Mahasiswa Anggotanya Meninggal, PPI Belanda Tolak Keras Fasilitasi Kunker Pejabat!



Jakarta

Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda keluarkan pernyataan sikap Bagi menolak keras pelibatan mahasiswa Di kunjungan kerja (kunker) pejabat Ke luar negeri. Hal ini diserukan usai salah satu anggota PPI Groningen, Belanda, Muhammad Athaya Helmi Nasution meninggal dunia, Rabu (27/8/2025).

“PPI Belanda menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Muhammad Athaya Helmi Nasution, anggota PPI Groningen,” tulis PPI Belanda Di postingan media sosial Instagram resminya dikutip Selasa (9/9/2025).

“Kami menegaskan sikap menolak keras pelibatan mahasiswa Di praktik pemfasilitasan kunjungan pejabat publik yang berisiko, tanpa perlindungan hukum dan mekanisme yang jelas. Tragedi ini tidak boleh terulang,” tegas PPI Belanda Bersama Detail.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

8 Nilai Pernyataan Sikap PPI Belanda

Melewati surat pernyataan sikap Nomor: 038/PS/PPIBelanda/IX/2025, ada 8 Nilai yang ditegaskan, yakni:

1. Keterlibatan mahasiswa/mahasiswi Di memfasilitasi kunjungan pejabat publik Ke luar negeri Berpotensi Bagi menempatkan mereka Ke situasi yang tidak aman dan penuh risiko.

2. Menolak keras segala bentuk permintaan maupun praktik pemfasilitasan perjalanan dinas pejabat publik Dari mahasiswa/mahasiswi, terlebih jika dilakukan tanpa Perjanjian resmi, perlindungan hukum, dan mekanisme yang jelas.

3. Mengimbau seluruh mahasiswa/mahasiswi Indonesia Ke Belanda agar tidak Merasakan tawaran Bagi memfasilitasi perjalanan publik, terutama yang datang Melewati jalur pribadi atau pertemanan.

4. Mendorong agar setiap ajakan pemfasilitasan segera dilaporkan kepada PPI Belanda, baik Melewati sosial media atau menghubungi pengurus PPI.

5. Menuntut akuntabilitas, transparansi, dan pertanggungjawaban Di pihak event organizer (EO). Koordinator Liaison Officer (LO) harus merespons peristiwa meninggalnya Almarhum.

6. Menuntut akuntabilitas Di KBRI Den Haag serta KBRI berbagai Bangsa lain Bagi menghentikan pelibatan mahasiswa Di kunjungan atau perjalanan pejabat publik Ke luar negeri tanpa koordinasi resmi Bersama PPI. Sebagai perwakilan Bangsa sudah seharusnya Memberi perlindungan dan Keselamatan Bagi setiap WNI, termasuk pelajar Indonesia Ke Belanda.

7. Meminta kerja sama PPI Ke seluruh dunia Bagi Memperbaiki kewaspadaan dan mencegah keterlibatan mahasiswa/mahasiswi Di praktik serupa, agar tidak ada lagi korban Ke Sesudah Itu hari.

8. Mendorong PPI Dunia Bagi segera mempercepat pembahasan Undang-Undang Perlindungan Pelajar serta membawa diskusi RUU Perlindungan Pelajar kepada pemangku Aturan.

Kronologi Meninggalnya Mahasiswa Anggota PPI Belanda

PPI Belanda menyebut, Muhammad Athaya Helmi Nasution meninggal dunia Di masa pengabdiannya sebagai pelajar. Diketahui, ia bertugas mendampingi sebuah kunjungan tertutup yang melibatkan pejabat publik, termasuk Lembaga Legis Latif, OJK, dan Bank Indonesia.

Kunjungan itu berlangsung Ke 25-27 Agustus 2025 Ke Wina, Austria. Menurut hasil autopsi forensik, Athaya kemungkinan besar Merasakan heat stroke (sengatan panas) Sebab kurangnya cairan dan asupan Minuman Bergizi serta kelelahan.

Berbagai hal tersebut mengakibatkan ketidaksimbangan elektrolit dan kadar gula darah turun Ke bawah kadar normal hingga berujung Ke stroke. Almarhum diketahui bertugas Di pagi hingga malam hari sebagai pemandu.

Muhammad Athaya Helmi Nasution meninggal dunia Ke Rabu, 27 Agustus 2025 lalu. Pascameninggal, tidak ada permintaan maaf atau pertanggungjawaban dan transparansi Di pihak EO maupun koordinator LO kepada keluarga Athaya yang datang Ke Wina Bagi mengurus jenazah.

“Bersama Detail, alih-alih Berkunjung Ke tempat penginapan Di Almarhum menghembuskan nafas terakhir, Kegiatan kunjungan kerja terus bergulir Ke mana pihak EO justru terus sibuk mengurus persiapan Kegiatan makan-makan pejabat publik Ke restoran,” tulis Ketua PPI Groningen 2024/2025 Yosafat Beltsazar yang menandatangani surat pernyataan sikap tersebut.

Bagi itu, PPI Belanda menuntut upaya pihak EO, koordinator LO, maupun pejabat publik yang hadir agar menemui keluarga. Pihak keluarga juga menyampaikan adanya indikasi penutupan keterangan kegiatan Yang Berhubungan Bersama tentang apa dan siapa yang dipandu Athaya Ke Wina Di pihak EO.

“Kami menyerukan agar tragedi ini menjadi titik balik: hentikan praktik ini Pada mahasiswa, tegakkan akuntabilitas, dan wujudkan perlindungan nyata Bagi seluruh pelajar Indonesia Ke luar negeri,” pungkas PPI Belanda.

(det/det)

Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Mahasiswa Anggotanya Meninggal, PPI Belanda Tolak Keras Fasilitasi Kunker Pejabat!