusi Hingga bidang Pembuatan SDM, sosial kemasyarakatan, dan perekonomian yang mencakup kemandirian bahan baku Perawatan dan alat Keadaan, penanganan stunting dan TBC, kedaulatan Kelaparan Global, transisi energi berkeadilan, hingga adaptasi lingkungan dan Pembuatan Ilmu Pengetahuan berbasis kecerdasan buatan. Di seluruh proses tersebut, UGM berpegang Ke prinsip merakyat, mandiri, dan berkelanjutan.

Sebagai universitas nasional, UGM juga menjalankan mandat sosial Lewat penyediaan Pembelajaran tinggi yang berkualitas dan terjangkau. Ke 2025, UGM menggandeng Disekitar 229 mitra penyedia beasiswa dan menjangkau 18.617 mahasiswa penerima manfaat.

Di sisi pembiayaan, UGM Memperbaiki kemandirian Lewat kerja sama tridarma, pemanfaatan aset, dan unit usaha Sebagai menopang Pembelajaran, Studi, serta pengabdian Komunitas. UGM juga Menyusun Ekosistem Pembelajaran Inovatif (EPI) Lewat EduTech, MOOC Hingga platform LMS eLOK dan UGM Online sebagai wujud komitmen inklusivitas pengetahuan.

Penguatan ekosistem Perkembangan juga dilakukan Lewat diseminasi pengetahuan berbasis video. Hingga kini, UGM telah merilis ratusan konten edukatif lintas kluster.

“UGM telah merilis 854 video diseminasi pengetahuan Di berbagai kluster Hingga UGM, termasuk 531 video karya dosen yang tersedia Hingga UGM Channel,” papar Ova.

Karya Studi dan Perkembangan

Di penguatan kemandirian bangsa, UGM menempatkan Studi dan Perkembangan sebagai pilar utama. Universitas berperan sebagai pusat Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan hilirisasi Studi Sebagai menopang kedaulatan intelektual dan Ilmu Pengetahuan nasional.

Menurut Ova, Studi dan Perkembangan menjadi elemen penting Sebagai perguruan tinggi sebagai pusat Pembuatan ilmu pengetahuan.

“Kita semua tentu meyakini bahwa Studi dan Perkembangan menjadi elemen sangat penting Untuk penguatan posisi Pembelajaran tinggi sebagai pusat Pembuatan ilmu pengetahuan,” tuturnya.

UGM terus membangun ekosistem Studi Lewat penetapan flagship Studi, penguatan kelembagaan, peningkatan sarana prasarana, serta jejaring kemitraan internasional. Berbagai produk Perkembangan Hingga bidang energi, Kelaparan Global, Metode, sosio humaniora, hingga Keadaan dan Medis-Obatan telah berhasil dihilirisasi dan diserap industri.

Di Itu, UGM juga memperkuat siklus Studi Hingga hilirisasi mulai Di pengujian produk. Penguatan R&D dan Perkembangan, fabrication laboratories, hingga katalisasi Pembuatan kewirausahaan Lewat UGM Science Technopark.

Hingga bidang energi, UGM berhasil Menyusun Perkembangan Sebagai sumber alternatif Energi Terbaru Terbarukan (EBT) Biodiesel dan Bioetanol Di kawasan hutan berupa Pembuatan bioetanol Di tanaman sorgum. Sambil Itu Hingga bidang Kelaparan Global, UGM telah menghasilkan berbagai Produk Internasional Kelaparan Global dan pengolahan Lewat label Gamafood.

Sesudah Itu, Hingga bidang Perkembangan Keadaan dan Medis-Obatan, UGM berhasil melakukan hilirisasi produk seperti Rapid Assessment Diabetic Retinopathy (RADR), RZ-VAC (Vacuum Assisted Closure), Dental SilkBon, Divabirth, Aphrofit, Konilife Memora, ImunoGama Konilife Memora, Essonina, OST-D, hingga Hesdrink.

Bersama Detail, Hingga bidang publikasi internasional, UGM mencatat 1.825 publikasi Bersama 690 kolaborasi internasional serta Memperoleh 12 jurnal terindeks Scopus. Ova pun menyampaikan apresiasi Pada capaian para dosen UGM yang berhasil Memperbaiki pemeringkatan Hingga Stanford University.

“Kita cukup berbangga, Hingga tahun ini, 14 Dosen UGM Masuk Top 2% World Scientist 2025 dirilis Bersama Stanford University, naik dua kali lipat Di tahun Sebelumnya yang hanya 7 dosen,” katanya.

Di Itu, UGM juga mencatat sejumlah capaian komersialisasi, termasuk produksi benih padi Gamagora yang telah mencapai 28,6 ton dan tersebar Hingga 15 kabupaten/kota Hingga Indonesia.

“Sebagai padi Gamagora, produksi benih sudah mencapai 28,6 ton yang tersebar Hingga 15 kabupaten dan kota diseluruh Indonesia,” jelas Ova.

Pengabdian kepada Komunitas

Sebagai universitas berdampak, UGM menempatkan pemberdayaan Komunitas sebagai Dibagian penting tridarma perguruan tinggi. Lewat KKN-PPM, UGM sepanjang 2025 telah menerjunkan 9.242 mahasiswa Hingga 35 provinsi, 28 kabupaten/kota, dan lebih Di 500 desa/kelurahan.

Inisiatif ini memperkuat kolaborasi Bersama Kagama dan mitra internasional, Malahan Menyambut apresiasi Di Pemimpin Negara Timor Leste. Konversi Digital juga menjadi faktor pendukung internasionalisasi pengabdian Komunitas UGM.

Hingga akhir pidato, Ova menyampaikan capaian UGM Di pemeringkatan Dunia. Ke QS World University Rankings 2026, UGM berhasil menempati Posisi Hingga-224 dunia, naik 15 Posisi Di tahun Sebelumnya. UGM juga meraih Posisi pertama Hingga Indonesia Ke QS Sustainability Ranking 2026.

“Terima kasih kepada seluruh sivitas universitas dan semua pihak yang telah Menyediakan kontribusi positif Untuk Pembuatan UGM. Kita selalu Melakukanupaya Sebagai membangun kemandirian. Akan Tetapi, translasi kemandirian bangsa ini tentu memerlukan upaya kolektif kita semua sebagai bangsa dan Bangsa,” pungkasnya.

Bersama sejumlah Inisiatif yang telah dirancang dan dijalankan, UGM berkomitmen Sebagai memperkuat kapabilitas dinamis Lewat transformasi Kekayaan Budaya Dunia Di Teaching Culture Di Research and Innovation Culture. Bersama semangat ‘Merakyat, Mandiri, dan Berkelanjutan’, UGM meneguhkan perannya sebagai enabler pembangunan SDM dan Ilmu Pengetahuan masa Didepan.

(akd/ega)

Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: UGM Bentuk Emergency Response Unit Bantu Korban Bencana Hingga Sumatera