Jakarta –
Cara Hidup manusia kerap disebut sebagai biang kerok kerusakan alam dan kehidupan Hingga Bumi. Lantas, apakah manusia bisa hidup Hingga Bumi tanpa merusak planet ini?
Mutakhir-Mutakhir ini, dosen dan peneliti Klaus Hubacek Di Universitas Groningen, Belanda mengatakan ada kemungkinan manusia dapat hidup tanpa merusak Bumi. Sejumlah caranya dijabarkan peneliti Yu Liu Shao dan Hubacek Di studinya yang dipublikasi Hingga jurnal Nature.
Tetapi, Hubacek menekankan warga Bumi butuh Aturan yang ilmiah dan patuh Berencana Aturan tersebut. Ia menilai percuma Sebagai membuat Aturan yang disusun berdasarkan bukti-bukti ilmiah jika tidak ada kemauan politik Sebagai mengatasi Pemanasan Global.
“Saya melakukan pekerjaan ini terutama Sebab minat akademis saya. Tetapi saya juga tidak ingin membuang-buang waktu saya Sebagai sesuatu yang tidak berarti. Yang kita butuhkan adalah Aturan berbasis bukti,” kata Profesor Sains, Keahlian, dan Komunitas ini, dikutip Di laman kampus.
Cara Hidup Hingga Bumi Tanpa Merusak Planet
Tidak Melewati Batas Planet
Berdasarkan hasil studi Shao dan Hubacek Berencana batas-batas Kesejajaran Bumi, Di dasarnya, cara hidup Hingga Bumi tanpa merusak planet adalah Di tidak melanggar batas pemakaian sumber daya alam dan batas Karya yang berdampak Di Bumi.
Sebelumnya Di 2009, ilmuwan sudah menetapkan sembilan batas planet, yaitu indikator perusakan Bumi. Melewati batas planet berarti terlah terjadi kerusakan yang tidak bisa dipulihkan Di stabilitas dan ketahanan Bumi.
Batas planet Di lain tingkat pengasaman laut dan penggunaan air tawar secara Dunia. Cara pemakaian sumber daya alam, bentuk Karya, limbah yang dihasilkan, hingga Cara Hidup yang tidak berkelanjutan berisiko merusak Bumi Di cara yang tidak bisa dipulihkan.
Di 2023, enam Di sembilan batas planet sudah diterobos. Merespons masalah ini, Shao dan Hubacek coba mencari cara agar batas planet tidak makin dilanggar dan Justru pulih.
Ubah Konsumsi Karena Itu Berkelanjutan
Mereka mendapati, dampak konsumsi penduduk Bumi Di lingkungan bisa berkurang 25-53 persen jika 20 persen konsumen teratas dunia mengubah kebiasaan konsumsi Karena Itu pola berkelanjutan.
Contohnya Memangkas, memakai ulang, dan mendaur ulang produk kemasan plastik dan nonplastik yang Berpotensi Sebagai Karena Itu sampah. Memangkas konsumsi daging merah dan memperbanyak konsumsi kacang-kacangan dan polong-polongan juga dapat Memangkas emisi Yang Berhubungan Di Konsumsi Di signifikan.
Hasil studi Menunjukkan, perubahan pola konsumsi menjadi berkelanjutan Hingga sektor Konsumsi dan jasa saja bisa bantu mengembalikan batas-batas planet yang kritis Hingga batas aman.
Hubacek menggarisbawahi, pola konsumsi berkelanjutan terutama perlu diterapkan orang kaya. Ia menjelaskan, satu persen penduduk dunia terkaya Di ini menghasilkan 50 kali lebih banyak gas Tempattinggal kaca daripada empat miliar penduduk Bumi Hingga 50 persen terbawah.
Hasil analisis dampak pola pengeluaran Di enam indikator utama lingkungan tersebut diperoleh Shao dan Hubacek Di kumpulan data ekstensif yang meliputi 201 kelompok konsumsi Hingga 168 Negeri.
Ubah Cara Hidup
Sebelumnya Di jurnal Nature Climate Change, hasil studi Yanxian Li bersama rekan-rekan dan Hubacek Menunjukkan jika satu persen orang terkaya Hingga dunia makan lebih sedikit daring merah serta lebih banyak kacang-kacangan dan polong-polongan, emisi Yang Berhubungan Di Konsumsi bisa turun 17 persen.
Persentase penurunan emisi Dunia tersebut Justru bisa terjadi sekalipun penduduk Hingga Negeri-Negeri yang lebih miskin Memperbaiki konsumsi daging merahnya.
Hasil studi Chaohui Li beserta rekan-rekan dan Hubacek Di Journal of Environmental Management Menunjukkan, sektor peternakan bisa mengancam batas-batas planet. Tetapi, cara mengatasinya juga perlu memerhatikan konteks aspek-aspek kehidupan per Daerah.
“Tentunya ada perbedaan, ya. Pola makan berbasis tumbuhan tidak cocok Sebagai orang nomaden tradisional Mongolia, yang bergantung Di yak dan susunya,” jelasnya.
Ada Harapan, Tapi…
Hubacek mengatakan ada banyak cara menyelamatkan Bumi Di kerusakan yang sudah disuarakan peneliti lain. Tetapi, percuma jika warga tidak menerapkan dan pemerintah justru mensubsidi Karya dan perilaku yang merusak.
Ia mencontohkan, Bantuan Pemerintah bahan bakar fosil Di ini tidak sebanding Di mitigasi kerusakannya, seperti Pph karbon dan perdagangan karbon.
“Dan ada juga banyak Aturan yang tidak konsisten, seperti Mendorong penggunaan pompa termal dan, Di Di yang sama, menaikkan harga listrik yang mereka gunakan,” ucapnya.
(twu/nwk)
Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Apakah Manusia Bisa Hidup Hingga Bumi Tanpa Merusak Planet Ini?