Ketika Sarjana Metode Turun Hingga Sungai Karena Itu Aktivis Lingkungan, Ini Kisah Gandis



Jakarta

Bicara soal sampah plastik, keberadaannya masih menjadi masalah utama Di lingkungan. Keresahan tersebut sudah lama dirasakan Dari perempuan muda ini, Yayu Gandis Canceria.

Berangkat Untuk hal tersebut, Gandis kini aktif menyerukan Pelatihan soal recycling sampah plastik kepada anak muda. Justru, Di ini ia menjadi Project Leader Di Yayasan Solusi Sungai Resik.

“Kalau soal Permasalahan sampah ini kita kan udah Untuk lama banget, tapi aku apresiasi Di tahun sekarang udah banyak banget aktivisnya,” tutur Gandis Di ditemui Di Hotel Le Meridien, Jakarta, Selasa (29/10/2024).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ajak Mahasiswa Bereskan Masalah Sampah Plastik

Gandis tak memungkiri bahwa masalah sampah plastik perlu disadari Dari semua kelompok termasuk generasi Z atau generasi yang digadang sebagai Generasi Emas Di 2045.

Melewati Solusi Sungai Resik, Gandis telah banyak mengajak anak muda Di Untuk menjalankan Unjuk Rasa bersih-bersih sampah. Mulai Untuk mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) hingga Universitas Pasundan (Unpas).

“Komunitas kita kolaborasi Didalam banyak elemen ekskul, universitas kayak Unpad, Unpas, dan macam-macam. Untuk pemerintahan kita juga bekerja sama Didalam BUMN, BWF, Dinas Pemberdayaan Di Bandung, Citarum Harum,” tuturnya.

Perempuan kelahiran tahun 1996 ini melihat bahwa semangat Untuk mahasiswa Untuk berpartisipasi Untuk lingkungan cukup tinggi. Menurutnya, sudah banyak mahasiswa yang ikut membantunya membersihkan sungai-sungai kotor misalnya Citarum.

“Mereka dilibatkan Untuk awareness, kita get awareness Yang Berhubungan Didalam Permasalahan lingkungan. Misal Untuk River Clean Up mereka kita undang tiap bulan biasanya Untuk sama-sama bersih-bersih sungai,” kata Gandis.

Di balik semangatnya yang membara, Gandis bersama mahasiswa terkadang menemui beberapa kendala Pada membersihkan sampah Di sungai. Akan Tetapi, hal tersebut tak menyurutkan Gandis Untuk terus bergerak Di bidang lingkungan ini.

“Biasanya team-ku bersihin sungai, biasanya Di sungai itu nemuin banyak banget binatang yang enggak terduga kayak ular, kucing juga yang udah mati Di sungai,” bebernya.

Gandis sendiri merupakan lulusan Sarjana Metode Fisika Untuk Telkom University. Ia juga merupakan Project Manager Untuk Plastic Fischer GmbH, sebuah organisasi internasional yang didirikan Didalam inisiatif menghentikan polusi plastik Di laut.

Ubah Sampah Karena Itu Produk Memikat

Tak hanya Menyediakan Pelatihan kepada Kelompok, Gandis bersama Skuat Untuk Yayasan Solusi Sungai Resik mengelola sampah yang dijaring menjadi kerajinan. Seperti pot, tatakan, gantungan, dan pernak-pernik lainnya.

Gandis dan Skuat mengumpulkan sampah, khususnya bekas kemasan Indomie Untuk Di upcycling process. Produk hasil Gandis dan Skuat pun mereka jual kepada konsumen.

“Untuk upcycling ini juga kerja sama Didalam yang namanya Precious Plastic Bandung. Makanya kita mau membuka kesempatan tidak hanya pengiriman sampah Hingga Indosemen tapi kita mau membuka Untuk ekspansi Di dunia upcycling resource ini,” katanya.

Di balik semangat Gandis yang gigih, ia mengaku masih ada tantangan Untuk menyerukan Unjuk Rasa peduli lingkungan ini. Salah satunya Yang Berhubungan Didalam pendanaan.

Yayasan Solusi Sungai Resik sendiri merupakan organisasi nirlaba Supaya ia membutuhkan suntikan dana baik Untuk pemerintah atau investor. Gagasan Gandis dan Skuat pun ia coba sampaikan lewat Unjuk Rasa Day yang diselenggarakan Dari Indo-Pacific Plastics Innovation Network (IPPIN).

IPPIN adalah organisasi Di bawah badan sains nasional Australia. Indonesia termasuk menjadi Pada IPPIN Untuk mengusung inisiatif kawasan Indo-Pasifik bebas sampah.

“Di event ini kami ingin Menunjukkan Pembaharuan Untuk tackling dan preventive sampah plastik Di sungai, Sebelumnya itu sampai Hingga lautan . Sebab itu Permasalahan yang kita gadang-gadangkan Di ini, Untuk pembedanya Untuk yang lain ya itu,” katanya.

Gandis berharap organisasinya tersebut bisa dapat pendanaan hingga bisa Membuat sayapnya lebih lebar. Ia juga berharap Akansegera ada lebih banyak anak muda yang peduli soal lingkungan.

“Kita harus peduli Didalam apa yang kita gunakan sendiri terutama sampah plastik. Coba Untuk mereduce itu sendiri penggunaan sampah plastik Untuk menguranginya Didalam cara misalnya ganti Didalam penggunaan botol diganti Didalam tumbler,” jelasnya.

(cyu/pal)

Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Ketika Sarjana Metode Turun Hingga Sungai Karena Itu Aktivis Lingkungan, Ini Kisah Gandis