288 Artefak Indonesia yang Dikembalikan Belanda Bisa Dilihat Publik 15 Oktober 2024



Jakarta

Kementerian Belajar, Kebudayaan, Studi, dan Ilmu Pengetahuan (Kemendikbudristek) Melewati Direktorat Jenderal Kebudayaan mengawal repatriasi (pemulangan kembali) 288 artefak bersejarah Didalam Belanda. Nantinya publik bisa melihat benda penuh sejarah ini.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid menjelaskan pihaknya sudah menyusun serangkaian Langkah khusus sebagai komitmen repatriasi. Tidak hanya bisa dinikmati, tetapi juga Berencana ada proses konservasi dan Studi berkelanjutan.

“Kami Berencana menyiapkan Langkah Belajar dan kegiatan interaktif yang bertujuan Sebagai mengedukasi Komunitas tentang nilai historis dan kebudayaan Didalam artefak tersebut,” katanya dikutip Didalam Kantor Berita Di, Selasa (24/9/2024).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Studi berkelanjutan Berencana dilakukan bersama asli Sebagai mengetahui asal-usul artefak. Didalam Langkah Tersebut Berencana diketahui lebih mendalam tentang sejarah dan peran-peran benda tersebut.

“Melewati studi ini, kita tidak hanya Memperoleh kembali artefak tetapi juga memperkaya pemahaman tentang masa lalu, Agar memungkinkan generasi Pada ini dan yang Berencana datang Sebagai menghargai lebih Untuk warisan Kearifan Lokal Dunia yang kita miliki,” tambah sosok yang akrab dipanggil Farid ini.

Ketika sampai Di Indonesia, 288 artefak Berencana dikelola Dari Museum dan Cagar Kearifan Lokal Dunia atau Indonesia Heritage Agency. Penampilan pertama saksi bisu sejarah ini Berencana hadir Di pameran pembukaan kembali Museum Nasional Indonesia Di 15 Oktober 2024 mendatang.

Pameran ini Berencana menjadi kesempatan detikers Sebagai melihat langsung 288 artefak yang pulang kampung Didalam Belanda. Farid menambahkan kesempatan ini Berencana Dari Sebab Itu ajang pembelajaran dan apresiasi Bagi Indonesia.

“Menjadi ajang pembelajaran dan apresiasi Pada perjuangan dan kerja keras Indonesia Untuk memulihkan warisan budayanya,” paparnya.

Repatriasi Diusahakan Sebelum 2017

Upaya Perawatan dan pelestarian identitas nasional ini tidak serta merta terjadi Di tahun 2024. Ada berbagai perjuangan yang telah dilakukan Indonesia Sebelum 2017.

“Pengembalian ini adalah Pada Didalam agenda repatriasi yang telah disetujui Melewati nota kesepahaman atau (MoU) yang ditandatangani Dari kedua Negeri (Indonesia dan Belanda) Di tahun 2017,” cerita Farid.

Kesepakatan ditandatangani Dari Pembantu Presiden Pembantu Presiden Belajar, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda Eppo Egbert Willem Bruins Di Wereldmuseum, Amsterdam. Pada prosesnya Duta Besar RI Sebagai Belanda, Mayerfas juga hadir mendampingi.

Pemerintah Belanda dan Indonesia juga melakukan kerja sama intensif lanjutan. Salah satunya adalah studi provenans Sebagai meneliti sumber atau asal-usul kepemilikan temuan arkeologi.

Studi ini Berencana dilakukan mendalam agar keaslian dan asal-usul artefak bisa dipastikan Didalam benar.

Daftar 288 Artefak yang Pulang Kampung

Artefak yang direpatriasi Di dasarnya beragam termasuk Didalam koleksi Pertempuran Puputan Badung. Benda ini diambil Pada intervensi Belanda Di Bali Di tahun 1906.

Samping Itu ada arca-arca bersejarah Didalam Candi Singosari Di Jawa Timur. Koleksi ini meliputi satu arca Ganesha, arca Brahma, arca Bhairawa, dan arca Nandi yang Sebelumnya sudah dipulangkan Di repatriasi tahun 2023.

Koleksi lebih lengkap bisa dilihat secara langsung Di pameran pembukaan kembali Museum Nasional Indonesia Di 15 Oktober 2024 mendatang. Berminat Sebagai mengunjunginya detikers?

(det/nwk)

Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: 288 Artefak Indonesia yang Dikembalikan Belanda Bisa Dilihat Publik 15 Oktober 2024